30. SOMEONE WHO IS JEALOUS

182 15 1
                                    

Yuhuuu balik ke lapak sini lagi🥳

Gak kerasa udah ninggalin ampir mau sebulan yaa, hihi...

Kasih 20 votes dulu bisa gak?
Bisa lah dikit itu ma gaes. Biar cepet lanjutnya nih, tangan udah gatel pengen ngebut🤭




•HAPPY READING•






🌹🌹🌹

"Beres kelas, nonton dulu asik kali ya? Udah lama banget kita ngga nonton bareng ya ngga sih?" kata Indy yang duduk di kursinya sembari memutar-mutar pulpen di tangan kanan.

"Nonton dimana?" Jania menoleh.

"Ciwalk boleh lah,"

"Ada film rame emang?"

"Noh, yang cerita psikopat kan lagi viral."

"Ah, males gue kalo cerita soal pembunuhan, yang lain deh."

Indy diam beberapa saat sebelum jarinya menjentik di udara. "Jurig aja! Mau ngga?"

"Kalo genre horror mah harus tanya dukun Illa dulu lah, berani nonton ngga dia." Jania menyonggol bahu Vanilla yang duduk di sebelahnya. Karena sejak tadi perempuan itu sibuk dengan ponselnya.

"Paan?" Vanilla menoleh setelah menyimpan benda kotak pipih berkamera boba itu ke atas meja.

"Si Indyhom ngajak ke bioskop tuh,"

Vanilla mengalihkan atensinya ke depan, dimana Indy sedang menatapnya, seraya menunggu jawaban.

"Film naon?"

"Jurig jurig."

"Ih ogah." tolak Vanillla. "Ngga ngga lagi deh gue nonton horror di bioskop bareng lo, ya." Kali ini nada suara Vanilla sedikit meninggi. sementara Indy justru tergelak tanpa dosa.

"Elahh, orang udah berlalu juga masih dendam aja lo, sama gue?"

Jania menopang dagunya dengan kedua tangan yang di sangga di atas meja. Dia sudah siap menyimak adegan perdebatan antara Indy dan Vanilla. Selagi Dosen masih berada di toilet, tentu dia dengan senang hati siap menjadi pendengar setia. Lumayan hiburan di waktu luang sembari menunggu kelas kembali di mulai.

Vanilla menatap Indy serius. "Lo kira teriak se kenceng itu di saat orang satu studio lagi fokus nonton, kagak bikin gue malu apa?" kini matanya sudah melotot ketika Indy tergelak. "Bangettt kampret! Lo ngga tau aja kalo pas saat itu tuh rasanya gue pengen cepet-cepet keluar dari sana."

"Ya lagian siapa yang sok sokan nantangin gue waktu itu?" tanya Indy saat tawanya mereda. "Lo ya! Jangan pura-pura lupa deh."

"Astagaaa, gue Cuma nantangin nonton doang. Lagian yang iseng nyergap kaki gue sampe bikin teriak tuh, ngga tertera di perjanjian tantangan kita." Vanilla kembali memainkan ponsel, sengaja mengalihkan pandangannya dari Indy. "Pokoknya gue ngga mau nonton bareng lo, lagi."

"Oke, Cut. Cukup sampai disini ya buibu perdebatannya, Pak Reza udah selesai ngurus urinenya." Ujar Jania saat melihat Pak Reza berjalan dari pintu masuk menuju kursi Dosen.

Indy melirik sekilas ke depan, kemudian kembali berbicara. "Yaudah kalo ngga mau nonton, kita makan di luar aja. Nyari kafe buat nyantai sambil ngopi-ngopi gitu asik kan?"

Jania melirik Vanilla yang baru saja memasukkan ponsel ke dalam tas. "Liat ntar aja deh."

Selang satu jam berlalu, kelas mereka telah selesai. Pak Reza bahkan sudah lebih dulu keluar dari lima menit yang lalu, di susul dengan orang-orang yang juga mulai berhamburan keluar kelas.

AKSENILLA (ON GOING)Where stories live. Discover now