3. Regular visitor

15 5 2
                                    

-HAPPY READING-

Semangat itu dari dalam hati, bukan dari seseorang atau dari situasi. -irish bella

Kini Nayla dan Nayra sedang berada didalam mobil sang ayah, dikarenakan tadi mobil milik kedua nya mengalami kempes ban. For you information, keduanya sama sama mengambil jurusan bisnis.

"Nanti pulang nya naik apa emang?" Abyan beralih turun untuk mengantarkan kedua anaknya.

Sesaat keduanya saling menatap dan bergeleng tak tau. "Tapi pasti jam pulangnya ngak pasti." Tuding Nayra dengan kata-kata bijaknya.

Abyan terkekeh kecil lalu menepuk kepala Nayra, iya juga menepuk kepala Nayla setelahnya. "Mm, nanti pasti mobil kalian udah siap diperbaiki ... Jadi, kalau diantara kalian berdua, ada yang cepet selese kalian ambil mobil dibengkel. Dan jemput salah satunya, gimana?"

Nayla mengangguk. "Dan yang cepet selese pulang naik apa?"

"Nanti ayah jemput ... Udah yaa, ayah pamit dulu, baik-baik anak anak ayah."

Keduanya menyalami tangan Abyan, dan Abyan tak lupa mengecup singkat kening keduanya.

"Hati-hati yah."

•••

"Iyah, aku udah sampe nih di bengkel."

"Ayah kenapa ngak bisa jemput kamu?"

"Mana kutau, ini salah satu karyawan nya ... Katanya ayah lagi ada meeting penting, jadi ayah cuma nitip minta maaf ke kita."

Nayla mengangguk kecil, namun ia juga kepikiran sudah lama dirinya tidak singgah dicaffe. Walau dirinya dan Nayra yang mengelola, tetap saja sang bunda ikut turun tangan membantu.

"Nay?"

"Eh, iyaa ... Kamu ngak usah jemput aku yaa?"

"Lah? Kok, ngak bisa ... Ngak bisa. Nanti aku lagi yang ditanya-tanya kamu mau kemana? Emang mau kemana? Eh bang—"

"Aku tutup ya Ra, aku cuma mau mampir ke caffe aja. Sekalian mau ngecek keuangan disana, udah lama juga ngak mampir."

"—Ah? Apa, caffe?"

"Iyaa, bye assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Nayla keluar Dari aplikasi WhatsApp beralih ke aplikasi grab, iya akan memesan taksi online saja pikirnya.

Dan tak lama mobil Avanza Xenia hitam dengan plat nomor mobil yang Nayla ketahui itu adalah taksi online nya. Iya bangkit dari duduk nya dan segera menghampiri.

"Dengan mbak Nayla." Sapa supir itu ramah.

"Benar pak."

•••

Ketika Nayla menginjakkan kakinya didepan pintu utama caffe, dirinya sudah bisa melihat salah satu barista yang ia kenal dengan nama Ray ... Ray yang sedang memberi makanan kepada seorang pengemis.

Dengan senyum merekah, dirinya datang menghampiri mereka berdua. Sayup-sayup terdengar suara anak itu dengan keras menolaknya.

"Terima aja dek, ngak papa. Kakak ikhlas kok, tenang ajah. Bos kakak itu ngak akan marahin kakak kalau kakak kasih ini ke kamu kok."

"Kak? Terima kasiiiiih sekali lagi, tapi kalau aku terima. Aku ngak bisa adil sama temen-temen aku yang lain, mereka juga lagi nyari makan. Masa aku yang cuma makan?"

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Where stories live. Discover now