25. Biar hanya kita yang tahu

8.6K 845 16
                                    

🍀🍀🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀
🍀
🍀

Tidak pernah ada pria yang mengucapkan kata seromantis itu kepada Ida sebelumnya. Namun Fadil, bahkan belum 24 jam mereka pacaran effort yang di berikan pemuda itu bahkan melebih 2 pria yang yang pernah berpacaran cukup lama dengannya.

Pemuda itu tidak sungkan menemui orang tuanya dan membantunya membersihkan kios. Selama ini dia selalu berada di pihak yang lebih banyak memberi. Sehingga perasaan seperti ini baru pertama kali dirasakannya. Dicintai dan dihargai.

'Aku bahkan lupa mengucapkan terima kasih untuk apa yang dilakukannya hari ini'

Fadil yang baginya dulu terlalu sulit untuk dimiliki, kini menjadi miliknya, masih terasa seperti mimpi. Memang salah satu keinginannya dulu kembali ke masa lalu selain ingin memperbaiki nasib diri dan keluarganya juga untuk menemukan pasangan hidup, tapi itu bukan prioritas dan akan dikejarnya ketika tujuan utamanya tercapai. Namun jika keduanya datang bersamaan bukankah Tuhan sangat baik kepadanya.

Untuk itu di setiap sujud terakhir-nya tak lupa dia mengucapkan rasa syukur atas semua kabaikan dan kemudahan yang telah dia dan kekuarganya terima.

🍀🍀🍀

"Beneran telur gulungmu gratis hari ini." Tanya Nita  mengkonfirmasi kegaduhan di kantin pagi ini.

Ida mengangguk, hari ini dia membawa 100 tusuk telur gulung untuk di gratiskan kepada siapapun yang beruntung datang lebih awal ke kantin.

"Dalam rangka apa.? Nita masih penasaran, tapi di tangannya sudah ada 2 telur gulung yang belum dihabiskan.

"Syukuran" jawab Ida singkat enggan menjelaskan lebih rinci. " Nikmati saja, gak usah banyak tanya.!" Sambungnya lagi lalu melangkah keluar menuju lapangan upacara. Kalau terus meladeni Nita urusannya bisa panjang kali lebar.

Kelas yang membawakan upucara hari ini sepertinya dari jurusan Akutansi angkatan 2, Ida sedikit mengenal wajah-wajah mereka yang sekarang tampak sibuk gladi bersih 15 menit sebelum upacara dimulai.

Tampak Fadil disana sedang berdiri tak jauh dari tiang bendera mengamati, sesekali mengomentari dan memberi panduan kepada petugas pengibar bendera yang terdiri dari 2 orang siswa dan 1 orang siswi yang bertugas membawa bendera.

Kayaknya yang cewek agak rusuh, beberapa kali langkahnya gak serempak dengan 2 temannya yang lain, membuat Fadil harus beberapa kali mendatangi dan memandunya.

'Dih pasti lagi caper' Ida berdecih, memicingkan mata sambil melipat kedua tangannya. Dia kini tengah berdiri di pinggir lapangan sebelah kanan dari tiang bendera. Fadil belum menyadari keberadaannya karena posisinya yang membelakangi.

"Maaf kak, maaf yaa." Ujar gadis itu kepada Fadil dan kedua temannya, wajahnya tampak memelas merasa bersalah.

"Ya sudah coba ulangi sekali lagi!." Fadil masih tampak sabar, mau bagaimana lagi, itu tanggung jawab moralnya sebagai senior.

Fix My Past (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang