2

9.9K 104 0
                                    

"Ra maafin dong"akhsal berjongkok di depan zarah yang duduk di pinggir ranjang.

"Ra...."akhsal merenggut dengan wajah memelas menyandarkan dagunya di pangkuan zarah yang menatapnya tajam dengan dahi sedikit merah.

"Maafin aku Ra..aku beneran gak tau kalau lantai itu licin serius"mengangkat wajah, akhsal menatap mata zarah dengan puppy eyes zarah merotasi matanya meliat itu.

Zarah sangat kesal dengan tingkah akhsal yang membuat dahinya nyeri dan memerah"Sakit tau! Kamu kenapa sih main narik-narik aja, udah tau itu kamar mandi yah jelas lantainya licinnn!"ucap zarah dengan pipi yang mengembung karena marah.

Cup

Akhsal mencium pipi zarah gemas"maafin yah sayang, janji deh gak bakal gitu lagi suer"bujuknya dengan jari yang berbentuk v.

"Janji?"tanya zarah kepada akhsal yang sudah duduk di sampingnya dengan kedua tangan memeluk pinggang zarah.

Akhsal mencium pipi zarah bertubi-tubi"iya aku janji gak bakal gitu lagi"katanya sambil manggut menampilkan wajah serius yang terlihat imut di mata zarah.

"Udah di maafin kan?"tanya akhsal pada zarah sembari terus mencium zarah di pipi.

"Iya"jawabnya malas dengan tangan mendorong wajah akhsal yang terus saja mencium pipinya.

Wajah akhsal berbinar mendengarnya"kalau gitu yuk kita mandi"ucap akhsal semangat,ia lantas berdiri dengan tangan menggenggam tangan zarah berniat menariknya kekamar mandi untuk mandi bersama.

"Gak mau, kamu deluan"tungkas zarah melepas tangannya dari genggaman akhsal.

"I~ih Ra...ayo dong"rengeknya mengayun-ayunkan tangan zarah bagai anak kecil yang meminta dibelikan mainan.

"Deluan atau kita gak tidur bareng"tegasnya melepas tangan dari tautan tangan akhsal lalu duduk kembali di pinggir ranjang.

*
*
*

Sambil menunggu akhsal yang mandi lamanya seperti gadis perawan, zarah berniat membantu mertuanya membuat sarapan.

"Pagi Mah"sapa zarah setelah menginjakkan kakinya di dapur, ia masih sedikit kikuk di hadapan ibu dari suaminya itu.

Rani berbalik melihat zarah berjalan menuju dirinya"Pagi juga sayang"lalu mencium pipi zarah.

Yah zarah nyaman tinggal di rumah mertuanya karena mereka memperlakukan zarah seperti anak sendiri, itu membuat zarah bahagia sebab ia kembali merasakan kasih sayang dari orang tua setelah sekian lama.

"Kakak mana?"Rani melihat kebelakang zarah mencari sang putra yang masih sangat manja kepada dirinya.

"Kakak lagi mandi mah"jawabnya melewati Rani berniat melihat sarapan apa yang sedang di buat oleh mertuanya itu.

"Mamah lagi masak apa?"tanya zarah berjalan menuju kompor.

Rani berjalan berniat melanjutkan acara masaknya"omelet dan nasi goreng, kamu suka?"Rani mengaduk telur di dalam mangkuk dan menuangnya kedalam wajan yang terisi mentega.

"Iya mah suka, aku boleh bantu mamah nggak?"tanya zarah lagi dengan wajah memperhatikan sang mertua yang sedang memasak.

"Boleh"jawab Rani singkat karena sedang fokus menggoreng telur.

"Tapi aku gak tau masak mah gimana dong..?"zarah merasa tidak enak karena sebagai seorang menantu semestinya dia pandai mengurus rumah tangganya dengan baik terutama memasak.

Rani berbalik menghadap zarah, memegang pundak sang menantu dan menatapnya"Gak masalah kamu tidak pandai dalam hal memasak karena makanan bisa di beli yang penting kamu bisa menjalankan peran sebagai seorang istri dengan baik".

AkzaraWhere stories live. Discover now