Prolog

6 0 0
                                    

Happy Reading!

.

.

.

Langit sedikit gelap siang ini, rasanya awan awan mulai merapatkan diri mencoba menghalau sinar matahari. Seorang gadis bertompang dagu melempar pandangannya ketengah lapangan luas, dari lantai atas dia dapat melihat beberapa murid tengah melaksanakan pelajaran olahraga disana.

"Vee.." Gadis itu tersentak kaget ketika seseorang menepuk pundaknya. Dia menoleh lalu melempar senyum pada si pemanggil.

"Ya?" Gadis itu menatap teman sebangkunya, masih dengan kepala menompang ditangannya.

"Lo liatin apasih, serius banget" Gadis itu segera menggelengkan kepalanya, lalu memasang senyum canggungnya untuk menutupi kegugupannya.

Gadis disebelah bangkunya segera berdiri, sedikit mencondongkan badannya melihat apa yang sedang dilihat temannya itu. Lalu senyumnya terbit ketika mengetahui apa yang temannya itu lihat.

"Oh ada Sam. Toh makanya ngeliatin muluh" Ucapnya lalu duduk kembali di kursinya. "Apasih Ca, gue ga liatin Sam kok" Serga gadis itu gelagapan. Tangannya didepan wajahnya dengan kepala menggeleng.

"Gapapa kali, ngapain lo gugup kek gitu" Ucap teman gadis itu lalu tertawa sambil mencolek dagu gadis itu. Gadis itu mengibaskan tangan temannya itu lalu menatapnya kesal. "Gue tuh ga suka sama Sam, Mecca markoca" Ucapnya sambil mendengus dengan tangan yang dia lipat didepan dadanya.

"Enak aja markoca markoca. Iyain aja udah, suka aja ditutup tutupin entar pas udah ada cewenya nangis lo" Mecca berucap sambil menaik turunkan alisnya menggoda, gadis disampingnya itu kembali mendengus kesal lalu memukul lengan Mecca kesal.

"Udah deh Ca, sebel gue lama lama sama lo"

"Yang belakang itu kenapa, dari tadi rame sendiri" Guru di depan kelas melempar wajah galaknya pada deret ke lima bangku sebelah kanan sendiri, itu tempat kedua gadis itu berbincang tadi. Mecca yang melihat wajah Gurunya nampak marah itu hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya kaku.

"Maaf Bu, ini nih si Evee dari tadi ngelamun muluh kan saya jadi khawatir" Balas Mecca tanpa dosa mengambinghitamkan sahabatnya itu. Sedangkan wajah Evee, gadis itu sudah gelap dengan Mecca yang jika sudah begini selalu menjadikannya alasan.

"Evee, jangan melamun dikelas lagi" Tegur Guru itu setelah Mecca selesai berbicara. Sedangkan Evee, dia menginjak kaki Mecca membuat gadis itu mengaduh. Gadis itu juga mengangguk dengan teguran Guru itu barusan.

"Lo tuh ya, selalu aja gue yang kena" Bisik Evee pada Mecca tanpa melihat sahabatnya itu. Sedangkan Mecca hanya mengaduh dan mengusap kakinya dibawah meja. "Lo tuh juga, gitu aja mainnya KDP" Ucapnya tak mau kalah.

"KDP apaan?" Evee bertanya sambil memandang wajah sahabatnya dengan satu alis menukik keatas. "Kekerasan dalam persahabatan" Jawab Mecca sedikit ketus dengan bibir sedikit maju.

"Yain aja, Maemunah" Balas Evee tak kalah ketus. Temannya ini ada ada saja. Ada saja cara dia dengan berbagai tingkahnya, untung dia sahabat baik Evee.

.

Kantin hari ini sedikit sepi dari biasanya. Evee dan Mecca yang berjalan beriringan dengan sesekali Mecca yang melempar lelucon garing padanya, namun karena dia sahabat yang baik jadinya dia hanya tertawa sebentar untuk menyenangkan gadis itu.

"Vee, gue kemarin habis nonton Naruto. Masa nama cucunya nenek Cio itu Saori anjir" Evee terus mendengarkan ucapan Mecca yang kelewat acak itu, namun kali ini dia menggeplak kepala gadis itu sedikit kuat membuat Mecca meringis karena ulah Evee.

JaguarWhere stories live. Discover now