❇ | 18.

16.5K 941 11
                                    

‧°𖦹。⋆Reuni & Drunken⋆。𖦹°‧


Lagi untuk alasan yang tidak Senna ketahui. Hal yang tidak biasanya Janu lakukan kali ini adalah mengikutinya pergi berbelanja bersama Ajiel. Janu dengan semangat mengajukan diri untuk ikut bersama mereka saat Ajiel membahas tentang pergi ke pusat perbelanjaan pagi ini.

Bukan hanya Senna, Ajiel bahkan ikut bertanya-tanya tentang perubahan perilaku Ayahnya akhir-akhir ini. Namun tak di pungkiri, anak itu sangat senang hanya dengan memikirkan akan pergi keluar lagi bersama sang Ayah.

Saat Ayah dan anak itu sibuk memilih es krim, Senna dengan mendorong troli melangkahkan kakinya untuk melihat buah-buahan.

Tungkainya lalu berhenti di depan deretan apel merah yang tampak segar. Senna lalu sibuk memilih beberapa yang akan dia ambil kala tiba-tiba saja seseorang datang menghampirinya.

"Arsenna?"

Menoleh, Senna terkejut begitu mendapati seorang laki-laki yang tampak familiar.

"Ketua kelas?"

Laki-laki yang disebut ketua kelas itu seketika tersenyum. "Ah... kau masih suka lupa dengan namaku ya.. Hersa, ingat?"

Senna meringis tidak enak. Ini sebab kebiasaanya. "Maaf," gumamnya.

Hersa menggeleng. "Lama tidak bertemu. Kau sendirian?" tanyanya.

"Ah itu, aku—" Senna tersentak kecil begitu merasakan pinggangnya tiba-tiba saja di dekap dari arah belakang. Dia menoleh dan melotot kecil saat tahu bahwa itu adalah Janu.

Mantan ketua kelas sekaligus teman semasa SMA nya itu lalu sedikit membungkuk untuk menyapa yang sama Janu lakukan juga sebagai bentuk kesopanan.

"Sudah selesai?" tanya Janu.

"Ah... yaa," Senna mengangguk patah patah.

"Nana ayo bayar es krimnya, atau ini akan segera mencair." Ajiel yang berada dalam gendongan sang Ayah kini ikut berujar menunjukkan es krim di tangannya.

"Kalau begitu Hersa,"

Laki-laki itu tersenyum simpul dan mengangguk paham, ia lalu minggir memberi jalan.

"Oh! Omong-omong Senna—" Interupsinya tiba-tiba.

Bukan hanya Senna, anak dan Ayah itu juga kompak sama-sama menoleh kembali ke arah laki-laki itu.

"Reuni kali ini, kau akan ikut, kan?"

🕊💭

Janu meletakkan ponselnya di atas meja makan. Dia lalu menaruh cangkir kopinya yang tersisa setengah. Beniat menghabiskan nya. Matanya kini tertuju pada satu sosok di depan sana. Senna, adik iparnya itu tampak sibuk mencuci alat makan.

"Kau tidak akan pergi?"

"Hm?"

"Reuni nya?"

Senna tidak menjawab.

"Ajiel sudah besar jika itu yang jadi kekhawatiran mu."

Dengan hanya melihat punggungnya, Janu kira Senna tengah menyunggingkan senyum saat ini.

"Dia susah tidur kalau tidak di dongengkan atau di beri tepukan kecil pada pantatnya. Kakak bisa melakukan itu?"

Senna mematikan keran air. Dia mengambil lap tangan sebelum membawa tubuhnya berbalik menghadap Janu. Wanita cantik itu masih setia menarik seringainya yang mana di mata Janu itu tampak menjengkelkan.

Replace[END]✔Where stories live. Discover now