O7

235 57 34
                                    

pemuda mengenakan jaket bomber itu perlahan-lahan membuka kelopak matanya. pencahayaan berhasil diklaim dari sinar mentari, tak lama selepasnya, ia melihat seseorang mencondongkan kepala tepat didepan wajah gyumin terbaring.

alis pemuda itu berdekatan kala mengingat dirinya tadi terkunci didalam lab kimia. ada pria menyeramkan muncul dan mengejarnya padahal gyumin merasa tidak punya salah sama sekali.

ketika pikiran bercabang, maka kerja otak melamban. gyumin cuma bisa mengharapkan bangku-bangku laboratorium dapat membantunya terhindar dari kejaran makhluk itu. nasib apes justru menimpa, asma yang diderita gyumin kambuh hingga membuat kesadarannya berangsur purna.

namun keanehan terjadi setelah itu. tidak terduga sesosok malaikat bertindik dialis menyelamatkan nyawa gyumin. ya, orang yang barusan dia lihat.

sulit dijelaskan oleh gyumin mengenai kesan yang ia cipta saat pertama kali bertemu dengannya. masalahnya, malaikat baik hati ini bertampang datar. seram pula.

"l-lo yang nyelamatin gue?" grogi gelagat gyumin bertanya.

malai--- tidak. jangan sebut dia malaikat. jelas-jelas penyelamat itu adalah sejenis dengan gyumin, yang tidak lain adalah manusia. gyumin harus menyebutnya seseorang, sebaya, segender, se- cowok gangster?

gyumin bingung harus bercakap apa lagi melihat dia cuma menutup mulut manyun sambil sesekali menyorot tajam penuh intimidasi. wah, bahaya!

lega sepertinya tidak berarti gyumin rasakan. memang benar ia berhasil kabur dari pria berwajah remuk tadi. namun bagaimana jadinya kalau gyumin malah dipertemukan sama orang yang punya akal sehat dan berpotensi lebih membahayakan?

"lo orang baik, kan?" gemeletuk gigi gyumin bertanya kedua kali. "lo bukan penjahat atau ketua geng motor yang mau nindas murid cupu kayak gue, kan? nggak, kan? kalau misal, ya, lo jauh-jauh dari gue! jangan mendekat!" tangan gyumin mengepal diwajah orang itu sambil waspada memundurkan langkah.

melihat tingkah hedonnya, orang itu tertawa. tawa berat yang mirip bapak satu anak.

gyumin berhenti memasang kuda-kuda dan beralih menyipitkan matanya sambil mengubah sikap berdiri. "l-lo kenapa malah ketawa? l-lo, lo beneran mau ngebully gue?!"

didengar bunyi tawa orang itu semakin keras dan membahana sampai ujung koridor, gyumin langsung lunglai bersimpuh dibawah mata kaki cowok gangster. kepalanya tertunduk menangkap sepasang sneakers new balance yang mahalnya bisa sampai 6 digit.

fiks! orang yang menyelamatkan gyumin gak salah lagi adalah mafia depok!

pemuda itu lekas menangkupkan kedua tangannya memohon. gyumin tidak peduli celana seragam yang ia pakai bersentuhan langsung dengan lantai. asal nyawa selamat, bisa masuk sekolah, beli cireng di kantin, gyumin boleh-boleh aja cosplay jadi dayang di istana jodha akbar.

"huhuhu! jangan sakiti gue. jangan kasarin gue, tolong! kita belum pernah ketemu sebelumnya, masa' iya lo udah nargetin murid cupu macem gue buat ditindas." lirih gyumin pasrah dikasih tatapan super flat dari orang itu.

"lepasin gue, ya? ya?"

sumpah ini cowok sok keren apa ya!

gyumin berkali-kali memohon dan meminta dibebaskan. tapi seseorang di hadapannya sama sekali tidak mau membuka mulut barang sedetik.

akhir yang harus ia tanggung adalah berdiri mandiri karena cowok gangster itu tetap diam sembari bersidekap dada menatapnya.

kalau biasanya di film, mafia akan memberi kesempatan calon korbannya dengan mengulurkan tangan mencekal pundak, maka beda hal dari yang gyumin temui. dia tetap dibiarkan ngenes dilantai tanpa tahu kapan selesai-selesainya.

gyumin berdecak seraya menekuk bibir bawah. "lo tega banget, deh. ngomong, kek, sekali-kali."

"gue butuh lo."

mulut pemuda yang mengatai dirinya sendiri cupu melongo mendengar suara serak ngdeep, tegas, dan sungguh paripurna impresive tersebut.

wow!

gyumin sampai menahan air liurnya supaya tidak jatuh ke tanah sangking kaget. "l-lo, l-lo butuh gua?? beneran? cius mi apah? wahhh, gila! lo mau ngerekrut gua jadi wakil lo gitu?" pedenya gyumin.

smirk ditarik segaris tikung menajam. cowok gangster itu menjawab pertanyaan gyumin remeh.

"cowok penyakitan kayak lo gak pantas jadi anggota geng. apalagi wakil gue. inhaler lo ada ditangan gue. kalau lo mau benda ini balik, bantu gue nyari satu murid yang sekolah di sini."

"siapa?" balas gyumin mencicit. ia dibuat tersadar bahwa harga dirinya telah tandas tak menyisa untuk dihargai lagi.

"won hyunsik."

bang hyunsik?! "kenapa lo nyariin dia?"

cowok itu tak segan-segan melirik gyumin dengan mata serigalanya. "bacot!"

***

note :

makasi uda baca sampai sini. makasi buat kamu yg mau komen.

Petak Umpet || Xodiac Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang