BAB II

324 46 1
                                    

Sinar bulan dan lampu-lampu toko menyinari Diagon Alley. Tepat pada jam sembilan malam Artemis memasuki Leaky Cauldron, yang kondisi pub sudah agak sepi. Matanya menyelusuri setiap meja mencari Damar. Setelah menemukan pengawalnya, ia berjalan mendekat dan duduk di seberang meja.

"Artemis, kau harus melihat ini." katanya, ia menyodorkan salinan daily prophet. Ini adalah salinan dari minggu ini.

Setelah beberapa menit membacanya, Artemis melempar mantra pembungkam. "Lanjutkan."

Damar lanjut melaporkan, "Artemis, saya telah mengunjungi semua tempat yang saya tahu. Dan semua kondisi setiap tempat sama, dan tidak ada yang hidup. Dan ..."

Dia mendongak dan menaikkan satu alisnya. Tidak biasa melihat Damar ragu-ragu.

"Saya melihat satu makam disebelah makam Ibu Anda. Itu milik Lord Slytherin, disana tertulis ia meninggal lima hari yang lalu."

"Ayah meninggal di hari yang sama dengan Billy. Dia satu-satunya yang di makamkan? Bagaimana dengan orang-orang yang berada di sana."

"Kondisi orang-orang di sana seperti Billy, saya telah mengidentifikasi mereka."

Mengapa mereka hanya mengubur jenazah Ayah? Apa karena dia lord Slytherin? Tiba-tiba Artemis merasakan perasaan bersalah mengaduk perutnya. Ini adalah pembantaian. Alasan mengapa ia tidak mendapatkan kabar adalah karena mereka telah mati. Dan dia bukannya mencari tahu, tapi malah mengeluh tentang itu.

"Apa kau yakin?" Katanya. Biasanya Artemis tidak pernah meragukan kinerja Damar, tetapi hatinya berat untuk orang-orang yang mati untuknya.

"Saya sangat yakin, Artemis" Damar memberi jawaban. "Aku menemukan beberapa surat, dan mengumpulkan beberapa benda untuk kau lihat." Lanjutnya.

Artemis menerima itu, ia melihat beberapa kertas dan surat yang dibawa oleh Damar. Lalu membuka dan membacanya satu persatu. Ini sudah bertahun-tahun sejak Voldemort bangkit kembali, dan mengajak keluarga kami untuk bergabung. Tapi mana mungkin keluarga pureblood yang telah berdiri sejak lama rela berada di bawah? Penolakan inilah yang membuat keluarga ini hancur.

Menurut surat kabar itu, banyak Death Eater di tangkap beberapa hari lalu. Para auror juga masih melakukan pengejaran besar-besaran untuk mereka. Ini sudah dua tahun dan masih saja berlanjut.

Setelah selesai membaca semua yang bisa dibaca, mereka pulang. Damar menggigit lidahnya, dan menaruh beberapa sabit di atas meja dan berdiri. Mereka pergi ke daerah apparition dan ber-apparition ke rumah di London.


Artemis tidak membuang waktu dan langsung menuju ruang kerjanya, diikuti oleh si pengawal.

"Istirahatlah Damar, kita akan bekerja besok." Artemis berkata.

"Baik Miss." Ucapnya. Damar terbiasa diam dan hanya mengikuti perintah. Dia tahu tidak akan ada gunanya juga untuk bertanya. Artemis tidak pernah menceritakan tentang rencananya, dia akan melakukannya hingga waktu dan kondisi yang tepat menurutnya. Setidaknya, majikannya tidak akan membiarkan dia mati. Yang harus dia lakukan adalah mempercayainya.


Artemis meletakkan kotak beludru hijau di depannya. Ia membuka kotak itu, dan melihat rantai perak halus dan mata kristal berwarna kuning. Tidak mungkin kalung bisa sepanjang ini, siapa yang mau memakainya. Artemis mencubit ujung rantai dengan jari tangan kirinya dan mengangkatnya. Kira-kira hampir 60 cm. Tidak ada pengait, ini bukan kalung. Pikirnya. Benda ini sangat panjang, bagaimana cara pakainya? Tiba-tiba, benda itu bergerak dan Artemis segera menjadi waspada. Mata kuning itu bergerak ke pergelangan tangannya, lalu berputar melingkar berulang kali lalu berhenti.

Saat melihat benda yang melilit pergelangan tangan kirinya, ia menyadari kalau ia pernah melihat hal serupa di pergelangan tangan Ayahnya yang tertutup lengan baju. Artemis membongkar kotak itu, mencari apakah ada sesuatu selain benda ini. Dan menemukan sebuah kertas kecil, disana tertulis,

How To Survive In Grindelwald Era Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang