10. The Javu

21 4 0
                                    

Selamat membaca, semoga suka😊!

10. The Javu

Seusai pelajaran pak Bagus tadi, cowok itu memainkan jemari dengan cara mengetuk-ngetuk meja nya, sesekali Gio menatap sekeliling seraya mengambil bekal makanan yang sempat di simpan di kolong meja sambil menunggu guru yang lain untuk mengajar, karena ada waktu luang Gio akan memakan roti yang di beri oleh Ayara ketika pagi tadi. Untungnya! Cewek itu  izin ke WC sendirian jadi Gio bisa leluasa membuka dan memakan bekal makanan itu.

Kretek!

Pendengaran milik Satria sangat tajam sehingga cowok itu terbangun dari tidurnya, Satria menguap, matanya membulat sempurna di saat melihat Gio yang sedang mengambil roti dari tarpuwer pink. Ia terkekeh melihatnya begitu sangat gengsi cowok itu tadi ogah-ogahan, tetapi sekarang apa buktinya? Gio malah ingin memakan roti pemberian dari cewek yang di bencinya. Kucing pun tertawa melihat ini!

"Zak bangun woy, momen langka nih." Bisik Satria pelan, tangannya menggoyang-goyangkan tubuh Zaki agar bangun dari tidurnya. Ia memicingkan matanya lantaran perkataannya sama sekali tidak ada sahutan. "Tidur mulu lo nyet, nanti rezeki di patok ayam, Zak." Satria beralih menatap Gio yang masih mengamati roti, hal itu membuat dirinya merasa gereget . "Dan gue ayamnya." Gerutunya menatap sebal punggung lebar milik Gio.

Gio tertegun, roti ini benar-benar empuk dan sangat enak bila sudah masuk ke dalam mulutnya. Roti dengan selai Strawberry di dalamnya membuat ia merasa sudah pernah memakan roti ini, ini bukan cuman perasaan nya saja melainkan Gio memang sudah pernah memakan roti ini, saat ini rasannya sudah seperti the javu. Kenapa Ayara memberikan roti sama persis yang di berikan gadis itu? Apa karena kebetulan? Sayangnya ia lupa kepada nama gadis yang pernah memberikan roti ini.

Sudut bibir Ayara terangkat, tangannya bersedikap dada. Siapa sangka cewek ini pergi ke WC, padahal sejak tadi ia mematung di dekat pintu yang terbuka, tubuhnya tersender mengamati cowok berdarah dingin itu sedang melahap roti. Beruntung! Karena Gio tidak melihat ke arah pintu.

"Kamu pasti ngerasa roti itu sama seperti yang pernah kamu makan, kan?" Gumam Ayara matanya menyipit, perlahan cewek itu tertawa kecil sekejap. "Ya jelas, orang itu bukan aku yang buat. Mana mungkin, aku membuat roti seenak itu."

Jika kalian menebak Ayara membeli roti di toko jelaslah salah, ia sengaja tidak membeli di toko kue apalagi rasannya yang sangat khas atau berbeda dengan roti lainya sangat sulit di jumpai. Zaki mengernyitkan kening di saat matanya tak sengaja melihat cewek berkacamata bulat itu sedang berbicara sendiri. Tapi, ia tak peduli untuk apa juga berkomentar mending tidur!

Dengan senyuman sumringah nya Ayara hendak memasuki kelas, perasaan senang dan bahagia itulah yang di rasakannya hari ini. Bunyi decitan sepatu Nike milik cewek itu terdengar di telinga Gio sehingga ia tersentak kaget, buru-buru ia menaruh kembali roti dan mengambilnya. Gio berdiri berniat menghampiri Ayara yang sedang mengobrol di bangkunya Laura.

Brak!

Ayara terkejut bukan maen begitupun dengan Laura cewek itu langsung berhenti berbicara. Satria mulutnya menganga, Gio membantingkan tarpuwer milik Ayara sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring, Aleza yang sedang membaca buku, bukunya terjatuh akibat kaget, Mutia pun seketika tersedak minuman boba akibat suara dentuman keras, Zhea mengambil ponselnya mematikan live tiktok dengan cepat, cewek rambutnya di kepang dua itu menghampiri bangku Laura yang sudah berkerumun.

Zaki tertidur pulas seketika terbangun dari tidur nyenyaknya, lenyap sudah mimpinya barusan gara-gara suara dentuman keras menusuk telingan nya, ia menepuk pundak Satria dengan kasar, refleks. "Berisik anjing, gue lagi tidur lo berisik lagi." Satria mengerutkan kening, menyunggingkan bibir merasa tak terima. "Bukan gue nyet. Tuh, si Gio yang berisik!"

O B S E S I [On Going✔️]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن