-17-

73 35 40
                                    

Pukul 23.55 WIT..

Andai bulu ketek Patrick benar ada, mungkin bulu-bulu ijo itu sudah menyumpal mulut jigong Kevin. Mulutnya tidak ada henti-hentinya nyerocos, katanya mau naik kura-kura lah, makan ban mobil truk lah, jadi siluman ular lah. Maklumin, calon penghuni Rumah Sakit Jiwa.

Akibat terlalu banyak menelan air haram, alkohol. Ya gitu jadinya, otaknya miring sebelah, kejiwaannya terganggu lagi.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِجْتَنِبُواالْخَمْرَفَاِنَّهَامِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ.

Rasulullah ﷺ bersabda: Jauhilah kalian semua khamar, karena khamar itu kunci segala kejahatan (HR. Hakim).

Haram bukan hanya khamar dan babi, pacaran juga haram. Tidak pacaran tapi mesra saja sudah dihitung dosa, say no for zina.

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى

Artinya: Janganlah kamu mendekati zina (Q.S Al-Isra ayat 32)

Si Kevin itu mabuk bukan tanpa alasan. Depresi berat susah taklukin hati si doi, neng Shinta yang geulis. Teman-temannya yang memperhatikan sedari zaman baheula hanya mampu menggelengkan kepala, Almendo yang berada di pojok sudah ancang-ancang melempar kepala Kevin dengan sepatunya.

"Ya gini punya temen kurang waras," batin Rey menjerit.

"Ya Tuhan, kalau si Kevin punya banyak dosa, cabut saja lah nyawanya.. beta tidak tahan dengan ucapannya yang di luar nalar.." Jeje membatin, ia melempar botol air mineral ke arah wajah Kevin. Sayang tidak kena.

Karena Kevin yang kewarasannya tinggal 0,1% teman-temannya segera berpindah ke tempat yang aman, menghindari kebisingan orang utan tadi. Biarlah Kevin sibuk dengan ketawa-ketiwinya yang kaya orang gila.

Almendo datang menghampiri Kevin, ia merebut kasar botol alkohol di genggaman Kevin.

"Heh! Syiapa kamu anak haram! Balikin botol kesayangan aku! Ihhhh!!" Lihat kan, tingkahnya 11 12 banci pasar, menggapai-gapai angin abstrak.

Al cuek saja, ditanggapi juga tidak berguna. Ia menegak segelas alkohol, air mukanya mengkernyit jijik melihat Kevin pargoy. Mulut Kevin bergumam sesuatu.

"Heyeyeye! Bilang apa kamu?! Hoha-hoha bahasa alien?!" Al melotot seram, rasanya ingin melahap Kevin hidup-hidup.

"Eofjrlsieneje0eisndo," balas Kevin bodoh.

Pletak!

Terlampau geram Al menjitak ubun-ubun Kevin supaya waras sedikit. Definisi Al yang punya kesabaran setipis tisu dibagi seribu, bertemu dengan Kevin yang otaknya kongslet parah.

"Aduh botak-ku yang indah!"

"Matamu botak!"

Hingga akhirnya suasana markas kembali damai, suara gaduh anggota geng yang bermain kartu, dan gumaman tidak jelas Kevin.

Almendo? Dia lagi sibuk dengan ponselnya. Kalau ditanya ngapain, si Al itu lagi zoom out-zoom in foto lugu Shinta. Postingan Shinta sore lalu, menampakan foto dirinya sedang berdiri di depan sungai, memamerkan senyum tipisnya di hadapan kamera. Mungkin babang Al langsung klepek-klepek lihatnya, biasalah pesona dedek gemes kan sulit ditolak. Eheq!

Setelah beberapa saat seisi markas hanya terdengar rintik-rintik hujan, suara Kevin kembali menggangu indra pendengaran. Al yang berada di dekatnya menulikan pendengaran.

Phone Love: The series of Love 1Where stories live. Discover now