2 - LILYBETH

74 40 38
                                    

Happy Reading!

. . .
. .
.

╰ೃ❀ܴ﹆ Chapter two: Is he jealous? ─── ;;✦ ↴

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Keningku berkerut heran ketika aku keluar dari ruang ganti dan tak mendapati keberadaan Trevor di sana. Ke mana perginya pria itu?

Kepalaku menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Trevor. Dan ketika akhirnya aku menemukan pria itu, aku berdecak kesal. Sebelah tanganku tertumpu di pinggang melihat pria itu tengah asyik berbincang dengan dua orang perempuan.

Mereka bahkan tidak jauh lebih cantik dariku, kenapa Trevor sudi berbicara dengan mereka?

Rahangku mengetat begitu menyadari bahwa mereka bertiga sedang bertukar nomor telepon.

Baiklah, itu sudah cukup. Trevor is mine, and no one could take him away from me.

"Trevor!" panggilku kesal. Aku berjalan mendekati pria itu, bibirku mengerucut, merajuk. "Aku mencarimu ke mana-mana, tahu."

Pria itu akhirnya menoleh. "Ah, sepertinya adikku sudah selesai mencari baju," Trevor berkata dengan nada berbisik pada kedua wanita di hadapannya. "Maaf, nona-nona, sepertinya aku harus pergi."

Rasa cemburuku meningkat mengetahui bahwa Trevor mengakuiku sebagai adik agar bisa mendekati kedua wanita itu. Adik? Itukah aku di matanya?

Trevor menghampiriku. Sebelum aku sempat mengatakan apa-apa, pria itu meraih lenganku dan membawa--coret, menggeretku keluar toko baju.

"Trev--"

"Jika kau sudah selesai membeli baju, bisa kau temani aku sekarang?" potong Trevor.

Permintaan itu mengalihkan rasa cemburuku. Alisku berkerut penasaran. "Ke mana?" tanyaku.

"Aku ingin merapikan rambutku."

"Kau ingin memotong rambutmu?" ulangku, terkejut.

Trevor berdecak. Pria itu berhenti menggeretku, kini beralih mengamit tanganku dengan lembut dan menggandengku menuju parkiran mall.

"Hanya merapikan," ia mengoreksi. "Aku tidak ingin memotong terlalu banyak."

Aku mengulum senyum. "Apa karena aku mengatakan bahwa kau terlihat seksi dengan rambut panjang?" godaku. Trevor memang terlihat jauh lebih keren dengan rambut panjangnya yang menyentuh kerah. Aku suka ketika pria itu menguncir rambutnya, ketampanannya akan berlipat ganda, begitu pula dengan rasa sukaku padanya.

"Begitulah," jawab Trevor sekenanya.

Rasa cemburuku seakan menguap begitu saja mendengar jawaban Trevor. Aku menggigit bibir bawah, menahan senyumku agar tak terulas terlalu lebar.

Sesampainya kami di parkiran, Trevor meminjamkan helm cadangannya padaku. Pria itu tak pernah absen membawa helm cadangan setelah aku datang ke kampusnya tanpa diundang. Kuakui, aku tak bisa menahan diriku. Karena kini Michael tengah berkuliah di California bersama pacarnya, Trevor tak lagi mempunyai alasan untuk datang ke rumah.

Aku telah menyukai Trevor sejak lama, dan aku menginginkannya. Aku tidak akan berhenti mengejar Trevor meski pria itu tak pernah memberiku kejelasan akan hubungan kami.

Aku mengenakan helm itu, dan naik ke motor. Trevor segera menghidupkan mesin setelah aku duduk nyaman di belakang, kedua lenganku secara otomatis melingkari pinggang pria itu tanpa malu-malu.

"Sudah?" tanya Trevor.

"Sudah."

ㅤㅤ
Sesampainya kami di tempat cukur rambut langganan Trevor, aku turun dari motor, melepaskan helm, dan merapikan rambut panjangku dengan jari. Aku mendapati Trevor memperhatikanku dengan pandangan tak terbaca.

Meant To Be (ON HOLD)Where stories live. Discover now