7 || TUJUH

19.5K 1.9K 25
                                    

Hai semua👋👋

Gimana kabar kalian?

Terimakasih untuk para readers yang sudah membaca cerita ini, semoga kalian suka sama jalan ceritanya dan membaca hingga ending nanti.😉

⚠️⚠️ Jangan lupa Follow akun author dan beri tanda bintang disetiap partnya👍

Have fun guys.......

❤❤❤

Pancasila merupakan dasar negara sebagai perwujudan keberagaman bangsa Indonesia. Mari implementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

SELAMAT HARI LAHIR PANCASILA
1 JUNI 2023

❤❤❤

Sore harinya, Alena terbangun dari tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore harinya, Alena terbangun dari tidurnya. Kelelahan membuat dirinya nyenyak tidur apalagi ada guling yang sangat nyaman sekali dia pakai. Alena meraba guling yang dia pakai, seperti dada manusia. Kembali memastikannya.

Dada? Seketika mata Alena terbuka lebar. Menoleh kearah sampingnya.

"Aaa....hmmmppp." Mulut Alena dibungkam tangan orang itu.

"Husstt.... jangan berisik." Dirasa Alena sudah tenang. Orang itu melepaskan tangannya dari mulut Alena.

"Dante! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Alena yang masih terkejut dengan keberadaan Dante dikamarnya apalagi mereka tadi tidur dengan berpelukan.

Tidur dalam artian sesungguhnya. Bahkan Alena mengecek pakaiannya masih lengkap seperti sebelumnya atau tidak. Aman, Dante tidak macam-macam padanya.

"Kangen!" Rengek Dante merebahkan kepalanya dipaha Alena dan menghadapkan wajahnya diperut rata Alena.

"Lepas! Lepas! Lepas!" Kata Alena berusaha menjauhkan kepala Dante dari perutnya. Dia merasakan geli.

"Dante Please!" Mohon Alena agar Dante beranjak. Meski usianya sudah matang tapi dia masih agak familiar dengan adegan-adegan yang mengarah kesana.

Dante menurut. "Kenapa bisa disini?" Tanya Alena lembut. Seperti seorang Dante ini harua dilembuti, jangan dikasari. Kalau dikasari semakin menjadi.

"Sepulang sekolah tadi aku kesini. Tapi kamu pas tidur nyenyak sekali karena aku tak tega membangunkanmu aku ikut tidur denganmu." Alena mengangguk. Menoleh pada jam yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Pantas saja.

"Ayo turun." Alena mengajak Dante turun kebawah keruang keluarga sembari menunggu makan malam tiba. Alena takut, berduaan dengan Dante dikamarnya. Nanti kalau tiba-tiba Dante ingin membunuhnya bagaimana? Dia harus tetap waspada.

Menyiapkan segala camilan dan minuman. Dia sudah meminta Bi Sri menyiapkan makan malam. "Kau tidak pulang? Orang tuamu tidak mencari?" Tanya Alena ingin sekali Dante segera pergi dari rumahnya ini.

LOTTA D'AMOREWhere stories live. Discover now