23. Who are you?

5 1 0
                                    


-HAPPY READING-

“You pray for rain, you gotta deal with the mud too. That’s a part of it. I’d be more frightened by not using whatever abilities I’d been given. I’d be more frightened by procrastination and laziness.” – Denzel Washington

“Anda berdoa untuk hujan, Anda harus berurusan dengan lumpur juga. Saya akan lebih takut dengan tidak menggunakan kemampuan apa pun yang telah saya berikan. Saya akan lebih takut dengan penundaan dan kemalasan.”

•••

Padahal niat nya hanya ingin menolong saja, tidak lebih. Apalagi melebih lebihkan, tapi sekarang entah bagaimana? Gibran hanya membawa Nayla ke sebuah rumah minimalis, sebelum itu diri nya sempat menelfon seseorang.

Diri nya tidak ikut memapah ketika teman nya itu memapah Nayla membawa nya masuk ke dalam mobil. Teman nya itu ... Perempuan.

Nayla sedari tadi pagi belum juga sadar. Gibran panik, benar-benar panik. Karena ini salah nya, Gibran tau Nayla sedang sakit, tapi berani berani nya tidak mengobati.

"Gue takut,"

"Takut dia mati," jawab teman nya yang sedang makan siang di sebelah sofa nya.

"Ch! Kalau dia mati, gimana?" Gibran membuang puntung rokok terakhir nya, lalu bangkit ingin melihat Nayla.

"Ya kalau mati, ya tanam." Teman nya itu berteriak dari arah depan, tapi Gibran abaikan.

Nayla masih belum sadarkan diri di atas kasur. Gibran sendiri jika menuruti kemauan nya, Gibran akan menyentuh Nayla. Namun, Gibran tau itu, tidak enak menyentuh nya sekarang, bukan?

•••

Kini sudah siang, dan mereka semua tidak tau keberadaan Nayla. Bukan hanya kehilangan Nayla kini menjadi faktor utama nya, tapi Nayla sedang sakit. Bagaiman jika nanti Nayla semakin parah saja?

Abyan dan Shaka kini sudah selesai melaksanakan sholat dhuhur, kini kedua nya kelimpungan mencari. Entah, mereka sudah mencari ke semua tapi tetap belum juga ketemu.

Shaka sudah memberi ide untuk melapor ke polisi, tapi polisi tidak akan menindak lanjuti jika belum genap satu hari. Ameera sudah Shaka bawa pulang, walau umma nya tadi nampak risau ingin mencari. Tapi, ia urung kan.

Sementara Zara dan Nayra sudah mengabarkan teman teman nya Nayla, dan sama saja. Mereka juga tidak mengetahui nya, apalagi cellin, Renata, Jessica dan chasandra. Mereka berempat juga sudah ikut bantu mencari.

"Allah ..."

Shaka menoleh ke arah Abyan, bisa Shaka lihat sekarang. Wajah risau Abyan, bibir nya tak berhenti henti nya beristighfar, bershalawat dan berdoa agar Nayla selamat di luar sana. "Biar aku aja, yang nyari nya om?"

Abyan tidak menoleh. "Om saja sudah tidak tau lagi mau kemana? Emang kamu tau?"

Shaka menggeleng meringis.

"Jadi sekarang, kita mau kemana?"

Abyan menoleh dan tersenyum. "Terima kasih. Tapi, kita tetep nyari, ya?"

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Where stories live. Discover now