>>>

1.7K 328 126
                                    

"Ayo berangkat bareng," ajak Jeongwoo saat melihat Haruto yang sudah rapih juga

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Ayo berangkat bareng," ajak Jeongwoo saat melihat Haruto yang sudah rapih juga.

Haruto mengangguk dan mereka yang baru saja membuka pintu rumah di kejutkan oleh seseorang yang berdiri di depan rumah mereka.

"Pagi," sapa Jaehyuk dan mengulas senyum kakunya.

"Bang Jae," Haruto balas tersenyum, namun tidak dengan Jeongwoo yang menatap tajam Jaehyuk.

"Ngapain lo kesini?" tanya Jeongwoo ketus merasa tidak suka dengan kehadiran Jaehyuk.

"Abang mau ngomong sesuatu ke kalian," ujar Jaehyuk menjelaskan kedatangan nya kemari.

"Tentang Mama," lanjutnya.

"Ngga ada yang perlu di omongin lagi. Mending lo pergi aja deh," usir Jeongwoo tidak ingin mendengarkan.

"Gue mau sekolah dan Kakak gue mau kerja," tekan Jeongwoo saat mengatakan Haruto akan bekerja.

Haruto hanya bisa diam saja membiarkan Jeongwoo yang berbicara. Karena jika di cegah, adiknya itu akan semakin menjadi.

"Ayo To," Jeongwoo menarik Haruto pergi dari hadapan Jaehyuk.

Jaehyuk hanya bisa menatap nanar kedua adik tirinya itu. Dia selalu mendapat sambutan tidak baik dari Jeongwoo.

"Jongu," panggil Haruto saat Jeongwoo masih terus menariknya.

"Jangan ajak gue buat bahas itu. Jangan rusak mood gue," peringat Jeongwoo sebelum Haruto melanjutkan.

"Lo ngga ngerasa terlalu kasar sama Bang Jae?"

"Kasian loh dia selalu di gituin sama lo," lanjut Haruto tidak memperdulikan peringatan Jeongwoo tadi.

Jeongwoo hanya diam saja mendengarkan tanpa berminat untuk membalasnya.

"Lo juga emang ngga kangen sama Mama?"

"Ngga, jadi stop bahas itu." jawab Jeongwoo cepat dan berhenti secara tiba-tiba sebari menatap tajam Haruto.

"Mama udah buang kita, jadi buat apa di bahas lagi." tambahnya.

"Tapi gimana pun itu Mama kita," sahut Haruto membuat Jeongwoo merotasikan bola mata malas.

"Gue ngga ngerasa punya Mama. Yang gue punya di dunia ini tuh cuman lo, ngga ada yang lain." tekan nya sedikit membentak karena selalu terpancing emosi jika sudah membahas itu.

"Jadi tolong, jangan bahas itu lagi."

"Oke, maaf."

Jeongwoo membuang nafasnya kasar, ia jadi merasa bersalah karena telah membentak sang kakak.

"Hm, yaudah sana kerja. Bis lo udah nyampe tuh," ujar Jeongwoo mencoba menetralkan emosinya.

"Semangatin gue dong buat kerja hari ini, gue ngerasa ngga enak badan." sahut Haruto yang ingin sekali mendapat semangat dari Jeongwoo.

JejalOù les histoires vivent. Découvrez maintenant