🥜 [14C] Mamanya Anastasya

307 27 2
                                    

Bab 14 Bagian C:
Mamanya Anastasya


•••••

Naomi mengintip kecil saat membuka pintu kamar mandi. Setelah dilihatnya aman, tidak ada kehadiran Boas, Naomi berjalan lega keluar dari sana. Sumpah serapah tidak lepas dari mulutnya yang memaki kebodohan yang ia lakukan. Betapa malu Naomi saat ini. Bahkan, untuk melihat wajah Boas saja ia tak berani.

Kekonyolan ini, tidak akan pernah Naomi lupakan dalam hidupnya. Bagaimana Boas dengan wajah datar bersama tatapan tanpa ekspresinya berjalan ke arah Naomi dan melilit dirinya bagaikan kepompong.

Pintu kamar diketuk dari luar. "Mama?" panggil Tasya.

"Iya sayang? Masuk aja, Kak." Naomi berseru dan tetap fokus pada cermin di hadapannya.

Tasya masuk ke kamar dan segera berjalan ke arah Naomi. "Mama. Papa ketiduran di kamarnya Tasya."

"Huh?" Naomi mengedipkan mata beberapa kali, heran dengan Boas. Bisa-bisanya pria itu tertidur pulas setelah melakukan aksi gila beberapa menit yang lalu.

Tasya memeluk tubuh Naomi dan menyadarkan kepalanya di dada wanita itu. "Kata papa, badannya sakit-sakitan. Papa sakit, Ma?"

Pertanyaan polos Tasya langsung menyentil hati Naomi atas keegoisannya selama ini membiarkan Boas tidur di sofa kecil itu. Perasaan bersalah kembali menyelimuti Naomi. Ia benar-benar tidak tahu diri.

"Makasih, ya, sayang udah kasih tau Mama. Nanti kalau kakak denger papa ngeluh sakit atau apapun itu, kasih tau mama, ya?" pinta Naomi sembari mengelus rambut Tasya yang lembut, tidak sanggup membalas pertanyaan sang anak karena merasa sangat bersalah.

••••

"Mas?" Naomi memanggil Boas pelan, masih berdiri satu langkah dari ranjang Tasya yang pria itu tiduri.

Tidak ada pergerakan dari Boas. Pria itu sangat nyenyak dalam tidur, bahkan terdengar suara dengkuran halus yang memenuhi ruangan bernuansa girly itu.

Naomi memberanikan diri untuk maju selangkah, tangannya tidak tinggal diam dan memegang lengan Boas, lalu berseru. "Mas? Bangun, Mas. Ini kamarnya Tasya."

Naomi memperkuat sentakan pada lengan Boas. "Mas Boas, bangun dulu. Makan terus kita pindah ke-awh!"

Tubuh Naomi tiba-tiba mendarat di atas ranjang yang sama dengan Boas. Begitu tiba-tiba hingga Naomi bahkan tidak bisa mencerna apa yang selanjutnya terjadi, yaitu tangan Boas dengan santainya mengeratkan pelukan pada pinggangnya.

Satu hal yang Naomi sadari beberapa detik setelahnya adalah, Boas yang--entah kerasukan setan apa-- menariknya dalam satu hentakan pelan, dan kini tubuh mereka saling bersentuhan dengan jarak yang sangat tipis, bahkan tidak ada sama sekali.

"Mas!" Naomi memekik tertahan seraya berusaha melepaskan diri dari kukungan lengan Boas yang berat. "Apa-apaan, sih?!" desisnya sekali lagi.

"Bentar dikit. Saya capek. Sedikit lagi, seperti ini saja untuk sebentar. Saya janji." Boas tiba-tiba bersuara di samping Naomi, lebih tepatnya di atas dahi Naomi.

Sensasi napas hangat Boas yang menerpanya, membuat Naomi meremang seketika, ada aliran listrik yang menyengat di seluruh tubuh dan membuat ia merinding. Demi Tuhan, Naomi tidak tahu perasaan ini, yang jelas aneh dan gilanya, Naomi nyaman dan senang.

Sial.

"Kamu wangi Citrus," bisik Boas, memejamkan mata dan menghidu aroma tubuh Naomi lebih jauh. "Saya suka, menenangkan."

Naomi mati-matian menahan diri untuk tidak melakukan hal gila selama pria itu berucap. Apa Boas tidak sadar, jika setiap ucapan pria itu, pun sentuhannya yang belum lepas dari Naomi menyumbang banyak debaran jantung yang menggila di dalam sana.

"Mas, masih lama?" Naomi menyerah, ia melambaikan tangan ke kamera. Jika tidak segera melepaskan diri, ia bisa-bisa hilang kontrol dan menyerang Boas.

Terdengar suara kekehan halus dari Boas. "Sorry, saya buat kamu enggak nyaman."

Boas lalu melepaskan diri dari Naomi, dan bangkit berdiri. Saat berbalik ke samping, ternyata Naomi sudah terlebih dahulu membuka pintu dan menghilang dari hadapannya. Tidak lama kemudian suara pesan singkat dari ponselnya berbunyi.

Mamanya Anastasya:
Mas, turun!
Udah aku panasin makanan.
Makan dulu, baru balik tidur.

Seutas senyum tipis kembali hadir di wajah Boas.

To be continued

Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)Where stories live. Discover now