12

3K 41 0
                                    

"Wah bagus yah hp isinya udah kayak ibu kostan".

Zarah mengangguk-nganggukkan kepalanya melihat banyak pesan cewek di wa suaminya yang belum terbaca ada puluhan bahkan ratusan pesan dalam setiap satu kontak yang belum terbaca.

"Ta-tapi kakak kan gak pernah peduliin sayang"akhsal mencoba membela dirinya.

Akhsal selama menikah memang tidak pernah lagi memedulikan pacar- pacarnya itu.

"Gak di peduliin tapi di pacari yah?" tanya zarah menoleh sebentar ke akhsal lalu kembali fokus ke heandphon itu.

"Tadi kakak udah mutusin mereka semua sayang~"ujar akhsal lalu mendekap tubuh zarah mencoba menenangkan.

"Hahaha"zarah tertawa keras lalu menoleh manatap akhsal yang memeluknya dari samping.

"Tadi?!"zarah tersenyum lebar mengatakannya seakan ia sedang bahagia tetapi air matanya mengalir deras.

Ia sungguh tak menyangka mengapa akhsal dengan entengnya mengatakan  kata tadi tanpa rasa bersalah.

"Kenapa tadiii~ kenapa buka sedari awal kita nikah, aku merasa sangat bodoh, kenapa aku bisa gak tahu suami aku masih menjalin kasih di belakang aku hiks!".

"Jangan nangis sayang"air mata aksal yang sedari tadi akhsal tahan agar tidak jatuh akhirnya luruh juga.

Ia tak sanggup melihat sang istri menangis dan terlihat frustasi, hatinya sakit seakan di sayat-sayat.

"Maafin kakak sayang"akhsal terus berbisik di hadapan zarah sambil menyeka air mata zarah yang terus mengalir tanpa perlawan dari zarah.

Akhsal seakan tidak punya kakuatan lagi melihat istrinya yang kini menangis tanpa suara.

Akhsal kemudian membekap erat zarah di pelukannya dan tumpalah sudah tangisan mereka.

Di malam yang sejuk dan indah tapi tidak seindah keadaan dua anak manusia berbeda jenis itu.

Kamar mewah nan luas itu di dominasi dengan suara tangis yang seakan menyayat hati.

Maafin kakak

Akhsal terus mengucapkannya di sela tangisannya.

****

Terkadang hal sepele dalam rumah tangga akan menjadi besar jika terus di diamkan tanpa penyelesaian dan jalan keluar.

Maka dari itu kejujuran dalam rumah tangga sangat di butuhkan sebab jika tak ada kejujuran maka tak ada ke percayaan.

Komunikasi yang lenggang membuat suatu hubunganpun ikut lenggang seiring berjalannya waktu.

*
*
*

04.47

Seorang pemuda tengah memandangi wajah gadis yang tertidur di bekapannya sedari tadi.

Sedari malam ia hanya tidur sebentar selebihnya memandangi wajah gadis yang didekapnya.

Wajah putih nan damai dalam tidurnya itu terndai dengan wajah sebamnya.

Wajah sebam itu tidak dapat menutupi kecantikannya yang alami.

Wajah yang lelah akan tangisannya.

"Maafin kakak sayang bukan maksud kakak menyakitimu kakak sungguh tidak bermaksud maafin kakak"akhsal membelai mata zarah yang sebam akibat menangis semalaman hingga lelah dan tertidur.

Dengan perlahan kelopak mata zarah terbuka melihat akhsal yang juga tengah melihatnya.

Mereka saling menatap dalam diam wajah mereka hanya berjarak 5 centi cukup lama dalam keadaan itu hingga zarah memecah keheningan.

"Jelaskan"ucap zarah pelan seperti berbisik.

Seakan mengerti akhsal mulai menjelaskan segalanya"Kakak gak pernah ada niat bodohi kamu sayang gak sama sekali, kakak benar-benar lupa kalau kakak masih punya pacar kakak pikir yang ngecahat kakak sebelum-sebelumnya itu cuma fans kakak eh ternyata pacar kakak, kakak selama ini pacaran asal terima aja karena kasian kalau gak terima malu dia nanti kalau ada yang nembak jadi gak terlalu ingat wajah dan namanya, kakak udah gak pernah peduliin dan ingat kalau kakak masih punya pacar hingga semalam ada notif masuk dan kakak baca ternyata itu pacar kakak yang entah siapa tapi detik itu juga kakak mutusin mereka semua. Suerr deh kakak gak bohong kalau gak percaya nih lihat sendiri"akhsal menjelaskannya dengan tampang lucu lalu menunjukkan chatnya di grup yang ia buat untuk mutusin semua pacar-pacarnya.

Zarah bernafas lega setelah membaca grup itu, emosinya sudah mereda.

"Udah percaya sama kakak kan sayang?"tanya akhsal memastikan.

Zarah menjawabnya dengan anggukan lemah badannya serasa tak ada tenaga.

"Terima kasih sayang"akhsal lalu menghujani wajah zarah dengan ciuman bertubi-tubi.

"Stop kak~"zarah mendorong wajah akhsal"sikat gigi dulu nafas kakak bau".

Gengsi yang selangit itu seakan runtuh seruntuh-runtuhnya.

'gini amat bini gua'karena tak mau membuat zarah marah lagi akhsal hanya bisa menurut.

Zarah menarik nafas lalu menghembuskannya"aku percaya bukan berarti memaafkan kakak".

Zarah melihat jelas ekspresi akhsal yang berubah seketika dari yang bahagia menjadi panik.

"Kenapa yang, kakak udah jelaskan semuanya kan"akhsal panik mendengar perkataan zarah yang ternyata belum memaafkannya padahal ia pikir zarah telah memaafkannya.

Zarah memutar bola matanya kemudian merubah posisinya menjadi duduk yang di ikuti oleh akhsal.

"Aku kesal sama kakak yang bisa-bisanya lupa punya banyak pacar terus gak diputusin setelah nikah" zarah mengatakannya sambil misuh-misuh.

Akhsal melihatnya jadi gemas sendiri sungguh zarah sangat lucu dengan wajah sebamnya yang sedang kesal.

"Lah kan kakak lupa sayang~"kata akhsal gemas tangannya terangkat mecubit-cubit gemas udara seakan itu adalah pipi zarah.

"Itu derita kakak aku mah bodo amat gimana pun aku gak maafin kakak, aku masih kesal sama kakak"ucap zarah keukeuh.

"Kakak harus ngapain biar kamu maafin kakak sayang~".

"Kakak harus....."zarah menggantung ucapannya.

Wajah akhsal sedikit berkerut menunggu perkataan zarah.

"Kakak harusss PUASA!"lanjut zarah menekan kata puasa.

"Puasa?, Maksudnya?"tanya akhsal kurang mengerti ucapa zarah yang mengatakan bahwa ia harus berpuasa.

"Yah kakak harus puasa selama kita liburan"kata zarah.

"Gak makan maksudnya? selama liburan?, Seminggu? Mati dong kakak gak makan selama seminggu"akhsal berspekulasi bahwa puasa yang di katakan zarah adalah puasa yang sebenarnya yaitu menahan lapar dan haus.

"Ihh nyebelin maksud aku bukan itu tau kak masa kakak gak ngerti sih" zarah mengerucutkan bibirnya kesal sebab akhsal yang tidak mengerti-mengerti apa yang ia maksud.

"Terus apaan sayang~"akhsal greget karena zarah berbicara setengah-setengah.

"Maksud aku itu kakak puasa gak dapat jatah selama kita liburan"zarah menjelaskannya sambil misuhh-misuh sendiri tanpa melihat wajah di sampingnya yang terkejut dengan mata membulat dan mulut mangap.


































"Apa!!"



Bersambung....

AkzaraWhere stories live. Discover now