06. KECEMASAN GUS FAIZ

8.3K 496 31
                                    


"Ay, wallahi saya sayang sama kamu. saya gak akan tinggal diam jika ada yang menyakitimu".
~Faiz Al-ghassan Ghafarullah~

*****

Hari ini adalah jadwal para santri untuk menyetorkan hafalan Qur'an mereka. Dan gus faiz menjadi salah satu guru pembina untuk santri yang akan hafalan.

"Aduh nov, kia. Aku belum hafal lagii, nanti kalo diomelin sama ustadzah ria gimana". Ucap ayra dengan cemas sembari menatap manik mata kedua sahabatnya.

"Aduhh raa, kok bisa belum hafal si. Mana guru pembinannya ustadzah ria lagi, kan kamu nanti bakal dihukum kalo gak hafal ra". Zaskia kini pun ikut panik.

"Raa, gimana dong". Novi pun ikut ketar ketir mendengarnya.

Ayra masih sibuk memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa tidak setoran hari ini. "Aa, aku tau gimana kalo aku pura pura sakit aja, kan bisa diliburin".

"Gabisa raa, ustadzah ria gak bakal ngelepasin gitu aja santriwatinya".

"Iya ra, gabisa".

Pasrah, ayra pasrah. Biarin lah ia akan dihukum juga. "Tau deh, bodo ah dihukum. paling hukumannya gitu doang".

"Panggilan untuk semua para santri untuk segera menyetorkan hafalan di masjid".

Suara toa dari masjid terdengar oleh semua para santri termasuk ayra, novi, dan zaskia.

"Nah loh, udh lah wassalam aja ini". Ucap ayra pasrah.

Mereka semua pun bergegas untuk berkumpul ke masjid utama.

"Mba, gus faiz katanya hari ini ada di Masjid ya buat nyetor hafalan santri". Ucap amel selaku santriwati disana.

"Iya mel, boleh kali nanti kita ngintip bentar". Ucap clara temannya amel.

Mereka ini adalah salah satu bagian keamanan. Mereka juga salah satu pengagum rahasia gus faiz, mereka mulai mengagumi gusnya ini semenjak mereka masuk kepondok pesantren Al-Ghassan. Mereka terkenal dengan sifatnya yang jutek dan bawel, ia juga kadang tidak suka jika ada yang deket deket atau cari perhatian terhadap gus faiz!!.

"Ayra". Panggil ustadzah ria.

"Hemm, maaf ustadzah ayra belum hapal". Ucap ayra sambil menunduk ketakutan.

"Ayraa, bisa bisanya kamu belum hapal, pihak pesantren kan sudah kasih waktu satu minggu buat hapalin surat yang memang seharusnya kamu hapal". Bentak ustadzah ria dengan suara tegasnya hingga kedengeran sampai bagian santri putra.

DEG

Tanpa disadari air mata ayra lolos hingga membasahi pipi. Ia kaget, takut. Karna selama ia hidup ia tidak pernah mendengar bentakan dari siapapun walaupun ia salah.

"Ustadzah ria, sebaiknya jangan terlalu keras dalam mendidik santri". Tegur ustadzah nayla yang terkenal dengan sifat kelembutannya.

"Gabisa ustadzah nayla. Kalau kaya gitu santri jadi ngelunjak, gatau yang namanya disiplin". Bantah ustadzah ria dengan wajah sinis kearah ayra.

"Saya gak suka ya, kalo kamu kaya gini. hukuman tetap hukuman!!!, saya akan perintahkan amel buat hukum kamu ayra".

Tanpa bicara sedikitmu ayra mulai pergi dari hadapan sang ustadzah dengan air mata yang masih membasahi pipi, ia menghampiri kedua sahabatnya.

TAKDIR SANG GUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang