6. Sisi Gelap

1 0 0
                                    

Happy Reading!

.

.

.

"Dia adalah laki laki dengan prinsip yang kuat" Ucap seorang pria dengan setelan jas mahalnya, dengan tangan memegang gelas alkohol. Pria itu memutarnya pelan sebelum dia teguk kandas.

Dengan setelan itu dia nampak berwibawa, dengan jas melekat mencetak tubuhnya yang masih memiliki proporsi yang baik. Juga sepatu hitam mengkilatnya, dan rambut yang tertata. Dia nampak dari kalangan orang berada.

"Dia adalah laki laki yang bertekad bulat" Ucapnya lagi lalu membuka penutup botol alkohol dan dia tuangkan lagi ada gelasnya hingga terisi setengah.

"Dan dia adalah laki laki yang berpegang teguh pada pendiriannya" Sambungnya terakhir sebelum menutup mulut dan menegak alkohol hingga tandas.

Suara kursi besarnya berdecit saat dia bangkit. Pria itu melangkah membelakangi orang yang tadi berdiri dihadapannya, lalu melempark pandangannya kekaca pembatas ruangan itu.

"Lalu tuan, apa yang harus kita lakukan?" Tanya pria yang tadi berdiri berhadapan dengan pria berjas itu. Melakukan sikap sempurna layaknya tentara kepada atasan, dengan rompi anti peluru yang melekat menutupi tubuhnya.

"Tidak ada, kita tidak bisa berbuat apapun" Balas pria berjas itu lalu melipat tangannya ke belakang tubuhnya. Pria berompi itu mengangguk lalu undur diri dari ruangan atasannya itu dan diangguki oleh pria berjas.

Setelah kepergian bawahannya, pria itu membalikkan badannya lalu menatap setiap penjuru ruangannya dengan mata teduhnya. "Aku terlalu andil hingga saat aku keluar aku sudah terlambat" Ucapnya lirih lalu menundukkan kepalanya dengan nafas yang berat.

.

.

.

"Kakek!" Romeo yang barusaja pulang langsung berteriak dengan keras membuat semua pelayan yang ada langsung berlari ke ruang depan. Di ambang pintu besar Romeo dengan tangan terkepal berjalan dengan cepat mencari keberadaan kakeknya yang entah dimana.

"Kakek!" Teriaknya lagi dengan nada yang menggebuh, bahkan dia mendobrak kasar setiap ruangan di rumah itu.

"Aku akan menyeret kakek ketika ketemu jika kakek tidak segera menemuiku!" Ucap pemuda itu dengan nada penuh ancaman. Dia tahu siapa yang melindungi Scorpio, dia sangat tahu jika kakek tuanya itu masih ingin melindungi sepupuh laknatnya itu secara diam diam.

"Jika kakek masih bersembunyi dariku, aku akan segera membunuh cucu sialan kakek itu!" Dia berteriak dengan ancaman lagi. Bahkan Romeo harus mengacak acak ruangan kerja sang kakek karena tak kunjung menemukan keberadaan pria tua itu.

Tiba tiba saja saat dia tengah asiknya menginjak laptop kerja sang kakek dan merobek beberapa dokumen di mejanya, ponsel Romeo bergetar. Dua notifikasi muncul tertera di layarnya membuat Romeo kembali menggeram dan membanting ponselnya ke lantai.

Mencariku cucu kurang ajar?

Dirimu tidak akan bisa mengalahkan kakek pintarmu ini.

Dua pesan itu dapat membuat darahnya semakin mendidih, dengan rahang yang bergeremuk Romeo meraih gelas dihadapannya lalu membantingnya ke lantai. Serpihan ada dimana mana dan dia segera keluar dari ruangan itu dengan menginjak beberapa pecahan kaca dengan kakinya.

Persetan dengan tusukan kaca yang mengenai beberapa bagian tubuhnya, dia hanya ingin meredam amarahnya dengan melampiaskan segalanya.

"Aku akan mencarimu walau harus menggali lubang cacing dan aku akan melubangi kepalamu, camkan itu kakek tua" Gumamnya sebelum akhirnya sepenuhnya keluar dari ruangan itu.

JaguarWhere stories live. Discover now