2. Perasaan Bersalah

19 2 0
                                    

Calesta yang teguh dengan keputusan nya berniat kabur keluar negeri untuk beberapa bulan. Awalnya semua kartu nya diblokir oleh kakeknya. Tak habis fikir dia meminta tolong kylin, walaupun wanita itu membenci calesta. Kylin tetap lebih mencintai hak waris milik calesta.

Kylin membelikan tiket dan memberi uang saku untuk calesta. Pamannya hyuan membantu mengantarkan calesta kebandara. Hal tersebut ternyata diketahui kakeknya. Para pengawal berusaha mencegah mereka. Paman nya berusaha melindungi calesta agar berhasil kabur.

Tapi apa daya, pamannya yang lemah, pendek, dan tidak bisa bertarung kalah dalam satu tangan.

"Eh, kalian! Kalian, jangan keterlaluan nya sampai ngegendong saya kayak gini! Saya bukan karung beras tau" ucap paman hyuan, istrinya hanya bisa menahan malu.

Chengmi menarik calesta untuk segera pergi, tak lama chengmi berusaha menyembunyikan calesta dan bergegas kabur. Para pengawal itu berakhir mengejar chengmi dan tak menemukan calesta.

Calesta yang keluar dari persembunyiannya, ia fikir sudah aman ternyata tidak. Calesta akhirnya bersembunyi di mobil seseorang.

"Om, maaf yaa om, saya numpang sembunyi sebentar" ucap calesta, yang tak menyadari mobil milik siapa itu.

Mobil itu tiba-tiba bergerak, calesta yang awalnya berfikir di culik langsung berteriak dan berusaha lompat dari mobil.

"Kakek!" Ucap calesta, tubuh nya langsung lemas dan sedikit tertawa.

Ini mah namanya kabur ke dalam kandang singa.

Paman, dan bibi nya bersorak kegirangan berfikir bahwa mereka sudah berhasil mengusir calesta.

"Mas....? Mas, itu kan calesta!" Ucap chengmi yang melihat gadis kecil itu sudah berlutut bersama bibinya. "Bagus... Kalian semua, cepat berlutut!" Ucap kakek.

Dalam beberapa hari calesta di kurung. Sampai akhirnya Xiaolu sahabat nya mencari calesta kerumah. Gadis itu memasuki kamarku dengan wajah memerah, dan penuh isakan tangis. Seperti tau apa yang terjadi calesta hanya memeluk Xiaolu dan tak bertanya. Aku tau wanita mana yang tidak akan menangis mengetahui kabar ini, aku yakin dia telah mendengar kabar ini darimana mana sampai membuat nya muak.

"Ta, gue putus sama jiaxu" ucap xiaolu, dalam pelukan calesta. Calesta terdiam beberapa saat dia hanya bisa melihat ke cermin. Pantulan rasa bersalahnya tergambarkan jelas. Rasa bersalah dan takut menjadi satu.

"Calesta, lo harus bantu gue buat ngelabrak cewek brengsek yang jadi selingkuhan jiaxu!" Ucap xiaolu, yang membuatku terkejut. Calesta langsung membulatkan matanya dan sedikit membuka mulut. Bagaimana bisa dia melabrak dirinya sendiri?

"Lu, sabar... semua pasti ada jalan keluarnya kok. Gue tau jiaxu pacar lo, bukan tipikal selingkuh." Ucap calesta, sambil menepuk pelan. Xiaolu yang tinggi nya hanya 150 membuat nya seperti anak kecil yang sedang merengek. Calesta yang sudah berteman dengan xiaolu sejak SMP membuat rasa bersalahnya semakin besar.

Sampai akhirnya hari yang di takutkan benar-benar terjadi. Tak terasa dua bulan sudah berlalu, hari yang ditentukan telah terjadi. Sekarang calesta sedang berada di depan cermin dengan pakaian berbalut putih. Gadis ini menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan berakhir menundukan kepala. Ia kembali mengangkat kepalanya secara pelan.

Calesta melihat xiaolu di dalam pantulan cermin.

Calesta terkejut, dan tanpa aba-aba xiaolu langsung masuk menampar calesta. Xiaolu menangis sejadinya melihat calesta yang memakai baju putih itu. "Ta... kita tuh sahabatan dari kecil, kok bisa kamu begini sama aku?" Ucap xiaolu, dengan nada tinggi. Isak tangis nya terdengar jelas, calesta yang ikut panik tak bisa berkata kata. Xiaolu tiba tiba mengambil sebuah vas besar. "Pokoknya kita sahabat sejati, kalau aku gak bisa nikahin jiaxu... kamu juga gak bakal bisa!" Ucap xiaolu sambil mengangkat vas itu tinggi-tinggi.

Ini namanya sahabat sehidup semati, xiaolu!

"Jangan...!" Teriak calesta.
"..."

Dia melihat sekeliling sekali lagi, cermin yang tadi pecah karena xiaolu sekarang kembali utuh. Tak ada xiaolu disini, tempat ini masih rapi dan seperti semula. Sepertinya semua itu hanya mimpi buruk. Tapi lambat laun semua ini bakal jadi kenyataan kalau calesta diam saja.

Wah... gue gak bisa kayak gini, yang ada bisa mati muda gue karena xiaolu

Enggak gue masih muda buat nikah, dan punya suami macam dia bakal jadi mimpi terburuk gue

Calesta kembali memikirkan jalan keluar. Walaupun kemungkinan calesta untuk kabur sekarang sangat kecil, calesta tetap berusaha. Walaupun beberapa kali sempat bertemu pengawal, ia selamat karena tak tarlihat. Gadis itu tak sengaja masuk ke ruangan kosong dan melihat sebuah botol champagne. Dia terdiam beberapa saat, akhirnya calesta membawa sebotol champagne. Tak lupa dengan gelas anggur yang berada di sampingnya.

Calesta yang merasa aksi kaburnya kali ini aman dan tentram akhirnya berhasil keluar. Seseorang tiba-tiba menarik tangannya, siapa sangka lelaki dengan jas hitamnya berhasil menemukan calesta. "Calesta?" Ucap jiaxu, yang menatap wanita ini dari atas sampai bawah. Gadis itu langsung menarik tangannya kasar. Tatapan benci terlihat jelas dimata calesta.

"Kamu kenapa keluar?" Tanya jiaxu.

Yaa kabur lah kak, emang lagi acara maraton apa?

"Emang kakak mau nikah sama saya, kalau saya kabur kan kakak tinggal pura-pura gak bersalah" ucap calesta, gadis itu masih was-was dan melihat ke sekeliling.

Dia berharap hanya jiaxu yang menemukannya disini. Aku yakin Jiaxu sependapat dengan ku. Kecuali benar, jika dia berengsek dan memilih menikah dengan ku karena uang. Jiaxu yang tak merespon membuat calesta marah, dan memilih untuk meninggalkan nya.

"Tunggu sebentar, jika kau pergi begini bagaimana kabar bapak lee? Kakek mu akan marah besar" ucap jiaxu, pemikiran ini membuat calesta memijat kepalanya.

Calesta memutar bola matanya, dan menatap jenuh Jiaxu. Ingin rasanya dia menggigit tangan lelaki yang tak mau melepaskan nya ini.

"Tenang saja kak, aku yakin di kehidupan kali ini dia akan terhindar dari serangan jantung apa lagi struk. Bahkan aku yakin jika dari kesehatan lebih kuat dia, daripada aku." Ucap calesta.

Jiaxu masih tetap memegang tangan calesta. Calesta yang petakilan terus berusaha untuk kabur. "Saya tetap merasa ini bukan jalan yang baik, lebih baik kau menghadap bapak lee dan berbincang kembali." Ucap jiaxu, yang langsung menarik calesta masuk.

Jelas saja calesta langsung melawan, dan melepaskan pegangannya. Dia langsung melipat kedua tangannya, dan mulai memaki jiaxu.

"Kak, aku nih temen nya Xiaolu... Lo gak mikirin sahabat gue apa? Sumpah, aku fikir kakak orang baik baik tau gak, sih! Tau gini lebih baik aku nyuruh kakak sama Xiaolu putus dari dulu, kalau tau cowoknya cuma berengsek yang mencintai uang."

Calesta benar benar marah dan mengipas dirinya sendiri karena merasa kepanasan akibat di bakar api amarah. Seseorang tiba-tiba memanggil namaku, suara perempuan itu lembut terdengar. Calesta dan Jiaxu lantas menengok ke sumber suara.

"Xiaolu...!" Ucap kedua insan itu memanggil nama seseorang.

Unexpected Love: the Husband I Never WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang