Lilac

249 50 1
                                    

Lilac
: represent the first emotions of love

_________

Musim panas akan datang dalam hitungan hari, tapi suhu yang meninggi telah terasa menyengat tubuh. Orang-orang mulai enggan berlama-lama berada di luar rumah.

Sunghoon meletakkan kepalanya pada meja. Kelas belum dimulai namun laki-laki tampan itu sudah kehilangan energinya. Entahlah, semenjak beberapa hari yang lalu dia jadi lebih malas dari biasanya.

Semua karena kelas musim semi di toko Eunha telah berakhir. Lebih tepatnya lagi, dia tidak lagi punya alasan untuk bertemu Sunoo. Dia bisa saja datang ke toko, tapi untuk apa. Beli bunga ? Hah, dia bukan fans beratnya.

Kalau dengan jujur ingin bertemu Sunoo, yang ada dia akan diusir oleh Sunoo sendiri. Sunghoon galau berat, satu satunya kesempatan untuk bertemu adalah hari ini, di kelas.

Tapi dia tidak berharap banyak. Sunoo bahkan tidak membalas pesan dan mengangkat panggilannya sejak beberapa hari lalu. Sunoo sedang menghindarinya, begitulah kiranya yang dipikirkan Sunghoon. Alasannya ?

Kejadian mabum beberapa waktu lalu mungkin. Sunghoon menghembuskan nafasnya berat hingga disadari oleh kedua sahabatnya.

"Kau kenapa ?"

Tanya Jake yang duduk tepat di sebelah Sunghoon.

"Proposalmu tidak disetujui pembimbing ?"

Timpal Jay

Sunghoon menghela nafas.

"Kau dapat nilai buruk di kelasmu ?"

Tanya Jay kembali.

Sunghoon pun kembali menghela nafas.

"Kau habis kena marah dosen ?"

Lagi lagi hanya helaan nafas yang terdengar.

"Kau sedang dijauhi Sunoo ?"

Tanya Jake asal.

Bingo !

Sunghoon menatap Jake dengan wajah melas, kemudian dia pun mengangguk, membenarkan tebakan Jake.

Jake tersenyum, seolah memenangkan hadiah.

"Bagaimana kau tahu ?"

Jay dibelakangnya cukup terkejut.

"Oh, aku.....hanya menebak"

Ungkap Jake.

Keduanya pun menatap prihatin sahabat tampannya satu itu.

"Boleh aku duduk disini ?"

Suara itu mengejutkan Jake dan Jay, sedangkan Sunghoon masih setia dengan posisinya.

"Oh, hai"

Sapa Jay canggung pada sosok yang berdiri di dekat Sunghoon itu. Sapaaan itu dibalas senyum tipis dan anggukan.

"Bolehkan aku duduk disini ?"

Pertanyaan itu kembali terlontar.

"Cari tempat lain saja"

Ujar Sunghoon asal.

Jake dan Jay hanya tersenyum canggung pada pemilik suara tadi.

"Tapi aku ingin duduk disini, apa tidak boleh ? Bangku depan sudah penuh"

Sunghoon melirik barisan depan, memang nampak penuh tapi jika untuk satu orang lagi pasti masih bisa.

"Masih bisa kalau kau minta mereka bergeser"

Sunghoon benar-benar acuh, tak peduli siapa yang tengah bicara dengannya itu.

Hembusan nafas pelan terdengar dari si lawan bicara.

The Language of FlowerWhere stories live. Discover now