Bab XV

337 72 25
                                    

"Pangeran, Bangunlah."

Samar-samar, Sasuke mendengar suara yang memanggilnya. Namun dirinya belum bisa membedakan mana yang mimpi dan bukan. Jadi kelopak itu masih belum juga mau terbuka untuk menyahuti suara tersebut.

"Pangeran, ini sudah menjelang pagi. Akan ada banyak orang yang menyaksikan Anda."

Semakin sering suara itu memanggilnya, semakin kesadarannya kembali. Sehingga kelopak itu kemudian terbuka perlahan, dan segera lah sosok Jugo menyambut penglihatannya. Ketika ia melirik ke sisi lain, nampak pula Suigetsu yang tengah berdiri sambil memandanginya dengan pandangan yang seolah tidak percaya. Apa-apaan tatapan itu? Pangeran dibuat heran namun belum bisa mencerna situasinya.

"Maaf membangunkan Anda, tetapi Yang Mulia benar-benar harus bergegas kembali ke istana sebelum matahari terbit sepenuhnya." Jugo kembali bersuara.

Pangeran berkedip untuk mencerna apa yang dikatakan anak buahnya itu. Kembali ke istana? Memangnya di mana dia sekarang? Kemudian ia melihat sekeliling, dan barulah sadar bahwa dirinya tengah berada di luar. Ketika ia hendak bangun, tiba-tiba pemuda itu merasa bahwa setengah bagian tubuhnya berat. Lantas ketika menoleh, tampak seseorang berambut hitam tengah menyandarkan kepala padanya. Terdiam beberapa saat, sampai ia menyadari situasi.

Benar juga, ia lupa bahwa semalam tengah duduk di sini untuk menemani Sakura. Namun siapa sangka ia justru ikut terlelap bersama gadis itu semalaman.

Tunggu!

'Tidur bersama seorang gadis semalaman? Belum lagi di luar?'

Pemuda itu lantas menoleh pada Kedua anak buahnya yang tengah menatapnya. Belum lagi dengan Suigetsu yang lebih intens memerhatikannya. Kini ia tau kenapa pemuda itu sejak tadi memberikan tatapan demikian. Namun haruskah ia menatapnya seperti itu, ingin sekali Sasuke menumbuk wajah itu.

Namun di sisi lain, entah kenapa ia merasa seolah tertangkap basah. Pemuda itu lantas berdeham kecil sebelum bersuara, "Kalian kembalilah ke istana, aku akan menyusul nanti."

"Tidak bisa, Yang Mulia. Sebentar lagi pagi akan menjelang. Belum lagi sudah banyak sekali saksi yang meihat Anda di sini. Mereka sampai ribut saat melihatanya. Kami berdua bahkan sampai harus berdiri di sini semalaman untuk menjaga Anda berdua." Jugo menjelaskan dengan wajah resah.

"Apa kau Bilang?"

Tentu saja Pangeran akan terkejut dengan berita tersebut. Bagaimana pun ia sadar bahwa hal sekecil apa pun yang ia lakukan akan selalu menjadi pusat perhatian dan perbincangan. Terlebih mungkin peristiwa kali ini cukup sensitif jika harus jadi bahan gunjingan. Dan sialnya lagi ia takut jiga sang Permaisuri mengetahuinya. Belum lagi Sakura belakangan menjadi sosok gadis yang membuat sang ibu penasaran.

"Hal itu tidak bisa kami Hindari, Pangeran." Jugo tampak merasa bersalah. Kendati ia sudah menyuruh agar siapa pun yang melihat kejadian ini untuk tutup mulut, namun tetap saja ia yakin gosip akan tetap tersebar.

"Lalu kenapa kau tidak membangunkanku?" Pemuda itu menuding sang anak buah dengan delikannya.

Jugo sempat melirik Suigetsu sebelum berkata, "Kami ingin melakukannya, namun tidak enak ketika melihat Anda tertidur begitu lelap. Kami tau bahwa belakangan Anda tidak bisa tertidur nyenyak setelah munculnya kericuhan beberapa waktu belakangan ini."

Ketika Pangeran hendak menjawab, gerakan kecil di sampingnya membuat ia menoleh. Sakura tampak bergeliat kecil sebelum membuka mata. Manik gadis itu sempat memindai keadaan sekitar, dan segera menjauhkan kepala saat menyadari ia tengah tertidur pada pundak Sasuke.

"Ah, apa aku membangunkanmu?"

Jugo segera melirik sang Pangeran ketika Pemuda itu dengan lembut bersuara pada gadis di hadapannya. Padahal sebelumnya dia mendapat bentakan juga sorot bengis. Kenapa ia merasa tidak adil?

THE MISSING QUEENWhere stories live. Discover now