Yellow Hyacinth

197 33 4
                                    

Yellow Hyacinth
: linked to jealousy

__________

Musim gugur hampir berakhir. Udara yang berhembus semakin dingin membuat orang-orang mulai mengeluarkan pakaian tebal mereka. Selimut-selimut tebal mulai direntangkan di setiap ruang tidur di rumah. Di jalanan warna kuning telah sepenuhnya berubah coklat. Pohon-pohon pun hanya tinggal batangnya saja yang berdiri kokoh, menunggu dalam kesendirian hingga musim selanjutnya kembali bertemu dengan si daun hijau. Jaket tebal di eratkan agar terpaan angin tak langsung membuat tubuh menjadi terasa beku. Kini bersiap untuk datangnya musim dingin.

Toko bunga milik Eunha berjalan sseperti biasa. Tidak terlalu ramai tapi juga tidak pernah sepi. Selalu ada saja pelanggan dan permintaan yang datang. Mulai ada beberapa permintaan untuk keperluan tertentu, namun Eunha belum berani untuk mengambil yang besar. Dia hanya mengambil beberapa permintaan dalam skala yang kecil dan memungkinkan untuk ia tangani. Eunha pun telah sepenuhnya menyerahkan urusan toko pada Sunoo ketika harus pergi. Kini sudah ada karyawan tetap yang membantu jadi Sunoo tinggal mengawasi saja terlebih ketika dia harus ke kampus.

Eunha duduk di meja tengah toko, sedang merangkai beberapa bunga warna ungu. Hari ini ada Sunghoon dan Jungwon di toko. Seperti biasa dua manusia itu hanya asyik duduk dan tak berbuat apa-apa. Hanya sesekali Sunghoon membantu ketika ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh karyawan yang semua wanita, kecuali Sunoo.

Sunghoon memperhatikan Eunha yang nampak dengan mudah menyatukan setiap bunga menjadi perpaduan yang indah. Ia selalu kagum pada kemampuan itu apalagi ketika melihat Sunoo. Heran saja kenapa ada pria yang pandai melakukannya, biasanya kan wanita.

"Apa itu hyacinth ?"

Tanya Sunghoon sambil menunjuk bunga berwarna ungu agak gelap dengan bunga yang tampak seperti bergerombol di ujung batang.

"Hm, bagaimana kau tau ?"

Eunha sedikit terkejut.

"Aku pernah cerita kalau ibuku menyukai bunga. Ia memilikinya di kebun belakang"

"Ah, benar. Kau pernah bilang padaku"

"Hm. Dia juga punya warna kuning. Katanya maknanya buruk"

Eunha tertawa.

"Yah begitulah. Tidak semua bunga punya makna atau arti yang baik. Jadi harus hati-hati kalau ingin memberinya kepada seseorang. Dan itulah gunanya seorang florist. Dia tidak akan sembarang memberimu rekomendasi hanya agar kau mau membeli. Tapi mereka memberikanmu saran agar tidak salah"

Sunghoon mengangguk.

"Benar juga"

Eunha pun kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan dan masih dengan Sunghoon sebagai penontonnya. Namun tak lama Sunghoon mulai mengedarkan pandang hingga netranya tertuju pada Sunoo yang berada dibalik counter, tengah melayani beberapa pelanggan dengan pembayaran. Sunghoon tersenyum tipis melihat bagaimana Sunoo nampak bahahia dengan pekerjaannya.

Eunha yang sadar akan arah pandangan Sunghoon seketika ikut menengok ke belakang dan tersenyum sebelum kembali dengan kesibukannya.

"Kalian berdua terlihat semakin dekat"

Ucap Eunha tiba-tiba. Sunghoon sontak menoleh padanya.

"Kurasa begitu"

"Apa dia sudah mulai terbuka denganmu ?"

"Yah lumayan. Walaupun tidak banyak tapi yah kurasa itu lebih dari cukup"

"Benarkah ? Senang mendengarnya. Sudah cukup lama tidak melihat wajah cerah Sunoo. Terima kasih, Sunghoon"

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now