31. MENURUT KAMU ENAKNYA NGAPAIN

201 16 0
                                    

Gaissss part ini Pak Aksen muncul full yuhuuu🙌🏻

Jangan lupa votenya, biar Pak Aksen full senyum😊



•HAPPY READING•




🌹🌹🌹

Suasana dalam mobil terasa begitu canggung ketika Vanilla baru saja duduk di kursi samping kemudi. Dia melirik Aksen sekilas yang duduk di sebelahnya, lelaki itu tengah serius memainkan ponsel. Entah sedang apa, Vanilla tidak berani bertanya.

"Illa kira Bapak tadi pergi duluan."

Aksen menoleh, menyimpan ponselnya ke pangkuan lalu mengotak-ngatik Head unit, dan tak lama mengalun sebuah lagu Indonesia yang mengisi keheningan di antara keduanya.

"Kan saya yang ngajak kamu pergi, masa kamu saya tinggal gitu aja?"

"Iya kalo Bapak tegaan, bisa aja kan?"

Aksen geleng-geleng kepala sembari memutar stir ke kanan, mulai mengemudikan mobilnya ke jalan raya. "Ngga ada alasannya saya harus ninggalain kamu."

"Emang Bapak ngga cemburu liat Illa tadi di pegang Jordan?" pancing Vanilla. Dia merasa harus mengkonfirmasi langsung hal ini karena penasaran dengan reaksi pacarnya.

"Ngga."

"Serius? Sedikitpun ngga?"

Lelaki itu bergumam membuat Vanilla mencebik, Vanilla memilih memalingkan wajahnya ke jendela dengan tangan yang menyilang di depan dada. Dia kira Aksen tadi marah karena diam saja ketika dirinya baru masuki mobil, nyatanya pemikiran itu hanya khayalannya saja.

Konon katanya kalau pasangan kita cemburu adalah bukti bahwa dia sayang terhadap kita bukan? Jadi, kalau Aksen tidak cemburu artinya dia tidak...

Oke lupakan. Vanilla tidak mau berpikiran macam-macam. Ingat ucapan Aksen saat di restoran beberapa waktu lalu. "Saya sukanya kamu, bukan Bu Nova." Oke tidak apa-apa nama Bu nova turut di ingat oleh otaknya, yang penting kalimat itu sedikit mengobati rasa kesal yang menyerbu dadanya.

"Udah makan belum?"

"Belum," jawab Vanilla jutek.

"Ada makanan di kresek belakang, tolong ambilin, La."

Vanilla sebenarnya masih kesal karena sikap Aksen, tapi dia tetap menuruti ucapan pacarnya. Mengambil kresek putih bertuliskan salah satu nama mini market, yang beratnya bisa di katakana lumayan karena Vanilla bisa melihat isinya yang penuh dengan makanan serta dua botol air putih dingin.

"Banyak banget makanannya."

"Sengaja, biar kamu anteng." Aksen menoleh ketika mobilnya baru berhenti di lampu merah perempatan jalan.

Alis Vanilla menyatu menatap Aksen. "Bapak ngerti bahasa sunda?"

"Cuma tau sedikit."

"Tau dari mana?" Vanilla mengeluarkan dua botol air minum yang langsung di ambil alih Aksen.

"Bunda," jawabnya sembari membuka tutup botol. Kemudian di berikan pada Vanilla.

"Tante Rike berarti ngerti bahasa sunda ya?"

"Lumayan lah kalo di bandingin sama saya," Aksen kembali melajukan mobil setelah menghabiskan setengah botol air putih.

"Ini kita mau kemana sih?"

"Apartemen Hafiz."

"Lho, mau ngapain kesana?" tanyanya sembari memilih makanan di dalam keresek. Dan pilihannya jatuh pada roti selai coklat.

AKSENILLA (ON GOING)Where stories live. Discover now