Kami berempat langsung berbelok ke kantin. Meskipun sudah bubaran sekolah, hari ini kantin rame banget, soalnya ada pertandingan basket di lapangan. Nggak tahu deh mana lawan mana. Sepertinya sih, lomba antar sekolah. Aku memang nggak begitu minat sama olahraga.

" Habis ini nonton basket bentar yuk." Kami bertiga langsung menatap sarah heran. Kami berempat itu sama, nggak demen sama yang namanya olahraga. Kok ini tiba tiba ngajak nonton basket??? Aneh!!

" nggak salah rah?" tanya Vina sambil asik menikmati nasi goreng ati kesukaannya.

" nggak pa pa kan sekali kali nonton. tuh lihat rame banget. kali aja asik kan?"

" ya sudah deh kita coba nonton saja, kalau ntar bosen ya pulang." Vani yang memang paling bijak di antara kami langsung menengahi.

Sampai di lapangan basket, Sarah langsung saja ngeluyur ke depan, nempel di samping garis lapangan. Antusias banget! Kami bertiga di buat terheran heran dengan tingkahnya. Vina dan Vani serempak memandangku dengan tatapan " ada apa sih?"  aku cuma bisa menggeleng samar.

Hanya Sarah yang "kelihatannya" menikmati pertandingan. Kami bertiga lebih menikmati mengamati tingkah laku Sarah. Dia yang biasanya cuek dan selalu cool tiba tiba jadi gadis yang "imut" seperti personil girlband yang kecentilan.

" Kiara awas."

< adegan slow motion ni readers.>

Sebuah bola yang entah dari mana datangnya mengarah tepat ke kepalaku. Seruan Sarah terlambat, bolanya sudah terlalu dekat. Aku sendiri juga tak bisa menggerakkan badanku. Terlalu kaget dengan teriakan Sarah yang berdiri tepat disampingku. Aku sudah menyiapkan diriku ( tepatnya kepalaku ) untuk menerima hantaman bola itu.

jjdugg.

Dan sebuah bola mendarat dengan manis tepat di.....

Lho? Kok aku nggak kena bola? Kepalaku baek baek saja. trus kena siapa tadi bolanya?

< slow motion end.>

" Daniel!!" Lagi lagi sarah berteriak kencang tepat di telingaku. Aku yang masih belum sadar dari kekagetanku hanya diam memperhatikan apa yang terjadi. Jadi tadi daniel yang menggantikan kepalaku dihantam bola? Cowok jutek itu nolongin aku?

Sarah dengan sigap membantu daniel berdiri sambil mengusap usap kepalanya. Ih ni si Sarah tingkahnya makin aneh deh. Perhatian banget sama cowok jutek itu.

" eh gadis ceroboh! kalau mau ngelamun jangan di lapangan. di kuburan sana." Tu kan. Dasar cowok jutek. Sarah sudah nolongin dia tapi di cuekin gitu aja, malah sibuk bentak bentak aku. Aku cuma diam. Nggak tau ni sarafku kenapa masih tidak bisa berfungsi.

Daniel kembali ke lapangan siap melanjutkan permainan. Sesekali dia masih menoleh kepadaku dengan tatapan juteknya yang menyebalkan itu. Aku tak habis pikir, salahku sama dia apa coba? dari awal kelas satu sampe sekarang sudah kelas tiga daniel selalu jutek ke aku. Mana sekelas terus lagi. eneg banget aku sama tu orang.

" lo apa apaan sih ra? sudah di tolongin nggak terima kasih nggak apa sama Daniel." Sarah merengut sebal kepadaku. Aku masih diam, si cuek Sarah ini marah ke aku demi daniel? Memang aku salah. Tapi ini Sarah? Yang selalu masa bodoh, marah gara gara itu? kita memang sering berantem, tapi cuma bohongan, bukan marah beneran seperti ini.

" iya gue memang salah, tapi nggak usah sewot gitu dong."

lho? lho? lho? kok Daniel balik lagi kesini? Mau nagih kata terima kasih dari aku? Dan aku menangkap hal ganjil lagi, mata Sarah terus merperhatikan Daniel. Jangan jangan?????

" cewek ceroboh, nitip ini ya. ni rantainya putus gara gara tadi gue nolongin lo " kata Daniel sambil berlari kembali ke lapangan. Mulutku nganga senganga nganga nya. Ni cowok jutek ngapain nitipin barang ke aku? Bukannya dia anti banget ya sama aku? Nggak takut apa barangnya hilang atau rusak karena " keCEROBOHanku".

" Dia nitip apa ra?" lagi lagi Sarah "keluar" dari kepribadiannya.

" ini." kataku sambil menunjukkan benda yang ternyata sebuah kalung berliontin bintang dengan batu biru di tengahnya. cantik. kok cowok pake liontin secantik ini ya?

" Cantik banget liontinnya. " Sarah, Vina dan Vani kompakan mengomentari liontin Daniel ini. aku lalu menggenggam liontin itu erat. Kalo tadi dia nggak nolongin aku, sekarang pasti aku ogah megangin kalungnya.

Pertandingan yang sempat terhenti pun di mulai lagi. Aku tetap tak fokus pada pertandingan. kali ini perhatianku beralih ke daniel. cowok jutek itu ternyata punya sisi baik juga. Apa Sarah naksir Daniel ya? kok tingkahnya aneh gitu.

Daniel memang tampan, badannya tinggi atletis. teman teman sekelas ( yang cewek tentunya) sering nyamain dia sama Skandar keynes. Sayang dia juteknya nggak ketulungan. jadi mubadzir deh wajah tampan itu. males juga ngeliatnya.

Kalung yang ku pegang lama lama terasa panas. Lho? Kok batunya berubah warna? Perasaan tadi warnanya biru, kok ini merah sih?

" Sarah, liat deh, kalungnya aneh."

Belum sempat Sarah menoleh melihat kalung itu, tiba tiba keluar cahaya terang dari dalam batu liontin itu. Sekejap tak terlihat apa apa. Semuanya menjadi putih terang. Aku mencoba menggapai gapai apapun yang ada di sampingku. Tapi tak ada apapun. Padahal seingatku di sekelilingku banyak anak anak berkumpul menonton basket. Tapi ini? Aku sendirian di kehampaan. hanya putih yang kulihat.

Aku ketakutan. Aku terduduk sambil memeluk lututku. Apa yang terjadi?

------------------

to be continue

jangan lupa coment dan vote nya ya...

makasi ^_^

Fairy Tale (The Queen of The Three World)Where stories live. Discover now