Aku merenggangkan tubuhku lalu mengusap wajahku.

Punggungku juga mataku mulai lelah duduk seharian di depan laptop.

Jadwalku hari ini hanya menulis dan itu yang ku lakukan selama beberapa jam terakhir.

Hasilnya lumayan, Tapi ada yang kurang pas menurut ku. Ah, Aku akan tanya Lukas nanti.

Sekarang aku mulai meragukan keadaan akan sama seperti sebelum nya.

Lukas bisa kejam jika dia mau. Dia sungguh menyebalkan.

Dengan hubungan sialan itu pasti membuat akses Lukas untuk jahat semakin meluas.

Dering ponsel ku terdengar tak lama setelah aku menyimpan file tulisan ku.

"Ya, Alex here."Ucapku tanpa melihat siapa yang menelfon

"Lo gak balik ke rumah? Lo bener marah sama gue ya?"

Aku mengerutkan keningku lalu menatap layar ponselku. Oh, Julian ternyata yang menelfon.

Mengapa aku tampak kecewa?

Memang siapa yang ku harapkan?

"Lex, lo bener marah?"

Aku menghela nafas panjang.

"Emang siapa yang marah ke siapa?"

"Balik ke rumah dong kalo gitu."

"Mager."

"Gue jemput deh besok, fix ya."

Aku mendengus kesal.

"Lo gak cuman mau bilang ini kan nelfon?"

Terdengar kekehan dari seberang sana.

"You know me too well, Lion."

Aku memutar kedua mataku.

"Lo udah punya pacar?"suara Julian terdengar serius.

Tunggu, sial! Julian tau darimana gossip itu!?

"Kok gak bilang gue? Kok gue tau terakhir? "Kali ini terdengar geram.

"Emang kata siapa gue pacaran?"Tanyaku sesantai mungkin.

Jika Julian tau, Kemungkinan nya kecil untuk orang tuaku tak tau.

"Alex, Jangan mengalihkan. Kasih gue penjelasan."

"Lo percaya sama yang ngasih tau lo gossip itu?"Tanyaku dingin.

"Gak ada alasan buat gue gak percaya sama Rangga."Terdengar tajam kali ini.

Julian memang selalu seperti ini jika aku sudah berhubungan dengan lawan jenis.

Dia kakak yang over-protektif walau kadang menyebalkan dan tampak cuek.

"Jadi bener? Siapa orangnya? Gue mau ketemuan dong."

"Gue jelasin nanti."Ucapku datar lalu mematikan sambungan telfon sepihak.

Aku harus berbagi ke Lukas tentang ini. Ya, dia harus tau.

***

Tok tok tok!

Aku mengetuk pintu apartemen Lukas dengan keras, Masa bodo sekarang jam tujuh pagi.

Terdengar bunyi kunci di buka lalu tak lama kemudian pintu terbuka dan memunculkan wajah Lukas yang berantakan.

Dia hanya memakai celana pendek juga kaus putih polos. Baru kali ini aku melihatnya berantakan.

Aku langsung menarik tangan Lukas masuk ke apartemen nya sekalian menutup pintunya.

"Lo apa-apaan sih?! Lo bukan pacar bener gue! Alex, ini jam tujuh pagi!"

Aku mendengus lalu menghela nafas panjang. "Lo sikat gigi dulu gih atau cuci muka."

Lukas mendengus kesal lalu menatap ku dengan pandangan Alex-i-don't-give-a-shit.

"Okay, okay. Gue panik!"Nyaris aku hilang kendali.

"Lo kenapa sih!?"Tanya Lukas gusar

"Kakak gue tau, Lukas! Rangga juga tau hubungan ini, Nyaris semua tau hubungan sialan ini!"

Lukas menatapku dingin,"Memang siapa yang memulai?"

"Lukas, Gue butuh bantuan. Kakak gue minta ketemuan."

"Apa hubungan nya sama gue?"

"Masalahnya dia minta ketemuan sama lo!"

Lukas mendengus "Such a baby."

Aku melotot ke arah Lukas. Maksud nya apa 'Such a baby'?

Lukas mengusap wajahnya yang masih berantakan. "Hidup gue ancur ketemu lo doang, asli."

"Gue nyusahin di sini tapi buku gue gak nyusahin kok! Janji!"

Lukas menghela nafas panjang.

"Siapa nama kakak lo?"

"Julian."

"Nama panjangnya Alex ku cintah."Ucap Lukas gemas

"Julian Alexander."

"Yodeh gampang, Lo atur aja jadwal lusa gue nemuin kakak lo."Putus Lukas

Mataku membulat lebar.

"Lo yakin?"

"Emang gue keliatan gak yakin?"

"Tapi-"

"Gue laki-laki, Alex. Wajar kakak lo begitu, Gue juga tau pasti bakal begini."ucap Lukas santai lalu merebahkan tubuhnya di sofa.

Aku duduk awkward di sebrangnya, mengigit bibir bawahku.

"Masih nyaman di sini?"Tanya Lukas sarkas

"Lo mau sekalian gak ngecekin buku gue?"Tanyaku sambil nyengir polos.

Lukas menatapku lalu memejamkan matanya, "Kok bisa gue punya pacar kayak lo."

"Pacar pura-pura."Aku membenarkan.

Lukas menatapku acuh tak acuh, "Bahkan sekarang baru jam 7 pagi Alex."

"Lo males sih jadi orang. Jogging kek, atau apa gitu."

"Mending lo kalem, Gue edit sini buku lo."Ucap Lukas kesal

Aku pun memberikan laptop yang ku bawa pada Lukas, dia tau folder tempat biasa ku menulis.

Betapa 'manisnya' kami? Oh, Bahkan 'hubungan spesial' kami baru dua hari.

***

Hiiii! We're back! Jangan lupa ninggalin jejak slash Vomments!

Lots of love,

Us.xx

Begin AgainWhere stories live. Discover now