10. Hari Penentuan

252 59 43
                                    

Hari ini adalah hari penentuan, setelah 1 bulan lamanya Yafa terus berusaha mendekatkan diri kepada Arhan. Semua hal gadis itu lakukan, agar Arhan bisa membuka hati dan menerimanya.

Yafa segera ke kamar mandi begitu bangun tidur, mencuci muka, dan menggosok gigi. Setelah itu, dia akan kembali lagi ke kamarnya, lalu melakukan selfie, dan mengirimkannya kepada Arhan.





Selamat pagi, kak BrigHan 🥰Semangat kerjanya buat hari ini ❤️Hari ini aku ada ujian, doakan biar lancar ya?Takut banget, kalo sampai nilainya turun, terus dimarahi ayah ☹️I love you 😍

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Selamat pagi, kak BrigHan 🥰
Semangat kerjanya buat hari ini ❤️
Hari ini aku ada ujian, doakan biar lancar ya?
Takut banget, kalo sampai nilainya turun, terus dimarahi ayah ☹️
I love you 😍

Note: pulang sekolah nanti, aku tunggu balasan perasaannya.
Deg2an parah, tapi nggak papa! I love you banyak-banyak! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️





Yafa tersenyum puas ketika mengirim pesan tersebut. Setelahnya, gadis itu kembali lagi ke kamar mandi. Tentu saja untuk mandi, karena dia harus berangkat sekolah.





***




Arhan baru saja selesai mandi, dan laki-laki itu langsung memeriksa ponselnya. Senyum di bibirnya mengembang, ketika mendapati 1 pesan dari seseorang, yang selama 1 bulan ini tak pernah berhenti untuk mendapatkan perhatiannya.

Tak pernah sekalipun Yafa absen untuk memberikan potret dirinya, yang entah sedang melakukan apa. Dan Arhan yang selalu menyempatkan diri untuk menjawab pesan tersebut, walaupun hanya sekedar emoticon.

Di dalam galeri ponselnya, Arhan mendapatkan banyak sekali foto Yafa dengan berbagai pose. Namun, tidak satupun foto yang dihapus olehnya. Arhan merasa, hanya dengan melihat foto gadis itu, seolah memberikan energi positif kepada dirinya.

Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA itu nyatanya benar-benar serius dengan ucapannya.

"Hari ini, ya?" Tanya Arhan, kepada dirinya sendiri.

Pandangan Arhan menerawang jauh, mengingat semua hal yang dilakukan Yafa. Selama 1 bulan lamanya, gadis itu sama sekali tidak pernah memaksanya agar bertemu langsung. Seolah mengerti bagaimana kesibukan dirinya sebagai seseorang yang bukan pengangguran. Yafa benar-benar tau bagaimana cara menghargai orang. Terlepas dari usia gadis itu, yang pasti ingin sekali merasakan kencan berdua.

Kencan?
Arhan terkekeh, merasa lucu dengan pemikirannya sendiri. Status mereka bahkan bukan sepasang kekasih. Lalu, bagaimana bisa dirinya memikirkan hal yang demikian?

"Tapi, bisa jadi dia cuma takut sama ayahnya, sih." gumamnya membenarkan.

Itu benar adanya. Tiap kali mengirim pesan, Yafa memang tak pernah lupa menyebut ayahnya. Hingga rasanya, Arhan merasa penasaran seberapa dekat gadis itu dengan ayahnya.

My Youth (Side Story Miss Independent Series)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant