30. Kehebohan Zidan

Start from the beginning
                                    

"Papa Idan juga ikut?"

"Iya sayang..."

"Kapan? Besok?" Tanya Jendra dengan polos.

"Enak aja! Papa juga harus ngumpulin kebaikan dulu Jen."

"Oke deh! Ajen mau mam cilok lagi sama Aki."

Zidan mengangguk lagi pada bocah berkaus singlet dan bersempak motif anna yang kini sudah kembali memakan cilok nya di lantai bersama Bima.

"Ada berita bahagia apa nih? Ngilang dua hari pulang-pulang sumringah bener nih.." Goda Safira yang sedang menyuapkan makanan nya pada sang putri.

Zidan pun bergaya sok malu-malu, membuat Tania naik pitam dengan kelakuan anak tengah nya itu. "Hehehee aduh akyu jadi mayu"

"Idan mama geplak kamu ya!" Tania sudah bersiap akan melemparkan sendal keramatnya pada sang putra. "Kamu kenapa sih? Kesurupan hah?"

"Biasa ma, sesajen nya habis kali. Makanya ngereog gitu." sahut Bima yang masih asik mengunyah cilok nya.

"Emang Idan lelembut apa? Enak aja si papa!" Dengus Zidan sebal, lalu ekspresi nya seketika berubah  menatap para warga di dalam rumah Narendra yang kini sudah berkumpul di ruang tamu yang luasnya cukup untuk mereka duduki bersama disana, kecuali Aji. "Idan mau kasih pengumuman."

"Pengumuman togel?" Tanya Pradana dengan iseng.

"Ish si Om! Udah gak jaman main togel tau Om! Sekarang mah main nya slot, tapi jangan mainan slot om, gak keren lah pokoknya. Rugi. Eh kenapa jadi bahas slot sih hahahah oke gengs, pokoknya pengumuman ini akan membuat kalian semua terkejoet! Dan tercengang!!!!!!"

"Gak usah bertele-tele kenapa sih?" Seru Tania yang sudah gatal sekali ingin menjewer telinga anaknya.

"Apa nih Ndra? Tante penasaran banget. Kamu gak ada niat pisah sama istri kamu kan?"

Zidan menggeleng keras. "Engga dong Tante geulis. Justru sebaliknya. Idan ajak Gia kesini."

"Kenapa gak disuruh masuk Dan? Ngada-ngada ih kamu mah." Tania berdiri yang langsung di hadang oleh putra nya di depan pintu.

"Eitsss, Sabar dong nyai. Duduk aja di samping tante Yuna. Sans..."

"Abisnya kamu malah sibuk ngelawak disini. Bukan nya ajak masuk istri nya."

"Dih siapa juga yang ngelawak. Tunggu disini ya." Zidan pun keluar buru-buru menghampiri istri nya yang memang sengaja ia suruh duduk di kursi teras rumah Narendra.

"Gia?" Seru Tania yang terkejut pun langsung berdiri sembari mengampiri menantu perempuan nya itu  apalagi melihat perubahan tubuh menantu nya yang sudah lama tidak ia temui.

"Ma, Mama apa kabar?" Tanya Gia pelan, mata nya sudah berkaca-kaca menatap mertua nya. Begitu juga dengan Tania yang ikut tidak bisa menahan tangis nya.

"Kamu–"

Gia mengangguk sembari memeluk mertua nya terlebih dahulu.

"Maafin Gia ya Ma.. sebagai menantu Gia udah mengecewakan mama dan papa. Gia salah banget, Gia minta maaf Ma.."

Tania yang juga membalas memeluk menantunya pun mengangguk. "Iya mama juga yang minta maaf sayang. Mama salah udah nuntut kamu. Mama gak sadar nyakiti hati menantu perempuan satu-satu nya mama. Maafin Mama ya sayang... kamu gak akan ninggalin Idan kan? Kamu tetep stay sama Idan kan?"

Gia mengangguk sembari merenggangkan pelukan nya. "Gia akan selalu sama Idan, Ma. Gia cinta banget sama Idan."

"Wesss cinta banget gak tuh.." sahut Zidan dengan jumawa.

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now