>>>>

1.8K 323 316
                                    

"ADUH! ADUH! SAKIT BEGO SAKIT!" pekik Jeongwoo saat Haruto mencoba memijat kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ADUH! ADUH! SAKIT BEGO SAKIT!" pekik Jeongwoo saat Haruto mencoba memijat kakinya.

"AAAA UDAH, UDAH. SAKIT KAK SUMPAH SAKIT," Jeongwoo memukul-mukul pundak Haruto untuk melampiaskan sakitnya.

"Bentar, tahan nih ya." Haruto tampak fokus dan memijatnya perlahan dan setelah itu entah apa yang dia lakukan hingga terdengar suara krek dari kaki Jeongwoo.

"AAAAAA SAKIT! HARUTO BEGO! GUGUK LAH! ARGHH!" umpatnya merasakan sakit saat kakinya bunyi tadi.

Haruto menatap malas kedramatisan adiknya itu. "Coba bangun, pasti ngga sakit lagi."

"Ogah! Haruto jahat! Kaki gue sakit!" kesalnya dan hampir menangis.

"Cepet bangun dulu," ujar Haruto dengan sabar menghadapi kelakuan sang adik.

"Ngga mau ... AAAA," pekiknya kembali saat di bangunkan paksa oleh Haruto.

Jeongwoo yang tadi menutup kedua matanya tampak mengintip saat tidak merasakan sakit. "Loh? Kok ngga sakit lagi ya?"

Jeongwoo terlihat berjalan di tempat dan melompat-lompat kecil. Ia bahkan memutari sofa yang tadi dia dan Haruto duduki.

"Eh, sembuh!" serunya dengan mata berbinar senang.

"Woah, keren banget lo To."

"Emang ngga salah percaya sama lo," Jeongwoo memberikan dua jempolnya dengan senyum yang terulas lebar.

"Padahal sebelumnya lo bilang ngga percaya sama gue," sahut Haruto dan menatap sinis Jeongwoo.

"Bercanda, ya elah. Baperan banget sih lo sekarang." kekeh Jeongwoo menaik turunkan alisnya.

Haruto merotasikan bola matanya malas dengan adiknya yang selalu memancing emosinya itu.

Karena hari ini hari minggu dan Haruto berniat untuk menyiapkan sarapan untuk mereka setelah beres memijat Jeongwoo. Tapi saat dia bangun dari posisi duduknya, mendadak kepala nya terasa sakit.

"Eh, eh, lo kenapa?" panik Jeongwoo dan menahan tubuh Haruto yang hampir jatuh.

Jeongwoo membantu Haruto kembali duduk dan menatap wajahnya yang sedikit pucat. Dia baru menyadari itu.

"Kepala gue pusing," Haruto memijat kepalanya yang mendadak nyeri itu.

Belum selesai kepanikan Jeongwoo, tiba-tiba saja hidung Haruto terlihat mengeluarkan darah. "To, lo mimisan!"

Haruto reflek memegang hidung nya dan mendongak. Jeongwoo tampak mencari kain dan kembali duduk di samping sang kakak.

"Jangan ngedongak begitu bego. Nanti darahnya masuk lagi gimana," cerocos Jeongwoo dengan wajah panik dan juga khawatir.

"Aduh," ringis Haruto saat Jeongwoo menekan hidung nya.

"Maaf, tapi biar darah lo berhenti." Haruto akhirnya diam saja membiarkan Jeongwoo membantunya.

JejalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang