23

11 3 0
                                    

"Make sure you manipulate someone who never manipulates herself"
--Lavender--


Sebulan berlalu semenjak hari dimana terakhir kali Pitaloka dapat melihat Arjuna secara langsung, kini diam-diam perempuan itu merindukannya, melamun di loket pendaftaran rumah sakit memikirkan Arjuna yang tidak kunjung pulang menemuinya, pikir Pitaloka  Arjuna hanya punya waktu beberapa kali mampir ke apartemennya, namun saat akan disusul laki-laki itu sudah menghilang lebih dulu, seakan takdir tidak mengijinkan mereka bertemu.

Pitaloka bahkan berkali-kali mendapatkan kiriman bunga lavender yang dia duga datangnya dari Arjuna, namun si pengirim tidak juga menampakkan batang hidungnya.

"Ngelamun mulu Pit," tegur Bening.

"Rindu ayang ya," ejek Bening yang mengetahui jika Pitaloka kini tengah menjalani hubungan jarak jauh, berkat postingan sosial media Pitaloka yang meng-upload foto satu buket bunga lavender kemarin.

Awalnya Bening mengira Pitaloka sedang kencan dengan Arjuna, namun saat ditanya Pitaloka bilang Arjuna sedang ada diluar kota, dan bunga yang dia dapatkan Pitaloka terima lewat petugas delivery toko bunga.

"Mau kemana Sa?" tanya Bening dengan maksud menyapa, kepada seorang perawat yang baru-baru ini bekerja di rumah sakit mereka, dan sering ditemuinya.

"Nyari makan, kalian udah makan?"

"Belum, Pitaloka mah nunggu jam istirahat teng, gak pernah kayak kita yang korupsi waktu," jawab Bening.

"Ayo mending sekarang aja, tinggal lima menit lagi juga."

"Tuh dengerin, kata Yasa apa!" gerutu Bening.

"Ya udah tungguin gue lima menit ngelamun dulu," balas Pitaloka, membuat Bening dan Yasa si perawat laki-laki itu serentak menghela napas bersamaan.

"Kalau lagi galau, manusia sesabar apapun bakal nyebelin juga," cibir Bening, membuat Yasa tertarik dan ingin tahu.

"Galau kenapa?"

"Cowoknya si Janu pergi keluar kota," terang Bening.

"Juna," ralat Pitaloka, Bening seringkali salah memanggil nama panggilan Arjuna yang biasa Pitaloka sebutkan, membuat Pitaloka kadang jadi teringat Januartha karena kesalahannya.

"Nah Juna! salah sedikit juga biarin aja sih Pit," tutur Bening.

"Mau salah cuman segitu juga jadi beda maknanya," tegur Pitaloka, dia enggan menjelaskan alasannya kenapa, karena akan membuat kehebohan semata jika Pitaloka mengaku sebagai mantan pacar Januartha, yang kini dikenal banyak orang sebagai penyanyi papan atas.

"Kenapa sih? Janu Juna, memang cowok Lo punya kembaran?"

"Gak ada, namanya Arjuna Bratajaya Tarendra, cuman dipanggilnya Juna, itu si Bening aja yang suka salah manggil jadi Janu."

"Loh, namanya mirip pasien Om gue."

"Emang iya?" tanya Pitaloka.

"Sebelum pindah ke rumah sakit ini, gue kan pernah kerja lama di rumah sakit perbatasan kota, Om gue juga kerja di sana, terus karena sering ketemu sama pasien dia yang namanya Arjuna Arjuna itu, gue jadi hafal deh namanya," jelas Yasa.

"Ingat nomor asuransi kesehatannya gak? atau nomor induk kependudukan dia?" berondong Pitaloka.

"Ya masa gue tahu yang begitu Pit, kerja gue kan sebagai perawat bukan perekam medis yang bisa hafal nomor begituan di luar kepala," ujar Yasa.

Bening yang menyimak kita angkat bicara, dia berkata, "Gak mungkin lah Pit, itu Arjuna yang sama kayak pacar lo, yang namanya Arjuna kan banyak, lagian cowok lo kan di luar kota lagi kerja." Bening menatap Pitaloka berusaha menenangkan temannya yang mungkin kini berprasangka.

"Iya sih, tapi kebetulan banget tahu namanya sama," timpal Yasa.

"Udah lah, waktu lima menit lo udah habis nih Pit, mending kita ke kantin sekarang," ajak Bening.

"Mending ke depan lah Ning, biar bisa jajan gorengan," protes Yasa.

"Gak mau! lo kalau mau jajan ke depan rumah sakit sana aja sendiri, beda circle kita" bantah Bening.

Bening merangkul Pitaloka dengan segara, perdebatan antara Bening dan Yasa yang terus berlanjut tidak diindahkan Pitaloka, dia malah sibuk berspekulasi karena informasi dari Yasa.

Bersambung..

Dipublikasi: 01 Juli 2023
Jumlah kata: 583 kata

Lavender Where stories live. Discover now