11. BELI MARTABAK

233 20 1
                                    

Bertemu lagi....

kasih vote dong biar semangat gitu updatenya. Aku ini penulis baru loh jadi masih butuh banget suport dari readers. Thankyou😊



•HAPPY READING•




🌹🌹🌹

"Ya ya ya, mau kan?" Tante Rike berjalan beriringan dengan Aksen yang di sebelahnya.

Ketika mereka sampai di depan meja makan, mata Aksen melirik Vanilla sekilas. Dahinya mengernyit heran, kenapa perempuan itu ada di rumahnya malam-malam begini?

"Mau ngga?"

Pertanyaan Tante Rike menyadarkan Aksen kembali dalam keterdiamannya sejak masuk ke dalam rumah. "Iya bentar, nyimpen tas dulu."

Tante Rike langsung sumringah, membiarkan Aksen berjalan ke lantai atas untuk menyimpan tasnya di kamar.

Sekitar 2 menit berlalu, laki-laki itu sudah kembali menuruni tangga dengan atasan yang sudah berganti dari kemeja berwarna Navy menjadi kaos hitam polos. Terlihat cocok di padukan dengan celana bahan hitam yang sama persis seperti yang di pakainya saat di kampus.

"La, tuh Aksennya udah siap, berangkat sekarang aja,"

Vanilla menatap Tante Rike bingung, "Berangkat kemana Tan?"

"KUA,"

"Ha?"

"Pffttt!" Adel hampir menyemburkan tawanya kalau saja tangan dia tidak sigap membekap mulut.

Tante Rike mengusap pundak Vanilla, "Beli martabak dong sayang. Udah gih sana."

"Tapi Tan, tadi katanya mau sama Adel?"

"Ah, Adel mah ngga berguna. Dia ngga bisa bawa motor apalagi mobil, La. Jadi sama si ganteng aja ya?"

Kan asli ini mah firasat gue ngga enak dari tadi jadi gara-gara ini?

Vanilla melirik Tante Rike dan Aksen bergantian. Tiba-tiba saja hatinya merasa gugup, padahal ini hanya mau membeli martabak di depan komplek, tapi kenapa jantungnya malah berdebar cepat seperti tengah di ajak malam mingguan oleh crush?

"Saya tunggu di depan." Gumam Aksen. Lelaki itu pergi duluan ke luar rumah meninggalkan Vanilla yang masih saja diam.

"Ayo La," Tante Rike menggandeng tangan Vanilla menuju ke depan rumah. "Aksen paling ngga suka kalau di suruh nunggu,"

Vanilla pasrah saja saat tangannya di tarik Tante Rike menuju ke arah motor yang sedang nangkring di depan gerbang, bersama Aksen yang sudah duduk di atas motor sedang memainkan hpnya.

"Abis beli martabak langsung pulang loh Sen, jangan di culik Illa nya," kata Tante Rike. Aksen menoleh baru menyadari kalau Bundanya sudah ada di sebelahnya. Kemudian dia memasukkan hpnya ke saku celana. "Eh gapapa deh biar kamu bisa pe—"

"Martabaknya mau rasa apa?"

Tante Rike mendengus sebal. Mendelikan matanya dari Aksen. "Biasa, favoritnya Ayah sama adek kamu aja." Jawabnya dengan ketus.

"Hm, cepet naik." Gumamnya melirik Vanilla sekilas.

Dengan ragu Vanilla menginjakkan kakinya pada pijakan motor.

Mohon maaf ya Bu Nova, pinjem bentar pundak pacarnya.

"Maaf, Illa ikut pegangan Pak."

AKSENILLA (ON GOING)Where stories live. Discover now