001. Perjodohan

2.2K 101 3
                                    

DISCLAIMER.
- Dibuat berdasarkan ide sendiri, tidak bermaksud menjiplak karya lain.
- Bxg phobic, Angrybao phobic (especially) DO NOT INTERACT / DO NOT READ.
- Abaikan typo
- Sudah ada versi alternate universe (end)

"Lo pada percaya gak, kalau jodoh ditangan nyokap itu ada?" Winara yang paling awal membuka topik obrolan setelah setengah jam hening.

"Antara percaya gak percaya, sih" respons Kayes.

"Baca apa lagi lo di wattpad?? Sampe tiba-tiba nanya kayak gitu??" tanya Gashani mengintip layar ponsel Winara.

"Ih gue cuman nanya doang, kalian percaya gak?"

"Gue pribadi sih nggak" sahut Naya.

"Kok bisa?" Gashani mengerutkan dahi nya.

"Ya namanya jodoh, ditangan Tuhan lah," kata Naya. "Kalau asal nya bukan dari Tuhan, ya nama nya bukan jodoh"

"Terus apa?"

"Jagain jodoh orang"

Winara, Kayes, dan Naya terkekeh geli mendengar jawaban candaan dari Gashani.

"Ya gak salah dong, gue?" Gashani bertanya. "Kayak Winara sama Ju-"

"Eh diem, deh, gini-gini gue gak pernah update di status tentang mantan gue ya, Sha!" sarkas Winara.

"Tapi lo berdua bucin banget dulu" Gashani tertawa lepas.

"Gue gak ikutan ya Win, kalau mau tabok, tabok Gashani aja" kata Naya terkekeh.

"Woi anjing"

"Apaan sih?" jawab Jendral kesal.

"Orang nanya, tuh, dijawab tolol" Juan tak kalah kesal nya.

"Apa? Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Jendral memelankan suara nya.

"Tadi ada cewek, dibawah kita, dia nanya nomor WhatsApp lo, malah lo diemin" kata Juan.

"Tau, nih, Jendral. Padahal lumayan loh tadi" sahut Hans.

"Lumayan apa, Hans?" goda Jemi.

"Lumayan semok" Hans terkekeh geli.

"Haduh, penyakit tolol nya gak hilang-hilang" Satria menggeleng tak habis pikir.

"Eh, lo pada ada kenalan cewek gak sih?" tanya Hans tiba-tiba.

"Taubat lo, Hans. Udah berapa cewek lo temuin di club semalem, hah?" Satria menepuk pelan bahu Hans.

"Baru tiga kok"

"Thats, BARU" Jemi menghela nafas panjang.

"Urusan lo sama Hana aja belum kelar, udah sok-sokan cari cewek baru" sahut Jendral.

"Sumpah, tapi iya, kali ini gua setuju sama Jendral" Sakha niat nya ingin mengajak Jendral hi-five, namun laki-laki itu malah tidak menghiraukan dirinya.

"Kalau mau cari cewek, temen nya Winara juga banyak" kata Juan.

"Preeeettttt....." jawab mereka semua.

"Eh lo tuh kalo gagal move on bilang aja sih Jan" Riski tertawa paling puas.

"Lah apaan sih? Gua kan cuman menyarankan Hans untuk deketin temen-temen nya Winara" jawab Juan.

"Salah satu nya tetangga gua tuh, si Gashani" sahut Jendral.

"Oh ya?" Juan membulatkan matanya. "Kenapa lo gak pepet aja Jen?"

"Ah basi, masa lalu gua aja gak beres" jawab Jendral agak memelankan kalimat akhir.

"Itu mah karena lo nya yang salah pilih" ujar Jemi.

"Ya makanya itu, gua jadi takut untuk milih lagi."

Malam nya, Naya baru saja selesai mandi. Jenna—Mama Naya yang hari ini super sibuk itu memanggil anak nya untuk turun ke ruang tamu. Entah kenapa, kali ini Naya memiliki firasat yang aneh tentang tujuan Mama memanggil diri nya.

"Ada apa, Ma?" tanya Naya terduduk diseberang Jenna.

"Minum dulu, ya. Mama tau pasti berita ini bikin kamu heboh sendiri" Jenna tersenyum simpul, ibarat sudah tahu persis bagaimana sifat putri nya.

Naya hanya mengikuti apa yang Jenna suruh. Ia meneguk segelas air penuh yang kelihatan nya sudah disiapkan Jenna terlebih dahulu untuk nya.

"Nay, Mama mau ngomong sesuatu..," Jenna terjeda untuk beberapa saat, membuat Naya merasa tergantung.

"Kamu mau kan Mama jodohin?"

"Hah? Apaan? Jodohin? Gak salah denger nih?" Naya tergelak. "Ma, Naya masih muda, masih banyak yang belum Naya capai. Mama mau jodohin Naya gitu aja??"

"Tuhkan, baru aja Mama sangka. Ucapan kamu pasti merembet kemana-mana" Mama tersenyum.

"Naya, Mama melakukan ini demi kebaikan kamu sendiri..," jeda Jenna. "Kamu percaya, kan, sama pilihan Mama?"

"But, Mom—" Naya mengusap wajahnya frustasi. "I'm only twenty-one. Don't you think i'm too young for a marriage?"

"Kamu nggak harus cepat-cepat nikah, Naya" Mama mendekati Naya untuk menenangkan. "Mama hanya mau ngomongin ini sama kamu, supaya nanti kamu gak terlalu kaget lagi."

Padahal, ini sudah cukup mengagetkan untuk Naya.

"Naya, nurut, ya?" Jenna tersenyum menatap putri nya. "Menikah bukan berarti kamu tidak bisa menggapai cita-cita menjadi seorang hakim"

"Ma, tapi—"

"Ini Mama dapat kontak nya tadi siang, baru dikasih sama Bunda nya, sahabat Mama" Jenna mengeluarkan sebuah kertas berisikan nomor WhatsApp seseorang.

"Namanya, Arkatama Jendral Kahitna."

— To Be Continued.

Versi AU nya ada di akun @ mebyJen (pinned).

🐼

Angrybao || ENGAGEMENT RINGS {End}Where stories live. Discover now