Tansy

253 53 1
                                    

Tansy
: symbolize protection and hope for good health

__________

Sunghoon berjalan pelan menyusuri jalanan perumahan yang sepi. Kedua netranya tak lepas memandang ke arah depan dimana ada seorang lainnya yang juga tengah berjalan perlahan menjejak jalanan aspal.

Tak jauh di depannya, sosok Sunoo berjalan dengan pelan, seolah ada beban yang ikut dibawa bersamanya. Sesekali hembusan nafasnya terdengar berat, dengan jelas Sunghoon dengar.

Sunghoon telah mengikuti Sunoo dari toko bunga hingga ke jalanan ini, jalan menuju tempat tinggal Sunoo.

Berawal dari dirinya yang ingin datang menjemput Sunoo, justru dihadapkan pada satu pemandangan yang mengganggunya. Sunoo tengah berhadapan dengan seorang pria yang setidaknya telah dua kali atau mungkin lebih, pernah dia lihat. Entah tentang apa pembicaraan keduanya, hanya samar dirinya dengar.

Sunghoon hanya diam diluar toko, membiarkan keduanya berbincang. Setidaknya sampai tiba-tiba dia melihat air muka Sunoo yang mulai berubah. Sunghoon hampir saja menyerbu masuk ke dalam toko kala penglihatannya menangkap sosok Sunoo yang nampak penuh kesedihan tengah meronta, ingin melepaskan diri dari genggaman pria di hadapannya.

Sunghoon diam di tempatnya, dia menahan dirinya sedikit lebih lama untuk tidak menerobos masuk dan mencampuri urusan keduanya. Dia bukannya pengecut, dia hanya tidak ingin membuat Sunoo tidak nyaman dengan kehadirannya disana.

Dirinya bisa bernafas lega saat pria itu melepaskan Sunoo, namun Sunghoon tetap waspada jika tiba-tiba pria itu berbuat sesuatu. Namun, tidak. Pria itu lantas pergi meninggalkan toko yang membuat Sunghoon segera bersembunyi di sudut yang gelap hingga dirinya tak terlihat.

Sunghoon kembali mengurungkan niatnya untuk buru-buru menghampiri Sunoo saat melihat sosok yang selalu bersikap dingin itu tengah terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir dari mata hazelnya. Sunghoon tertegun di tempatnya, dadanya terasa sesak melihat laki-laki manis itu. Namun, sama seperti sebelumnya. Sunghoon hanya membiarkannya, Sunoo butuh waktu untuk sendiri.

Sunghoon terus berjalan mengikuti setiap langkah kaki Sunoo. Hingga akhirnya tibalah dirinya di depan gedung tempat tinggal Sunoo. Dia nampak diam sesaat sebelum merogoh ponsel di dalam kantong jaketnya dan mulai menekan nomor untuk melakukan panggilan.

Sunoo hampir meraih pintu gedung saat ponselnya berdering. Dia sungguh malas untuk melihat ponselnya.

Namun, ada yang menelfonnya selarut ini ? Mungkin penting. Maka dia segera meraih ponsel yang berada di kantong celana jeansnya.

Sunoo hampir mengabaikan panggilan saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Namun, dia hanya menghela nafas lantas mengangkat panggilan itu.

"Halo"

Hening

"Ada apa ?"

Hanya hening

"Jika kau diam aku akan menutupnya"

Tepat disaat Sunoo hendak menutup panggilan, suara orang di seberang mengejutkannya.

"Kau ingin minum denganku ?"

Sunoo terkejut bukan soal ajakannya, namun suara dari panggilan terdengar jelas. Seperti terasa dekat dengannya.

Sunoo segera berbalik dan menemukan Sunghoon berdiri beberapa meter darinya. Tak ada senyum lebar seperti biasanya. Yang ada hanya wajah tanpa ekspresi milik Sunghoon.

__________

Sunghoon dan Sunoo duduk berdampingan pada ayunan kayu yang ada di atap. Di dekat mereka sekantong plastik berisi bir kaleng yang Sunghoon beli di minimarket tak jauh dari tempat tinggal Sunoo.

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now