16

126 18 5
                                    

team jaim alias geng'an si hyunsik sekarang sampai dilantai dasar sekolah. gedung utama ini dipergunakan sebagai tempat berkumpul seluruh warga sekolah, tak terkecuali para guru.

misal, lapangan bebas untuk upacara tiap hari-hari penting pada suatu negara dan apel pagi rutin diadakan setiap hari senin. namun yang membedakan hari ini dengan senin biasanya adalah, sekolah mereka terlihat hampa tanpa warga.

davin selama perjalanan dari 10 mipa 2, belok sana belok situ, melewati 5 jenis bak sampah, ngaca dipantulan jendela ruang ips, tak satupun murid ia temui.

benar-benar sepi mampring.

talos sialan pasti menyabotase gedung sekolah sampai keakar-akarnya. dasar hantu buruk rupa! sudah menyusahkan davin dari pagi hingga ke petang hari.

"capek." keluhnya.

bagaimana tidak capek, mulai matahari muncul dari sela pohon pinus di timur ruos sampai arloji davin menunjuk angka tiga dan enam anak laki-laki itu belum minum sama sekali.

eh, sekarang masih dipaksa jalan ke posisi awal mula permainan petak umpet yang penjaganya makhluk sambil bawa beban dipunggung. emak husein.

davin terengah-engah menggendong pria kelahiran 97 dengan perasaan murni dongkol pakai banget!

"ngeluh aja terus, dap, sampe mulut lo ndower!" cela hyunsik. uh, akhir dari penantian dua puluh menitnya terbayar juga, hyunsik turun dari punggung davin.

"ih sadis kali kau bang." anak bongsor itu menekan-nekan pundaknya yang serasa baru diketuk pakai palunya thor. eung? "dikira gak capek apa jalan daritadi tanpa kepastian kapan berhentinya,"

"dikit lagi sampai ruos, kok, tahan bentar," keluhan davin ditanggapi beomsoo yang sedang memimpin didepan. pangeran vampir satu ini punya nyali kuat memantau keadaan di arena rumput mengkilap. lantai koridor.

"gak kuat, udah. sumpah! butuh asupan gue." pasrah seorang davin mengusap roti 6 potong yang dipunyanya.

"sori, dav, nasi gorengnya udah habis gue makan. air putih mau?" rio mencoba memberi opsi instan, menyodorkan botol mineral berbahan plastik yang ada lukisan singanya.

davin agak keheranan dikit, rio apa-apa pasti mirip bocil kelas tiga sd. singa mulu perasaan!

tapi kebaikan itu tidak boleh berakhir sia-sia. davin sungguh ringan senyum saat menerima sodoran air dari rio.

"huuhhh, riooo! perhatian banget, sih, lo. jadi pengen nyubit deh," ucap davin centil.

beomsoo menyingkirkan lengan davin yang nyaris menyentuh kulit pucat pipi rio. "stay halal brother! ingat apa kata ajay!"

davin manyun sementara hyunsik puas menikmati suasana muram terpancar diwajahnya dengan gelak tawa. "dasar pedo!"

"omong-omong soal bang jayyan, kira-kira dia sekarang lagi apa ya? udah ketemu talos belum? berhasil nemu jalan keluarnya gak? sing gimana? tuh bokem, kan, gak bisa diem pasti bang ajay kewalahan ngurus dia,"

"kayaknya belum, deh."

"kenapa gitu?" rio menyahut obrolan singkat beomsoo dan davin.

"jay ama sing sama-sama punya otak udang. ya kali mereka bisa secepet itu punya pemikiran kalau pintu keluar buat ninggalin game ini ada didinding ruos."

"cie bang bomsu bisa julid cieee!! cepuin ke bang jay, ah, biar gak dikasih indomie lagi. hahaha!!" kelakar davin sambil menyenggol tangan beomsoo rese. percayalah, dibalik muka datar beomsoo ada jiwa yang ingin mencumbi mulut licin davin. eh?!

"bangsul kau!" kesal cowok itu.

davin segera menghindar dengan menjadikan badan hyunsik sebagai benteng amuk beomsoo. bersembunyi dibelakang tinggi yang tak seberapa bang husein membuat sebagian tubuh davin masih kelihatan. aish! rio mentertawakannya.

"eh-eh! kek ada yang salah gak sih?"

tiba-tiba rio menyadari sesuatu. mungkin sekitar seratus delapan puluh detik berdiam diri dipojok kelas ips sambil menyimak coleteh mines faedah, ada satu orang yang belum menyahut sedari tadi.

kepala rio berjatuhan kesamping kanan kiri, bola matanya bekerja mencari seorang pemuda yang setahunya kerap mendapat julukan si ketos bijaksana kebanggaan geng'an hyunsik.

"ada yang kurang,"

"apa?"

"bang lex mana?? suaranya kok ilang?"

davin kaget, membusungkan dada. "lah iya, tuh, pak lider kenapa diem-diem bae daritadi? mana? mana?"

"busyet dah, lex-eu! malah molor, nih, bocah! bangun woy!!" beomsoo menghentak jantung ketiga cowok saat menyadari lex meringkuk didekat dinding salah satu kelas. mirip anak main petak umpet.

"shutttt! jangan berisik," telunjuk lex diletakkan kedepan bibir.

"kenapa emang? ada talos kah?"

"ho'oh." ucapnya. "setan duda itu ada dibalik gazebo arah jam 3."

hyunsik, beomsoo, davin, serta rio melongo mendengar nada nyantai lex saat memberitakan kabar yang dianggap buruk barusan. seperti tidak ada beban sama sekali lex mengatakan kalau makhluk setengah hidup tanpa otak itu berada di sini. didekat mereka.

"APA?! TALOS ADA DI SINI?!" davin bersuara melengking.

plakk

***

Petak Umpet || Xodiac Where stories live. Discover now