02. Drama Tugas Kelompok

12 3 0
                                    

Setelah drama hukuman hormat di depan tiang bendera dan masuk kelas dengan gontai, kini sepulang sekolah mereka mampir ke rumah Juan untuk mengerjakan tugas kelompok.

Avniel misuh-misuh karena baru masuk sudah dikasih tugas kelompok. Sedangkan Henry menerima pasrah dan sibuk mencari anggota yang tepat. Akhirnya setelah sedikit drama, Avniel direkrut masuk ke kelompok Henry dan Juan, memisahkan diri dengan teman sebangkunya sebab anggota kelompok maksimal berisikan 3 orang saja.

Avniel bertugas mencari bahan materi, Juan yang membuat Power Point dan Henry sebagai motivator.

"Nama anggota..." Juan bergumam diikuti jarinya yang sibuk mengetik. "Nama lengkap lo Yang," tukas Juan, matanya fokus menatap layar laptop.

Avniel berdecak. "Belasan tahun tetanggaan, main bareng, jajan bareng, dari TK sampe sekarang SMA juga bareng, boker satu boker semua. Lo masih nanya nama lengkap gue?"

Henry terbahak sembari memeluk snack yang dipegangnya. Sedangkan Juan berdesis kesal menanggapi Avniel.

"Avniel Sayang Cleon, begini?" Juan bertanya.

"Gak pake Sa, kampret!"

"Ya udah lo aja yang ngetik!" Juan mulai frustasi. Ia mengangkat laptop dari pangkuannya untuk diserahkan kepada Avniel.

"Tinggal hapus 'Sa'-nya sih?"

Juan gak jadi ngasihin laptop ke Avniel, akhirnya ia cuma ngikutin intruksi dan menghapus kesalahan pengetikan yang memang disengajanya. Cuma karena ia gak mau ngerjain aja.

"Nama gue jangan sampe salah, awas aja!" Henry membeo dipojokan masih dengan camilannya. Hal itu menimbulkan reaksi dari Juan. "Dih ngancem, gue salahin aja nih sekalian."

"Lo liat itu?" Henry menunjuk akuarium berukuran sedang di dekat pintu masuk kamar Juan, kemudian memberi bahasa isyarat mati menggunakan tangannya.

"Astaghfirullah, dosa ya lo main bunuh-bunuh aja. Nih, bener nih, Henry Liandra Atmaja." Juan nunjukin layar laptopnya untuk dicek oleh Henry.

"Sip!" kata Henry sambil senyum bangga.

Setelah mendapatkan konfirmasi, Juan kembali melanjutkan pengetikan. Sedangkan Avniel yang gak sabar terus mendesaknya. "Tinggal nama lo cepetan."

"Lo gak liat gue lagi ngapain?" Juan mendelik kesal.

"Bikin slide nama anggota kelompok aja bisa sampe 10 menit."

"Sabar napa Ya Allah. Heran. Nih, Juan Immanuel L."

"Kata lo nama lengkap, kenapa giliran lo ujungnya pake inisial doang?"

"Privacy Jigeummm!"

Avniel berdecak. Tangannya dengan empuk memukul bahu Juan yang mana membuatnya meringis. Kemudian diambilnya laptop itu. "Privasi-privasi pala lo gue pukul pake besi." Setelah menuliskan nama lengkap Juan, Avniel menyerahkan laptop kepada Henry. "Giliran lo."

"Kan nama gue udah ada." Henry membela diri. Tapi diterimanya laptop itu dengan hati yang berpasrah. Bau-bau bakal ngerjain semuanya.

"Ya lanjut materi."

"Serius nih?" Henry mulai ketar-ketir. Sedangkan Juan yang merasa terbebas dari tugas tertawa mengejek. "Yosh! Nanti gue bagian pindahin slide ya!"

Avniel yang gak terima ngambil bantal yang gak jauh dari tempatnya duduk kemudian melemparnya kepada Juan. "Enak aja! Lo pikir paduka raja?!"

"Ya bukan, tapi yang bener itu Pa-du-ka Ju-an."

"Ini gimana nih?" Henry panik sendiri.

Avniel berdecih. Ia merasa menyesal masuk kelompok orang-orang bobrok ini. "Emang paling bener kita gak usah sekelompok ya! Tinggal masukin materi Hen, lo tinggal copy aja. Edit dikit, udah jadi."

GravityWhere stories live. Discover now