Jemima Pratista.

Abyasa selalu suka dengan helai anak rambut yang lepas dari ikatan yang digelung di belakang kepala Jemima.

Apalagi ketika tiupan angin dari pendingin ruangan membuatnya berkibar dan mengganggu Jemima, Abyasa selalu ingin menggantikan jemari wanita itu untuk menyelipkannya ke belakang telinga.

"Kayaknya ini karena kontur tanahnya beda deh, pak."

Wanita itu lalu menoleh pada Abyasa namun melihat bagaimana si tiran terus memandangi ia entah sejak kapan, Jemima langsung kembali menatap layar komputer di depannya.

Kebiasaan Abyasa yang selalu membuat Jemima makin sebal.

Abyasa selalu tak mau susah-susah memalingkan wajah ketika tertangkap basah sedang memandangi dirinya. Maksudnya ... Seseorang biasanya akan serba salah kalau ketahuan memandangi orang apalagi itu lawan jenis. Tapi tak berlaku pada Abyasa yang tetap akan memandangi sampai pria itu sendiri yang menyudahi.

Iya. Mungkin pria ini biasa saja. Masalahnya yang dipandang sedemikian rupa itu jadi kebat-kebit sendiri. Padahal Jemima sudah bertahun-tahun mengalami hal seperti ini namun ia masih belum terbiasa.

"Bapak mau saya lanjut?"

"Kapan saya suruh kamu berhenti?"

"Ya kalau gitu lihat kerjaannya, jangan liatin saya!" Lembar proposal di tangan wanita itu remas.

Ugh!

Kalau begini ia harus meminta salinannya lagi.

"Kamu ngatur-ngatur saya?"

"Ngga nga--aah." Jemima menyerah saja. Mendesah putus asa, ia kemudian memalingkan wajah dan satukan tatap dengan Aby yang masih terus memandangi ia.

Apa sih yang salah dengan wajahnya?!

"Karena kondisi tanahnya, maka material yang dipakai lebih banyak dengan kualitas yang berbeda juga." Jantung Jemima makin jumpalitan.

Abyasa memandangnya seperti ... Makanan yang ingin disantap.

"Tapi kebetulan kita juga belum mengunjungi lokasi." Wanita itu menghela napas begitu dalam. "Jadi...." Jemima buang wajah lagi.

Sial!

Abyasa tak akan berhenti memandangi dirinya.

"Saya atur jadwal bapak untuk pergi ke lokasi." Jemima gemetar.

Melepaskan lembar proposal yang tak sadar sudah terkoyak karena remasannya, Jemima mengambil iPad yang berada di sisi komputer.

Mulai mencari jadwal kosong untuk Abyasa, wanita itu diam beberapa saat ketika merasakan sebuah tekanan di balik dada. Tak membuatnya rasakan sakit, hanya tak nyaman karena debar yang terlalu kuat, membuat ia sesak.

"Besok jam tiga sore." Ia telan salivanya. "Nanti kita berangkat sama pak...." Jemima lupa siapa saja anggota yang terlibat dalam proyek ini. "Nanti saya cek lagi untuk penanggungjawabnya siapa aja."

Karena Abyasa marah-marah minggu lalu, Jadi ada beberapa anggota dari tim proyek yang ditarik dan dipindah untuk mengurusi proyek yang lain bahkan beberapa posisi ada yang digantikan oleh anggota lainnya. Jadi untuk proyek yang menyusul, sedang berada dalam kondisi carut marut. Tim yang sudah dipilih, tiba-tiba Abyasa ganti sesuka hati pria itu walau tujuannya tak salah.

Ada beberapa kepala tim yang memilih anggota bukan sesuai dengan bidangnya tapi yang bisa diajak kerjasama untuk saling menutupi.

"Tapi jam lima ada pertemuan sama klien dari Agung Sedayu Group. Jadi bapak--"

Personal Assistant : WIFE!Where stories live. Discover now