Bab 14. Selir Hati

12 4 0
                                    

"Tidak masalah aku menjadi yang kedua bahkan yang kesekian kalau itu untuk mu"
- Niamey -

Pagi? rasanya bukan pagi lagi ini sudah menjelang siang hari, tidak begitu terik di bandingkan dengan hari-hari sebelum nya. Kelas ku free hari ini, di isi dengan kehebohan satu kelas yang memutar lagu dengan speaker teman kelas ku. Fauzi namanya, dia pintar anaknya. Lebih pintar lagi pada saat mata pelajaran Pak Nugroho, Fauzi selalu unggul lebih dahulu dari kami semua. Otaknya sebelas dua belas dengan Ryu kalau untuk urusan mata pelajaran ini. Fauzi tak lain adalah tempat segala keperluan kelas yang selalu tersedia padanya. Kebetulan pada hari itu Fauzi membawa speaker kecil yang biasa dia bawa.

"Zi bawa speaker ngga? Kalau bawa pinjam dong" Ucap dina

"Bentar ya... gue cek dulu! Ada nih ada Din!" Ucapnya sambil memberikan speaker yang Dina butuhkan

"Mey pinjem handphone buat spotify!"

Badan ku yang sudah terbaring di atas bangku yang sudah ku susun rapi tadi dan dengan tangan yang menutupi muka berniat untuk tidur. Namun "Di atas meja!" Ucap ku sambil menujuk ke arah meja

"Oke!" Jawabnya

Sudah terbiasa kalau memutar lagu selalu memakai spotify ku, alasannya tidak lain karena spotify ku gratis jadinya tidak ada iklan yang mengganggu ketika satu kelas sedang menikmati galaunya lagu yang sedang di putar. Sebenarnya bukan spotify punya ku saja yang gratis, hampir setengah dari kami memiliki spotify yang gratis, kayaknya sih...

Banyak yang me-request untuk lagu yang di putar dari lagu Jepang, Indo, Korea, hingga Inggris. Semua nya Dina putar, tetapi kali ini lagu yang di putar adalah lagu tahun lampau, mungkin lagu tahun dua ribu lima. Dina memutar banyak lagu tahun lampau dan itu adalah lagu requestan Sifa semua. Kalian tahu lagu apa yang Sifa request, lagu nya tak lain adalah lagu yang di nyanyikan oleh Vierra. Lagu yang mengajak semua pendengar nya untuk galau, sebenarnya lagu nya cocok di putar ketika malam hari tetapi untuk hari ini tetap cocok-cocok saja.

"Dina gue request lagu judulnya selir hati, gc play!" Ucap Husaini

"Bentar gue cari dulu!"

"LAMA NIH!"

"SABAR ANJIR, TANGAN GUE DUA BUKAN SEPULUH!" Balasnya dengan begitu kesal

Dina memputar lagu tersebut setelah lagu sebelumnya sudah habis pada menit terakhir. Aku belum tertidur dengan lelap kala itu, telinga ku masih aktif mendengar tetapi mata ku terpejam. Ku dengarkan lagu yang Dina putar tersentak aku terdiam. Pikiran ku langsung tertuju oleh mu. Tepat pada lirik ini

Aku rela oh aku rela

Bila aku hanya menjadi

Selir hati mu untuk selamanya

Oh aku rela aku rela

Entah aku tidak mengerti mengapa pikiran ku langsung tertuju oleh mu, apa yang di maksud oleh lagu ini? Sampai-sampai hanya ada bayangan diri mu ketika aku mendengarkan lagu ini. Tidak mungkin diri ini siap untuk di jadikan yang kedua atau yang kesekian oleh diri mu. Itu tidak akan terjadi. Intro lagu nya memang sangat related dengan ku tetapi untuk reff nya aku jamin tidak akan terjadi.

"Mey lagu nya cocok sama lo yang bucin abis sama Fi!" Ucap Dewa, aku diam tidak menjawabnya

"Gue tahu lo ngga tidur ye!"

"ANJIR LAH DEWA!"

***

Pelajaran terakhir hari ini di isi oleh mata pelajaran Kewarganegaraan atau biasa di sebut Pkn. Guru nya cukup seru, tetapi untuk mata pelajaran ini terlalu banyak kita mendengar kan penjelasan dari gurunya. Bagus sih tetapi terkadang bikin ngantuk aja. Aku tidak sanggup menahan rasa kantuk setiap mata pelajaran nya. Jujur setiap mata pelajaran pkn aku selalu tertidur sampai waktu bell berbunyi. Tidak sanggup mendengar kan materi yang di berikan, terlalu rumit untuk aku cerna. Sebenarnya bukannya tidak sanggup menahan penjelasan dari materinya, tetapi banyakanya kalimat yang di keluarkan ketika ia menerangkan pelajarannya. Kecuali ketika topik yang sedang di debat kan itu seru dan menarik yang membuat otak ku terlintas sebuah pertanyaan yang akhirnya membuat ku penasaran jika tidak di tanyakan. Di waktu itu lah aku tidak tertidur.

Tetapi untuk kali ini topik yang di bahas cukup membuat bosan dan akhirnya mengundang rasa kantuk ku. Aku seperti di bacakan dongeng sebelum tidur rasanya, aku tertidur tidak mempedulikan sekitar dan apa yang akan terjadi nantinya.

"Mey bangun Mey!" Ucap Dewa. Aku tersontak kaget dengan suara Dewa dan guncangan tangannya yang berada di tubuh ku

"Udah pulang Mey, bangun! Lo ngga mau pulang?"

Kaget dengan yang Dewa ucapkan, apa benar sudah pulang? Perasaan ku, baru saja aku tertidur masa sih sudah pulang aja. Ternyata benar ku lihat gurunya sudah tidak ada di kursinya dan sekeliling ku sedang merapikan barang-barangnya.

"Emang udah bell?" Tanya ku menyadarkan diri seratus persen

"Udeh! Lagian tidur aje!"

"Selamat pagi Mey!" Ledek Udin. Aku tidak menghiraukan perkataan Udin barusan dan bergegas untuk merapikan barang-barang ku dan di lanjut dengan melaksanakan tugas piket ku.

"Hayulu Ni di tandain sama Pak Pkn gara-gara tidur sampe pulang!" Ucap Ryu

"Sok tahu lo!"

"Ih bener lo nya aja ngga tahu! Tadi dia bilang gini ini nih yang tidur di jam saya Niamey!" Balasnya

"Ngga ye, tahu dari mana lo. Ngga gitu!"

"Lo kan tadi tidur. Terus juga gue kan yang di depan dia, jadi gue tahu!" Ucapnya dengan sedikit kekehan

"Bener tuh! Lagian lo tidur aja Mey!" Tambah Ferri

"Emang iya Dewa, gitu?" Tanya ku

"Lo percaya sama mereka berdua Mey?"

"Ngga, gue ngga pernah percaya!"

"Yaudah! Lagian lo juga Fer, ngikutin raja nya tukang jahil!"

"Gapapa! Seru Dew, ngeledekin Niamey. Ya... kan Ryu?"

"Yoi... hayuluh Ni, nanti dipanggil sama Pak Pkn!" Ledek nya lagi

"Udah Akh diem! Berisik gue mau piket! Pulang sana lo!" Jawab ku dengan Kesal. Aku langsung bergegas mengambil peralatan kebersihan untuk cepat-cepat menyelesaikan piket.

"Udah sana pulang!" Suruh ku sambil mendorong tubuhnya

***

Hari ini aku sama sekali tidak melihat diri mu, di lapangan, di lorong lab, bahkan di masjid. Semuanya tidak ada diri mu. Aku berpikir apakah kamu sedang sakit hari itu? mungkin saja iya, soalnya kamu tidak menampakkan diri mu di area sekitar sekolah. Aku mencari mu untuk sekedar melihat mu saja, berharap bertemu dengan mu walau hanya sekilas itu adalah hal yang mencharge semangat diri ku kala itu. Setelah ku selesaikan piket ku, langsung aku bergegas untuk pulang. Seperti biasa menggunakan transportasi umum dan dengan headset yang sudah terpasang di telinga.

Ku putar lagu secara acak membiarkan spotify dengan bebas memilih lagu-lagunya, sebenarnya lagu yang ke putar tetap saja yang sering aku dengarkan setiap hari. Namun entah mengapa, kali ini lagu yang terputar sangat-sangat membuat ku tersadar tidak lain lagu Nidji yang berjudul hapus aku atau Tulus yang berjudul interaksi. Sampai lah aku di dalam angkutan umum yang sudah menunggu sejak lama. Kala itu aku berniat memejamkan mata ku, namun yang terjadi adalah spotify memilih kan lagu yang tidak cocok untuk ku.

Kali ini terputar lagu yang sempat Husaini request tadi, ya... benar selir hati. Setelah ku dengar seperti nya lagu itu terlalu benar untuk saat ini. Aku mengakui itu, pada akhirnya aku mengakui bahwa aku tidak masalah hanya di jadikan teman cerita mu saja atau bahkan dijadikan yang kedua dan yang kesekian oleh mu. Itu tidak masalah buat ku asalkan aku tetap dengan mu. Tidak masalah jika aku di jadikan teman cerita yang cerita nya itu terdapat seseorang yang kamu suka, benar-benar tidak masalah buat ku.

Perkataan ku pada siang hari ku tarik, dan aku sekarang mengakui itu. Jika menjadi yang kedua ataupun kesekian untuk mu adalah cara untuk aku terus sama kamu, aku tidak mempermasalahkan itu. Ataupun jika aku hanya sebagai tempat mu singgah untuk bercerita tentang apa pun yang terjadi, kalau memang benar itu adalah caranya aku tidak akan keberatan untuk itu.

Apa pun caranya kalau bertujuan untuk selalu bersama kamu, aku akan coba jalani. Walaupun nantinya orang sekitar ku berkata kalau aku bodoh, ya... benar aku akan mengakui nya kalau aku bodoh untuk soal percintaan. Apalagi soal mencintai diri mu, aku sangat bodoh.

FiorKde žijí příběhy. Začni objevovat