🍍[4A] Swapped Bag

412 31 0
                                    

Bab 4 Bagian A:
Swapped Bag

Penerbangan kembali dilanjutkan dengan maskapai penerbangan yang berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penerbangan kembali dilanjutkan dengan maskapai penerbangan yang berbeda. Untungnya kali ini tempat duduk Naomi tidak berdekatan dengan pria menyebalkan itu.  Entah apa yang akan terjadi jika ia harus bersebelahan dengannya lagi. Bisa-bisa tekanan darah Naomi yang rendah berubah menjadi hipertensi. Amit-amit, ia masih muda, dan tidak mau terkena stoke.

Naomi memutuskan untuk tidur saja sambil menunggu hingga landing di bandara Charles de Gaulle Paris. Ah, rasanya lama sekali, dan Naomi sudah suntuk di langit. Ia ingin berjalan-jalan di Paris, melihat bangunan kota yang indah, dan masih banyak lagi yang akan ia lakukan, tentu saja salah dari list perempuan itu adalah pergi ke museum. Sebuah kerugian besar dan kebodohan tak terhingga jika ia tidak menginjakkan kaki ke museum-museum di City of Love ini, bukan?

Namun, karena kesulitan untuk tidur, Naomi memutuskan untuk menyudahi kesia-siaan itu. Lebih baik ia menonton saja. Hmm, semua film di sana hampir telah ia nonton. Pilihannya jatuh pada film Interstellar, garapan sutradara Christoper Nolan. Sungguh karya yang sangat menarik. Sepanjang menonton, Naomi tidak berhenti dibuat mengernyitkan dahi. Karya spektakuler, cara Storytelling dan alur yang nyaman dan plot twist. Baiklah, Naomi akan menyimpan baik-baik penjelasan Dr. Romliy kepada Tn. Cooper tentang lubang cacing. Kemana saja dirinya selama ini, sehingga film sebagus ini tidak ditonton sejak awal? Jika begini, ia semakin tidak sabar untuk menonton film terbaru pria itu.

Teringat kembali Naomi tentang masa lalunya bersama sang ayah, Karel. Karel sangat suka membahas tentang astronot, entahlah mungkin karena dulu sang ayah sempat berkeinginan menjadi astronot tapi gagal.

Naomi menghela napas berat. Mengingat Karel, membawanya pada anak-anak cabang pikiran yang berakhir pada pria yang secepatnya ia bawa ke depan kedua orangtuanya. Sungguh berat. Seharusnya setelah lulus, ia memikirkan tentang melanjutkan karirnya sebagai pegawai di sebuah perusahaan atau fokus pada beauty vlogger-nya, namun malah sebaliknya, ia harus berpikir mencari jodoh.

Alasannya, sudah jelas. Ia anak terakhir yang telah dicap sebagai penyakitan. Memiliki diabetes melitus tipe 1, tidak pandai bergaul, dengan masa lalu kelam, dan perilaku anehnya. Sedangkan kedua orangnya sudah berumur lanjut. Karel tahun ini menginjak 67 tahun dan sedang sakit parah dan bergantung pada BPJS, sementara sang bunda telah berusia 56 tahun yang sudah banyak uban dibandingkan rambut hitam. Di umur seperti itu, yang mereka inginkan adalah melihat anak bungsu mereka ini bahagia bersama orang yang tepat, agar kedepannya ada yang bisa mengurusi dirinya.

Ketiga saudara Naomi yang terpaut 18 belasan tahun? Sama sekali tidak bisa diharapkan. Kakak pertama dan ketiga Naomi adalah pegawai negeri dengan ijasah terakhir SMA, PNS lulusan SMA sederajat hingga D3 biasanya berada di golongan II. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan ke 18 atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil atau gaji PNS. Lalu anak-anak mereka berjumlah empat dan tiga orang, belum lagi kredit yang banyak membuat gaji mereka dipotong sehingga bisa setiap bulan menerima 300 ribu rupiah dan hanya bergantung pada TPB atau TPP. Sedangkan kakak keduanya memiliki toko kecil yang hanya bisa membiayai keluarganya.

Naomi paham maksud mereka baik, tidak ingin dirinya kesusahan. Akan tetapi, di satu sisi, ia terbebani secara fisik dan mental. Ia belum siap dengan pernikahan, ia masih ingin bebas dan menikmati masa lajangnya. Pernikahan adalah penjara tak kasat mata bagi Naomi. Tak perlu jauh, fakta nyata telah terjadi di keluarganya sendiri, sejak menikah, ketiga kakak-kakak Naomi menjadi berubah, dalam artian tidak sebebas yang dulu. Semua ada aturannya.

Sungguh, hidup dengan aturan sangatlah melelahkan. Bagaimana bisa kebebasan seseorang lenyap setelah menikah? Ya, memang sih, setelah menikah, artinya dirimu bukan lagi tentang dirimu saja, tetapi pasanganmu, bahkan keluarga besar. Menggabungkan kedua keluarga adalah perkara besar dan ribut.

Ah, memikirkan tentang menikah dan semua perintilannya saja mampu membuat Naomi sakit kepala. Mari, hentikan memikirkan hal itu, dan tidur.

••••

Tibalah mereka di bandara udara Charles de Gaulle Paris. Naomi menghidu udara yang berbeda dengan Jakarta. Kulit perempuan itu mendeteksi udara dingin. Maklumlah, sekarang bulan September, mendekati akhir dimana mulai peralihan dari spring  ke winter.

Setelah usai dengan urusannya di bandara, Naomi memutuskan untuk menunggu sang sahabat cantik dan baik hati, Odette di ruang tunggu bandara. Sejak awal mendengar namanya, Naomi langsung teringat karakter sebuah game yang hits akhir-akhir ini. Game yang sangat Naomi sukai jika tidak tahu harus berbuat apa.

Are you alone?” Pertanyaan itu dilayangkan dari seseorang yang berada samping Naomi.

To be Continued

To be Continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beauty and the Doctor (Senin & Rabu)Where stories live. Discover now