; end

1.9K 199 61
                                    

Keadaan penthouse gelap saat Calvin pulang. Artinya, orang tuanya sedang bepergian. Dia pun membuang napas lega. Baru tiga detik dirasa aman dan hendak melangkah, tiba-tiba lampu menyala menerangi seluruh penjuru rumah. Calvin membeku kala lihat seseorang di depannya.

Dia Tyan, duduk di handrest sofa, mengamati ponsel di tangan. "Bersenang-senang, Calv?" ucapnya tanpa menatap si keponakan.

Calvin menelan ludah. "Ti-Tyan, dari kapan?"

"Sejak mobilmu keluar kandang." Berdiri tegak dan melangkah mendekati Calvin. "Ada party apa di rumah Joe?"

"Nggak ada party. Cu-cuma main."

"Mentang-mentang papa mama nggak di rumah, jadi mainnya nggak perlu izin?"

"Calv udah chat mama kok."

"Boleh?"

Calvin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Deretan gigi putihnya dipamerkan, namun tertutupi masker. Lalu Harsa muncul di belakang Calvin, sama terkejutnya melihat keberadaan Tyan. Amarah Tyan pun sedikit mereda setelah tau ada Harsa bersama keponakan kesayangannya.

"Terus papa sama mama sekarang dimana? Kok jam segini belum pulang?" tanya Calvin.

"Katanya chat mama, harusnya tau dong mama di mana. Kan mama pasti ngabarin kamu kalo pulang telat."

Bibirnya mencebik. "Iya iya, tadi Calv nggak sempet izin mama, belum buka handphone juga," Calvin mengaku.

Sang paman berdecak. Harus dipancing dulu baru jujur. "Papa mama-mu jenguk dokter Metta, melahirkan tadi siang," ujarnya.

"Hah?! Kok Calv nggak diajak? Calv juga pengen liat dedek bayi."

"Ini Tyan mau jemput kamu."

"Oke! Calv mandi dulu."

Namun, jalannya diblokir oleh Tyan. "Buka dulu maskernya." Dan Calvin bergeming, bola matanya bergulir ke segala arah menghindari menatap Tyan. "Calvin."

Dengan gerakan lambat Calvin lepas kain yang menutupi mulut dan hidungnya, membeberkan memar ungu kebiruan di sudut bibir kiri. Wajahnya telah bertambah hiasan luka selain di hidung.

Tyan mengulurkan tangan, menepuk-nepuk pipi sang keponakan. "Jagoan neon. Dah sana mandi."

Seusai Calvin pergi, tinggal Harsa dan Tyan di tengah keheningan. "Ada yang merasa hukuman untuk Joe kurang fair, terus datang ke Ayahnya Joe dan membuat skenario Joe memalsukan hasil tes urin menjadi negatif narkoba karena punya Calvin sebagai backing-nya," jelas Harsa sebelum diminta.

Pria yang lengannya dipenuhi tato melipat tangan di depan dada lalu menggerakkan mata menunjuk sofa. Setelah keduanya duduk berhadapan一dengan Tyan di single sofa一maka dijelaskan oleh Harsa bagaimana Calvin mendapatkan memar di wajahnya.

Bermula dari Calvin mendengar perbincangan antara Harsa dan Joe di lobi apartemen. Lalu, tak disangka-sangka menyusul ke kafe dekat kampus, menyetir sendiri mobil kesayangannya. Datang-datang Calvin menghajar teman Joe sekaligus menantang. Perkelahian pun tak terhindarkan.

Tak tanggung-tanggung Calvin kerahkan semua jurus yang dipelajari dari melihat mama-nya berlatih muay thai. Hingga si musuh berujung menyerah setelah wajahnya babak belur. Kemudian dia bersedia diseret ke rumah Joe untuk mengakui kesalahan.

Tyan hanya menanggapi dengan gelengan kepala seraya memijit pelipis.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
CALV : Season 2 ⁽ᴱᴺᴰ⁾Where stories live. Discover now