4

23 5 1
                                    

"Glad to see you in my story line"
--Lavender--

"Mbak Pita mau pindahan?" Tanya satpam yang sudah biasa berjaga di depan lobi apartemen.

"Gak Pak, ini Ibu bebek mau mandiin anak-anaknya pada kotor gak pernah dimandiin," ejek Arjuna.

Pitaloka meliriknya sekilas dengan tatapan tajam, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan dengan cepat ke arah satpam di depan mereka dengan senyum tipis yang mengembang.

"Lagi beres-beres pak ini mau laundry," kata Pitaloka dengan nada ramah.

"Kalau begitu biar saya bantu bawa Mbak, Mas Arjuna ambil mobilnya dulu aja," tawar satpam tersebut.

"Makasih Pak, maaf jadi ngerepotin," tutur Arjuna.

"Aku bantuin Pak satpamnya aja ya, kamu ambil mobil sendiri gak papa?" ujar Pitaloka.

"Iya gak papa, tunggu di depan ya aku ke basement dulu," pamit Arjuna, yang kini kembali masuk ke lift.

"Ayo Pak biar saya bantu bawa," kata Pitaloka.

Sebenarnya bisa saja mereka langsung turun ke basement tanpa harus ke lobi, namun posisi parkir mobil Arjuna cukup jauh dari lift basement, dan karena Pitaloka menolak saat Arjuna ingin membawa boneka tersebut tanpa bantuan Pitaloka, akhirnya Arjuna pun memutuskan mereka akan keluar lewat lobi, masalah mobil Arjuna nantinya bisa mengambil sendiri setelah memastikan Pitaloka aman menunggunya di lobi, level cinta Arjuna memang sepertinya sudah ada di kedudukan paling tinggi, dia selalu mengutamakan kenyamanan Pitaloka.

Pitaloka berhasil keluar dari apartemen atas bantuan satpam yang berjaga, dengan boneka-boneka yang dimasukkan ke dalam sebuah plastik besar yang tadi entah Arjuna temukan dari mana.

Selang beberapa menit kemudian laki-laki itu datang dengan mobilnya, setelah ada dihadapan Pitaloka dia turun sembari membuka bagian bagasi.

Arjuna menghampiri satpam yang tadi membantu mereka kemudian berkata, "Pak makasih banyak ya, ini buat beli kopi maaf gak seberapa." Tangan laki-laki terulur memberikan uang kepada satpam tersebut.

"Aduh Mas, ini mah cukup buat beli kopi sepuluh kali juga, makasih banyak Mas Arjuna, ayo biar saya bantu masukin bagasi."

Pitaloka tersenyum tipis melihatnya, dia membuka pintu penumpang yang berdampingan dengan pengemudi, disusul Arjuna setelah selesai memasukkan sekantung boneka-boneka yang sekarang ada di bagasinya.

Setelah mesin mobil menyala Pitaloka membuka kaca mobil disampingnya, dia berpamitan kepada satpam yang tadi membantu mereka, lalu ketika mobil keluar dari area apartemen dia kembali menutup kaca mobil di sampingnya.

"Tuan putri mau makan apa?" tanya Arjuna, tanpa mengalihkan perhatiannya dari kemudi.

"Apa ya, Kakak kalau aku minta richeese pasti gak dikasih," ujar Pitaloka mengundang tawa Arjuna.

"Itu tahu, soalnya kamu kalau jajan richeese pedasnya gak kira-kira."

"Mau steak ayam deh kayaknya," kata Pitaloka.

"Yang gak pedas ya," ucap Arjuna kembali memperingati.

"Iya terserah Kakak," kata Pitaloka memilih manut kepada ucapan Arjuna.

"Eh tapi gak jadi deh," sergah Pitaloka.

"Terus maunya makan apa?" tanya Arjuna dengan nada lembut.

"Mau ke kopi djawa, aku mau minum es kopi awan!" ujar Pitaloka terdengar sangat bersemangat.

Lavender Where stories live. Discover now