23

139 11 1
                                    

"shhh," ringis rio saat pertama kali kedua kelopak matanya membuka semenjak rencana pelenyapan yang hwall dkk lakukan kepadanya.

rio tidak menyangka dirinya akan terbangun, walau keadaan sekarang sulit dikatakan baik-baik saja dengan luka sayat dibelakang telinga kirinya. rio merasakan genangan darah itu telah mengering dan pertanda bahwa ia tak sadarkan diri cukup lama.

dapur guru pengap seperti aroma ruangan bawah tanah. hanya tercium bau-bau menyengat yang berasal dari sampah organik, daging dilemari pendingin, serta sisa bir yang komplotan mirip begal itu bawa.

rio melemas kala mengingat kejadian beberapa waktu lalu. hwall menodongkan pisaunya tepat dihadapan rio yang tak lagi punya gairah berdiri, bahkan sekedar bernafas dengan normal. jiwanya seakan ditarik paksa menemui ajal. sekental itu dampak yang ditimbulkan saat hwall, jim, dan gwinam berniat ingin membunuhnya.

"sial." desis rio meraba kulit kepalanya yang sobek akibat sabetan pisau hwall.

pria bejat tadi berhendak menyerangnya dibagian wajah. namun refleks yang bagus rio akhirnya dapat menghindar. alih-alih selamat dari kejahatan tersebut, rupanya mata pisau itu malah menembus tengkuknya yang berdekatan dengan telinga.

"mereka bener-bener orang nekat. siapa kelompok itu? gue rasa bukan dari sekolah sini. dan tadi apa? wain? siapa wain?" gerutuan rio mengudara. dia menatap jam dinding di dalam dapur, menemukan jarum panjang hampir menunjuk angka 12 yang artinya sebentar lagi akan tiba waku isya'.

rio segera berdiri dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. tas sekolah rio abaikan. bukan buku paling penting untuk sekarang, tetapi masa. rio ingin menuntaskan semua ini secepatnya.

"ish! gak. buang-buang waktu gue mikirin ucapan mereka. lebih baik gue cepet-cepet ke ruos dan selesaiin permainan ini sekarang juga. gue yakin bang beomsoo udah bener nyuruh kita ke ruos untuk nyari tanda silang yang jadi posisi awal game dimainkan. ya, gue akan ke sana!" gejolak membakar sorot pualam gelap rio. setelah keluar dari dapur, dia akan pergi ke ruang osis seperti rencana.

insting berbicara jika rio harus bergegas memacu langkah supaya lebih cepat tiba. ruang osis tidak begitu jauh dari sini dan itu artinya rio bisa sampai dalam kurun waktu 5 atau 10 menit tergantung usaha yang ia kerahkan.

selama perjalanan, anak laki-laki itu hanya berdoa semoga talos tidak menemukan keberadaannya disepanjang koridor yang sunyi. kemungkinan besar hantu akan jauh ebih beringas saat di malam hari, maka dari itu rio berkali-kali mewaspadai sekelilingnya.

"AAAAAAA!!!"

"ZOMBIE SIALAN! MENJAUH LO!"

"WOY, LEPASIN COWOK GUE, DASAR SETAN DUDA!"

DUAKK


"AYANG, KAMU OKAY, KAN?"














































































































samar-samar, gendang telinga rio menangkap suara jeritan seorang wanita. asalnya dari arah barat membelakangi dinding kelas bahasa. rio hendak berbalik. tapi sewaktu teringat akan kondisinya yang memburuk ia pun urungkan niat.

jadilah anak itu cuma bisa melamun dan terus kepikiran keadaan sejoli yang tengah kepayahan menghadapi makhluk itu.

"jadi ... bukan cuma gue dan kawanan anak osis doang yang main game ini? tapi beberapa dari siswa sekolah juga ada yang ikut? terus kenapa gue belum ketemu satupun dari mereka?" rio meracau seraya mengusak surainya yang semula sudah berantakan. lalu didetik setelahnya dia malah menggelengkan kepala. "eh, bukan-bukan! pasti suara tadi cuma halusinasi gue aja."

Petak Umpet || Xodiac Where stories live. Discover now