BAB VII

180 30 2
                                    

Di sore hari itu, Artemis dan Damar membahas hal ini. Damar tentu saja tidak yakin, tapi ia tidak mau mental Artemis jatuh karena membunuh anak kecil yang bahkan belum bisa memegang tongkat.

Dia lebih suka mengikuti rencana yang paling berbahaya sekalipun, agar Artemis tidak menanggung hal yang berat. Damar telah melayani Artemis sejak ia masih kecil, mereka selalu menjadi partner dengan kerjasama yang sangat baik. Seorang pengawal seharusnya tidak memiliki perasaan yang terikat kepada tanggung jawabnya, tetapi ia tetaplah manusia biasa.

Damar tidak bisa berbohong bahwa ia selalu menganggap Artemis sebagai adik perempuan yang tidak pernah dimilikinya. Tapi ia tidak membuat hal ini mempengaruhi penilaiannya, tugasnya sebagai pengawal dan perintah dari Artemis adalah yang utama.

Damar mendengar Artemis berkata.
"Mari tidak menyembunyikan dia adalah anak adopsi untuk kebaikan anak itu. Aku tidak akan ikut campur dalam politik atau aliansi pernikahan manapun. Tom adalah prioritas kami."

"Itu akan berhasil." Kata Damar sambil mengangguk. "Kau akan memberi Tom marga mu?"

"Ya. Jika tidak, dia mungkin akan merasa rendah diri. Dengan nama ini setidaknya dia akan merasa lebih di terima."

"Ku dengar Lord Xavier Slytherin tidak melarang anak-anaknya untuk keluar."

Artemis menghela napas. "Benar. Aku tidak bisa membayangkan diriku berbaur di komunitas penyihir."

"Kau harus berusaha menjalin komunikasi, jika kau ingin anak itu masuk ke Hogwarts suatu saat nanti."

Artemis mengangguk. Seperti biasa, Damar benar. Tidak akan ada masalah jika memiliki beberapa hubungan, karena Tom akan menjadi perioritas mulai sekarang. Malah akan menguntungkan dengan adanya beberapa pegangan, ia tidak perlu untuk terlalu menampilkan diri. Dan juga saat Tom masuk Hogwarts, komunitas penyihir tidak akan terlalu kaget.

"Aku akan memilih beberapa orang yang tidak terlalu merepotkan." Kata Artemis.

Damar mengangguk. "Apakah kita akan ikut campur dalam perang dunia yang sedang terjadi.?" Ia mengerutkan keningnya. "Grindelwald akan tertarik dengan pewaris Slytherin yang muncul tiba-tiba."

"Mungkin kita akan bermain sedikit." Kata Artemis dengan pelan. "Semakin cepat fraksi Grindelwald jatuh, semakin baik."

Mereka tahu dengan baik seperti apa pengaruh Grindelwald. Pria ini mampu membuat resah eropa, karena memakai cara pembersihan etnis sebagai taktiknya. Sayang sekali masih lama sampai Dumbledore mengalahkannya. Menurut buku sejarah, tahun depan Grindelwald akan mencuri anak Qilin untuk di salah gunakan saat pemilihan Mugwumb tertinggi di Konfederasi Penyihir Internasional.

***
Artemis setiap hari selalu berlatih di ruangan khusus belajar menggunakan tongkat barunya. Sesuai dugaan, tongkat ini lebih jinak jika sedang menggunakan sihir hitam.

Wanita muda itu berlesehan menghadap dekat jendela. Sisi kaca penuh dengan salju, diluar taman juga penuh dengan salju. Ia membenci musim dingin, bunga-bunga tidak mekar dan membuatnya menjadi malas karena ia akan terlalu nyaman di dalam kamar.

Artemis meraba tongkat itu, ia berpikir bagaimana cara agar penggunaannya bisa efektif. Menggunakan tongkat baru membuatnya agak kesulitan. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang genting? Ia tentunya harus tetap siap siaga, karena Damar tidak akan selalu bersamanya seperti dulu. Ia bahkan belum mencoba tongkatnya di rune kuno dan ramalan.

Selama dua jam, Artemis duduk bersila bermeditasi seperti yang diajarkan oleh Damar. Ia mencoba berbagai gagasan perencanaan untuk masa depan. Selain menyiapkan mental dan kepentingan untuk mengadopsi Tom, banyak yang harus dilakukan. Periode masa sekarang dan kedepannya akan semakin rumit.

How To Survive In Grindelwald Era Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora