03. Improvisasi! Improvisasi!

17 2 0
                                    

Tiba saat hari presentasi, Juan dan Henry tegang bukan main. Wajah mereka menggambarkan dengan jelas perasaan mereka. Sedangkan Avniel masih terlihat aman.

Henry tiba-tiba menghela napas kasar hingga Juan yang sibuk ngotak-ngatik laptop terperanjat kaget.

"Astaghfirullah manusia satu ini!"

Henry cuma nyengir. Lalu gak lama kelompok mereka dipanggil ke depan. Avniel yang duduk di depan bangku Henry dan Juan menoleh ke belakang.

"Sesuai tugas ya! Awas lu!"

"Sip! Aman!" Kata Juan.

"Jangan nanya lu nanti!" Avniel ngancem Huaren, teman sebangkunya. Gak tau aja akibatnya kalau Huaren digituin malah jadi merasa ditantang. Seperti motto anak remaja pada umumnya, larangan adalah perintah.

Setelah berdiri di depan kelas, Avniel, Juan dan Henry diem-dieman sesaat. Avniel yang udah nebak bakalan kacau langsung ngasih pandangan mematikannya ke arah Henry.

Bagai tersadar dari kesurupan Henry langsung sigap. Takut dijadikan Ghoul, seperti kata Juan.

"Assalamualaikum, ohayou minna-san!" sapa Henry, sedangkan Avniel dan Juan saling bertukar pandang.

Dikira mau presentasi di hadapan para Ghoul? Dewa batin Juan bertanya-tanya.

Awas aja lu! Ucap batin Avniel.

"Kami dari kelompok 3 akan mempresentasikan tentang... tentang... tentang apa hayoooo?"

Krik krik

Semua murid gak ada yang tertawa, membuat Henry makin ciut. Avniel gak tau lagi harus nyembunyiin wajahnya di mana. Sementara Juan menepuk jidatnya. Padahal Henry gak niat ngelucu, gak taunya emang garing juga hasilnya. Dia beneran lupa naskahnya sebagai moderator.

Bu Yona yang sedang memerhatikan lantas berdeham, mengintruksi agar Henry segera melanjutkan ke inti materi. Alhasil Henry panik duluan. Dia melirik teman-temannya.

"Improvisasi! Improvisasi!" Juan berbisik, sedangkan Avniel pura-pura gak lihat.

"Oke....! Kita gak usah kenalan lagi ya! Tak kenal maka tak sayang, nanti kalau sayang kita yang berabe. Tanpa menunggu lama lagi kita ke materi pertama yang akan disampaikan oleh saudara Avniel! Waktu dan tempat, dipersilakan!"

"Saudara dari mana anjir!" Juan berbisik.

"Lah emang iya kan?"

"Bukanlah! Lu gila aja."

"Ya terus sama siapa?" Henry kebingungan. Padahal Juan yang salah paham.

"Sama si Yang Yang sendirilah!"

"Lah, emang iya. Berarti gue bener dong?"

"Lu tadi nyebutnya saudaranya Avniel!"

"YAAAAA!!!!" Avniel berteriak cukup keras bikin Juan dan Henry terlonjak kaget. "Slide-nya!" perintah Avniel yang langsung diterima dengan sigap oleh Juan. "Siap paduka!"

Avniel kemudian menyampaikan materinya dengan lancar. Setelah itu dilanjut oleh Juan yang ternyata kebagian materi, gak sesuai yang mereka rencanakan.

"Improvisasi! Improvisasi!" kata Henry, mukanya kelihatan banget kalau dia merasa puas.

Juan berdecak. Dia cuma bisa merintih dalam hati. Rupanya kedua temannya telah bersekongkol untuk mengkhianatinya.

Setelah penyampaian materi selesai, Henry yang bertindak sebagai moderator memberi kesempatan untuk bertanya. Namun saat itu gak satu pun siswa atau siswi yang mengangkat tangan. Pura-pura sedih, Henry berkata dengan prihatin, "Aigooo..., baik kalau gak ada pertanyaan saya tut—"

GravityWhere stories live. Discover now