3 : Sleepover

99.1K 7.1K 408
                                    

Ketika tubuhnya menggeliat, yang ia rasakan bukan karpet kasar melainkan sesuatu yang lebih empuk dan hangat. Hal berbeda yang tak semestinya ia rasakan karena masih ingat sekali di mana sebelumnya ia berbaring. Jemima yang tadinya tidur begitu lelap, segera bangun dan terkejut ketika mendapati diri sudah berada di atas ranjang.

Rasanya tak mungkin ia tidur sambil berjalan, kan?

Langsung melihat ke sisi lain kasur pertama kali untuk memastikan jika di ranjang queen size ini ia hanya sendiri, barulah Jemima yang dapat bernapas lega, mengedarkan pandangannya.

Di mana orang yang asal tidur di kasurnya tadi?

"Sudah pulang?" Bahkan tanpa diusir, Abyasa pulang sendiri?

Itu keajaiban dunia yang patut dicatat di dalam buku atlas.

Tersenyum riang, terlihat begitu gembira sampai ia lupa tentang bagaimana bisa tiba-tiba tidur di ranjang, Jemima lalu merangkak untuk mengambil ponselnya yang sejak tadi ada di kasur. Mengintip pukul berapa saat ini, wanita itu terhenyak ketika melihat penunjuk waktu menampilkan angka 01.47.

Gila! Berapa jam dia ketiduran?

Jemima berdecak. Dia pasti sangat mengantuk karena alih-alih memanfaatkan hari libur dengan istirahat, ia malah maraton nonton K-Drama seolah tak ada hari esok saja. Tapi dipikir-pikir semenjak bekerja, Jemima memang tak seluang itu hingga bisa berleha-leha bersama drama favoritnya.

Meletakkan kembali ponselnya, lalu menguap lebar bersama dengan tangan yang terbentang. Jemima tiba-tiba tersentak akan sesuatu.

Ia segera turunkan kaki dari ranjang dan melangkah cepat menuju pintu untuk memeriksanya karena pasti Abyasa pergi begitu saja tanpa mengunci. Kuncinya bahkan masih tergantung di dalam. 

Pria itu memang agak kelewatan, ya ... Tapi Jemima tak harus heran karena Abyasa terbiasa meninggalkan otaknya di kantor, makanya tak pikir panjang saat meninggalkan Jemima di kamar dengan pintu tak terkunci.

Heh ... Saat ada otak juga pria itu masih suka melakukan hal tanpa berpikir dahulu. Jemima lalu berdecak sebal lagi.

Tapi dalam kasusnya ini Abyasa agak keterlaluan. Bagaimana kalau ada yang menerobos masuk ke kamar kosnya? "Apa salahnya bangunin kalau mau pulang." Dia menggerutu sebelum kemudian diam keheranan. "Kok pintunya masih kekunci?"

Dia memutar pikirannya lagi. "Loh, terus keluarnya gi--"

Klekk!

Bunyi pintu terbuka.

Mengalahkan kecepatan Wonder Woman kepala Jemima sontak menoleh ke belakang, menuju ke arah kamar mandi yang sejak ia bangun tidur sama sekali tidak mendapat atensinya.

Apa yang langsung hadir di pikirannya saat itu, Jemima harap tak terjadi.

Menatap horor ke arah pintu kamar mandi yang perlahan terbuka, Jemima yang berdiri di dekat pintu seketika itu mengelus dada ketika mendapati sosok Abyasa muncul tanpa kemeja di badan--pamer perutnya yang rata.

Apa yang Jemima pikirkan terjadi. Mengapa harus terjadi?!

"Sudah bangun?" Melihatnya, barangkali heran mengapa Jemima berdiri di dekat pintu, alis Abyasa yang berada di balik bingkai kacamata, bertaut. "Nyenyak sekali kamu tidur." Lalu dagunya bergedik ke arah Jemima yang melongo tak habis pikir. "Kamu ngapain?

Heh!

Lelaki ini kenapa masih di sini?

Apa yang Abyasa lakukan di kosnya tengah malam begini!

Mengapa pria itu malah terlihat begitu tenang seolah tak bisa membaca situasi jika Jemima adalah wanita lajang yang tak boleh membawa masuk pria ke dalam kamar!

Personal Assistant : WIFE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang