14

224 44 34
                                    

"huh, huh, huh," menumpu pada sepasang lutut, jayyan berpikir harus berhenti sejenak untuk mengikat pasokan udara bebas.

lagi-lagi talos berjaya menemukan mereka. tidak ada waktu beristirahat barang sebentar, jayyan dan sing dipacu menggerakkan tumit berlari.

srak

kerah kemejanya ditarik kasar. itu merupakan kali pertama talos menyentuh permukaan kulit jayyan sejak pertemuan mereka pagi ini.

ia segera berbalik kemudian menepis lengan berurat keunguan itu. jayyan mendorong talos agar menjauhinya walau dengan berat hati netra pemuda itu memindai wajah busuk berbau nyengat.

keseimbangan makhluk jadi-jadian goyah, bikin talos terhuyung ke belakang tak seberapa parah. kesempatan itu digunakan jayyan berjalan cepat sambil sesekali menengok ke belakang, mengejar sing yang sudah kelewat jauh.

"cari cara supaya si hantunya ini gak ngejar-ngejar kita lagi, cil!" sentak jayyan setelah awak mungilnya berada tepat dibalik punggung sing.

"lo lah, kenapa gue?" sinis sing.

"gue juga lagi mikir!"

bocah itu berhenti berjalan, menghadap kearah pemuda yang usianya hanya terpaut dua tahun dengan sorot menjeling. sing rupanya secara terang-terangan menunjukkan raut tidak suka untuk jayyan.

"talos keknya cuma tertarik sama lo deh, bang. buktinya daritadi dia gak berhenti ngikutin lo mulu,"

"sembarangan!" polesan sayat hitam jayyan menukik. dilihatnya sing yang bersidekap dada mengaku tengah marah kepadanya. "ah, sial! dia tetep nemuin keberadaan kita." jayyan melupakan rencananya membalas bocah itu sebab talos mendadak muncul kembali dari arah selatan.

keduanya akhirnya sama-sama berlari. sing memimpin sedangkan jayyan susah payah menyetarai langkah adkelnya itu.

"mencar aja gak sih?"

"apa boleh?"

"emang siapa yang gak bolehin?"

"ya," jayyan nampak gelisah menimbang-nimbang. "nanti kalau misal lo kemamam terus gue gak tahu, kan, bisa berabe."

"yang ada lo yang harus waspada sama diri sendiri, bang." tekan sing. sudah dua kali ia seperti menunjukkan ego menyalahi jayyan yang selalu apes ditangkap talos.

"hah?"

"kan zombie itu cuma nargetin lo. cih! ngundang bahaya aja." sesal sing.

"kok lo malah nuduh gue pembawa malapetaka gitu sih?! lo lupa kalau awal mula lo yang bikin gue keseret sama masalah yang lo alami?" jayyan menyarkasnya. darah berdesir menggenangi ubun-ubunnya mendengar cara bicara sing yang terkesan sadis.

sampai di tembok kelas 10, sing memberhentikan langkah jayyan. dia menyabotase tubuh pemuda itu, dengan artian memojokkan jayyan. "waktu itu gue panik aja, bang, makanya terpaksa narik lo buat ikutan lari. eh, tau-taunya si talos ini malah nyariin kita mulu. oh, gak, apa cuma nyari lo?"

"MAK CHUN SING!"

suh~

dukk

















































woho!

perencana hendak melayangkan tinju kearah wajah sing, tapi sialnya kepalan tangan jayyan malah meleset. bukan pipi atau rahang, melainkan mengenai permukaan keras tembok didepannya.

"aww," jayyan nyengir masam sambil mengibas-ibaskan tangannya yang cenat-cenut. konyol sekali! kejadian yang harusnya menjadi ajang menegangkan justru berakhir kocak.

"jaga mulut lo, ya, sing!" meski begitu, tak terbendung ia tetap memberi gugatan peringatan pada sing.

bocah berlesung pipi itu mengangat bahunya. bila dijabarkan lebih rinci, sing seolah menganggap ucapan jayyan cuma ngengat mampir terbang aja.

"lo sadar apa yang barusan lo omongin?" sambung si chubby berkacamata.

"iya. barusan gue nuduh lo pemicu bahaya buat orang lain." jawab sing enteng.















































































































































































bugh

bukan jayyan yang emosinya terganggu. itu bogeman matang sing yang telah dipersiapkannya sedari jayyan sibuk menetralisir nyeri dipunggung tangannya.

"jangan ngerasa lo kakak tingkat gue terus seenaknya pukul gue seperti tadi, ya, bang! gue paling gak suka dibantah!"

"LO YANG HARUS SADAR DIMANA POSISI LO, SING!!"

bugh




















































































































































































pukulan kedua menyita rungu jayyan saat tulang pipinya ditonjok tanpa aba-aba. sing membuat kacamata bundar yang bertengger dihidung bangir pemuda itu sampai patah.

jayyan tertoleh kesamping, tenaga sing tak main-main. tidak dikira ia akan mendapat kejutan sewow itu dari sahabatnya sendiri.

"BAJINGAN KAMPRET!" sungut sing.

kemudian melanjutkan luapan gemuruh pada rongga dadanya.

bugh

***


note :

jumat ya?
uwoi, keknya ada yang berantem nih🤡
nanti malem stand by di tipi ges, ada umin pacarku👍
kalian sekolah? semangat!! aku libur hehe( ・д・)
maaf, apa sesyulit itu komen buat aku semangat ngelanjutin fanfic ini, eung? sedikitnya komen semakin ngaret otakku buat nulis ajay end the gank. maka dari itu, tolong salurkan suplemen tersebut yauuu!

Petak Umpet || Xodiac Where stories live. Discover now