19

161 35 3
                                    

Chapter 19 (Orang gila yang telah kembali) 

"Lepaskan tanganku!"

Jun menaikan sebelah alisnya, menatap Anna dengan pandangan tajamnya yang terlihat meremehkan seperti biasanya kemudian dia meneliti penampilan Anna malam ini dari ujung sepatu barunya hingga rambut dikepalanya itu. "Apa kau sengaja berdandan seperti ini untuk orang itu?"

Anna masih mencoba melepaskan pergelangan tangannya yang lagi-lagi diraih paksa (setelah Jun tadi berdiri bangun kemudian lelaki itu mendekati Anna dan tentu menyambar pergelangan tangan Anna dan memeganginya kuat). "Lepaskan tanganku dulu, Jun!"

"Aku tanya sekali lagi padamu, Anna! Apa kau sengaja berpenampilan seperti ini untuk menggoda lelaki brengsek itu?"

"Aku sama sekali tidak ada niatan untuk menggoda siapapun!"

Jun tersenyum, licik tentunya. Tangannya yang mencengkeram pergelangan tangan Anna itu lebih dia kuatkan lagi. "Benarkah?" Tatapan Jun sedikit menyebalkan menatap ke arah dada Anna kemudian dia melanjutkan. "Lalu kenapa kau mengenakan pakaian yang hampir menunjukan seluruh dadamu itu? Kenapa tidak sekalian kau kenakan pakaian yang aku berikan saat di kapal saja? Pakai itu lalu buat semua orang memerhatikan setiap kulit tubuhmu yang pucat itu! Buat semua orang mau membayarmu hingga ka-"

PLAK...

Jun segera memegangi pipi kirinya yang baru saja ditampar oleh tangan Anna yang terbebas darinya itu. Dan anehnya, Jun justru tersenyum alih-alih marah saat ini. Senyuman Jun bahkan semakin lebar saat menatap Anna yang yang matanya kini terlihat berkaca-kaca (Sedikit ketakutan). "Apa kau baru saja memukulku? WAH... Berani sekali kau  Park Anna?" Jun menarik tangan Anna yang dipeganginya itu hingga tubuh Anna terdorong kedepan dan menabrak dada bidang Jun. Kepala Jun sengaja dia dekatkan di telinga Anna untuk berbisik. "Apa selama satu bulan ini kau sudah punya uang 50 juta dollar untuk mengganti uang yang sudah kau bawa kabur dariku itu? Atau... Kau sudah siap berada di penjara?"

Anna sempat melirik CCTV yang terpasang di pojok ruangan. "Ada CCTV disini!"

Lagi-lagi Jun menampilkan senyuman liciknya. "Lalu? Bukankah CCTV itu merekam kejadiaan saat kau menamparku tadi? Haruskan aku melakukan tes visum setelah ini?"

Kepala Anna menggeleng perlahan. Uang ataupun penjara, tentu saja Anna tidak punya pilihan lain lagi. Pergelangan tangannya terasa sakit karena cengkeraman Jun yang dia rasa semakin kuat. "Ku mohon,lepaskan, Jun! Ini sakit, tolong lepaskan!"

"Lepaskan kau bilang?" Ekspresi Jun dua kali terlihat lebih seram ketika dia menghentikan senyumannya secara tiba-tiba dan merubahnya menjadi datar seperti seorang psychopath paling kejam. "Aku tidak peduli! Semenyakitkan apapun rasanya, aku tidak akan pernah melepaskannya. Apa kau mengerti?!"

Anna mengerti! Park Anna hanyalah mainan bagi Kim Jun, selamanya mainan jadi apapun yang terjadi pada mainan itu, maka si pemilik tidak akan mau memedulikannya.  Sangat menyedihkan! 

Air mata Anna seketika jatuh saat Jun memaksanya untuk melangkah, mengikutinya. Anna terenyum alih-alih menyeka sudut matanya itu. Haruskah dia menangis saja saat ini? Apa jika Anna memohon maka Jun akan sedikit mengasihaninya, sedikit saja?

***


Anna dan Jun sempat berpapasan dengan Yena saat keluar dari dalam ruang VVIP No.3. Tapi masalahnya, Jun tidak menghentikan langkahnya hingga Anna hanya bisa bersitatap sekilas kemudian melewati Yena begitu saja (karena harus terus melangkah mengikuti Jun sebelum Jun mungkin saja menyeret paksa Anna lebih parah).

Anehnya, Yena  terlihat seperti peduli tidak peduli pada Anna ketika tatapan mereka saling terhubung. Anna bahkan yakin kalau Yena melihat air mata yang masih terus jatuh mengalir dipipi Anna juga ekspresi Anna yang menampilkan seperti ingin meminta bantuan saat itu. Apa Yena takut pada Jun? Ataukah...?

The Worst ContractWhere stories live. Discover now