9. Problem

3 4 0
                                    


-HAPPY READING-

Jangan berharap masalahmu akan dimudahkan, namun berharaplah kamu akan jadi orang yang lebih kuat. -SEPERTIGA MALAM

Rupanya, masalah yang kemarin sudah sedikit teratasi. Hari ini tidak bisa dikatakan sudah baik-baik saja, karena kakak dari mahasiswi itu kembali menghubungi kontak Nayra untuk mempertanggung jawab.

Tanggung jawab? Jelas sudah keduanya bertanggung jawab, biaya rumah sakit, kamar VVIP, serta makanan yang mahasiswi itu makan selama tinggal disana, mereka berdua yang bayar.

Tapi kenapa? Dan kenapa tidak kontak Nayla saja yang dihubungi? Tidak! Bukan Nayla ingin egois, sama sekali bukan. Tapi dirinya tak ingin membuat Nayra berpikiran, biarkan diri nya lah yang berpikiran, jangan adiknya.

"Maksudnya, aku ngak boleh ikut selesaiin masalah ini juga!"

Nayla menarik dan membuang nafas panjang yang entah sudah sekian kalinya, sudah jengah menjelaskan kepada sang adik.

"Iya, biar aku aja yang urus. Dan soal ini ... Please, tolong jangan bilang sama ayah sama bunda dulu, boleh?"

Yang nayra rasakan sekarang adalah sesuatu yang sesak didalam hati nya. "Kak! Bisa ngak sih, ngak usah egois!"

"Aku ngak ego—"

"Kamu egois!" Nayra berteriak didepan sang kakak, plesetan untuk tidak sopan. Nanti dia pikirkan. "Bisa ngak? Aku sama kamu ... Beda nya cuma lima belas menit! ngak usah lah! Sok-sokan jadi dewasa!—"

"—Ngak usah sok-sokan atasi masalah ini! Tau ngak? Kalau si kakak mahasiswi itu kontak sama kamu, tau apa yang akan dia lakuin?"

Di dalam kamar kecil lantai atas caffe, mereka pertama untuk kesekian masalah yang penting untuk bertengkar. Kalau hanya sekedar masalah sepele, keduanya hanya akan bertengkar selama beberapa menit saja.

Namun, entah sekarang? Apakah awal dari bertengkar lamanya?—

"Fine! Mau atasi masalah nya sendiri, bukan? Sok! Silahkan! ... Kakak dewasa aku."

Sebelum keluar meninggalkan sang kakak, Nayra menyempatkan untuk tersenyum, tersenyum pedih.

—Sepertinya benar, perdana untuk bertengkar lama mereka ... Baru dimulai.


•••

Setelah turun dari lantai atas, Nayra tak sempat melihat sekeliling nya. Di sana ada salah satu dari seseorang tersenyum melihat ke arahnya. Ntahlah, entah senyum apa yang sedang diri orang itu senyumi.

Nayra langsung menancap gas mobil nya, tadi keduanya berangkat bersama. Namun, untuk sekarang? Ntah, Nayra sedang marah dengan partner nya! partner hidupnya. Dari sebelum lahir, mereka sudah bersama-sama bukan?

HAHA

Nayra tertawa saat mengingat kejadian tadi, kenapa Nayla tidak memberi dirinya juga untuk menyelesaikan masalah ini? Kakak nya itu bisa mengatasi nya kah?

Ting!

+6284****
Bagaimana?
Mau saya jobloskan
Kakak kamu? Kedalam ...
Penjara?

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat