❇ | 2.

29.1K 1.4K 14
                                    

‧°𖦹。⋆Blind Date⋆。𖦹°‧

Pagi hari yang menyenangkan. Begitu hangat dan nyaman. Senna mengeratkan pelukannya pasa sesuatu yang terasa begitu nyaman ini. Mengabaikan jika nantinya ia akan terlambat untuk mengantarkan Ajiel ke sekolah. Ia...kembali tertidur dengan nyenyak.

Dalam keadaan setengah sadar, Senna masih sempat-sempatnya berpikir bahwa sepertinya Ajiel tidak pernah mempunyai sebuah boneka beruang berukuran besar yang amat sangat nyaman di peluk seperti ini.

Lagipula, Senna juga tidak bisa merasakan adanya bulu-bulu halus yang menyentuh kulitnya seperti saat ia memeluk boneka beruang. Kehangatan ini....agaknya berasal dari tubuh seseorang.

Senna berpikir, apakah waktu berlalu begitu cepat hanya dalam satu malam sehingga Ajiel kini telah tumbuh dewasa untuk bisa balas memeluknya seperti sekarang?

Kalau begitu Janu... sebentar, JANUU?!

Mata Senna mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Lalu mata Senna membelalak seketika, menemukan pemandangan dada bidang seseorang yang tidak tertutupi pakaian di depannya.

Dalam satu waktu Senna lantas terduduk. Langsung menutupi mulutnya dari pekikan terkejut yang berlebihan. Ini seperti dia baru saja melakukan sesuatu yang salah atau-itu memang suatu kesalahan sebab dia dengan tidak tahu diri baru saja memeluk tubuh sang kakak ipar dalam tidurnya.

Grasak-grusuknya rupanya berhasil mengusik Janu, membuatnya terbangun dari tidurnya. Wajah masam sang kakak ipar yang tampak terganggu membuatnya makin panik luar biasa.

"S-selamat pagi!" ucapnya tergagap. Setelah itu dia lalu bergegas turun dari tempat tidur. Membawa kakinya berlari kecil menuju kamar mandi.

Pertanyaannya, dimana Ajiel sekarang?

🕊💭


Jeevika Nayana menggunakan refleksnya yang bagus untuk menarik gelas milkshake chocolate miliknya begitu Senna tiba-tiba saja datang menjatuhkan kepalanya dengan kuat ke atas meja.

Jeevika berdecak, sementara kepalanya menggeleng prihatin mengetahui hal apa yang membuat gadis yang merupakan sahabatnya ini tampak begitu frustasi.

Senna baru saja selesai bercerita tentang kejadian pagi tadi yang membuat gadis itu begitu frustasi. Dan apa yang Jeevika kira atas cerita Senna barusan, tampaknya Ajiel memang sengaja meninggalkan Nana nya dan sang Ayah tidur di atas kasur yang sama. Terlebih dengan posisi berpelukan.

Tidak tahu kapan tepatnya anak itu pergi keluar dari kamar. Tahu-tahu Ajiel sudah duduk manis dengan senyum lebar di hadapan meja makan saat Senna turun ke bawah.

"Aaaa... sepertinya aku sudah gila! Bagaimana bisa aku memeluk tubuh Kak Janu saat tidur?" ujar Senna yang kini sibuk bergumam sendiri.

"Iya, sepertinya aku memang sudah gila..."

Bersikap tidak peduli adalah hal yang Jeevika lakukan saat ini. Membiarkan kegilaan menguasai pikiran gadis di depannya itu. Namun sepertinya Senna tidak sepemikiran dengannya, karena sejurus kemudian ia menatap Jeevika.

"Jeevi, aku harus bagaimana?" Tanyanya dengan wajah melas.

"Y-ya tidak bagaimana-bagaimana. Lagipula kau tidak melakukan sesuatu yang aneh kan bersama Kak Janu," ujar Jeevika santai.

"Tidak melakukan sesuatu yang aneh bagaimana? Jelas-jelas aku memeluknya, itu sudah termasuk aneh karena kita berdua tidak mempunyai hubungan apapun."

"Bukankah kalian kakak dan adik ipar?Memangnya salah jika saling memeluk?"

"Y-ya tidak sih. Tapi kan—" Senna kehilangan kata-kata.

"Sudahlah. Terserah kau saja." ucap Jeevika tak lagi mau peduli.

Lama keduanya terdiam. Saat ini Senna dan Jeevika tengah menunggu anak-anak pulang sekolah. Jeevika yang menunggu putranya yang bernama Naren, dan Senna yang juga menunggu Ajiel.

Tiba-tiba Senna beranjak berdiri. "Ini tidak benar, sepertinya aku harus berkencan dengan seseorang."

"Apa?" Jeevika terkejut begitu Senna tiba-tiba saja beranjak berdiri. Dia bahkan hampir saja menumpahkan minumannya saat mendengar apa yang di ucapkan Senna.

Kedua sudut bibir Senna kini tampak tertarik lebar. "Aku akan berkencan!" serunya lagi.

"Apa?"

Jelas saja Jeevika bingung. Karena seingatnya, semenjak Senna lulus dari SMA lalu sibuk mengurus bayi, ia tidak pernah sekalipun mengatakan sesuatu seperti berkencan. Bahkan saat Jeevika berusaha mengenalkan beberapa teman laki-lakinya, Senna tetap pada pendiriannya. Ia memilih fokus untuk merawat Ajiel.

Lalu kini kata berkencan tiba-tiba saja dilontarkan oleh Senna.

"Seperti yang pernah kau sarankan dulu, kalau begitu aku akan pergi berkencan dengan seseorang. Bisakah kau mengaturnya untuk ku?" tanya Senna seolah mengabaikan raut terkejut di wajah Jeevika.

"Tiba-tiba saja?" tanya Jeevika masih tidak percaya.

Senna mengangguk mantap.

Tbc.

Senna pas jaman SMA, si cantik yang hobinya gonta-ganti kontak lensa.

Senna pas jaman SMA, si cantik yang hobinya gonta-ganti kontak lensa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Review nya dong teman-teman?

Replace[END]✔Where stories live. Discover now