10

216 47 2
                                    

Chapter 10 (Kenyataannya, juga pahit)

Jun tidak benar-benar pergi setelah mengantarkan Anna pulang. Mobilnya yang sebelumnya sudah melaju itu kembali mundur setelah sepuluh menit berlalu. Dari dalam mobilnya, Jun memerhatikan kamar dilantai lima yang terlihat terang. Tidak perlu bertanya lagi bagaimana cara Jun bisa mengetahui alamat tempat tinggalnya Anna! Sungguh, Jun hafal segalanya tentang Anna.

Saat Jun bilang dia tahu dan hafal segalanya tentang Anna maka Jun tidak berbohong.

Jun bahkan tahu alasan dibalik Anna menipunya tujuh tahun yang lalu itu. Jun tahu kalau uang 50 juta dollar yang Anna curi darinya dulu itu dipakai untuk membayar tebusan pamannya Anna agar bisa keluar dari penjara saat itu. Jun juga tahu kalau dua bulan pertama saat dia mengenal Anna dulu itu, Anna sering membohonginya soal keadaan perempuan itu yang selalu mengatakan kalau dirinya baik-baik saja kepadanya.

Park Anna dulu memang baik-baik saja, perempuan itu terlihat normal dengan keluarga utuhnya tapi Jun juga tahu setelah kematian kedua orang tuanya, kehidupan normal Anna perlahan seolah hilang. Hilang saat dia dan adiknya harus diasuh dibawah naungan paman juga bibinya. Kehidupan Anna bahkan semakin parah setelah tiga bulan kematian kedua orang tuanya itu. Pamannya yang sangat suka berjudi menghabiskan seluruh harta kekayaan peninggalan orang tua Anna. Bahkan semakin diperparah saat pamannya itu hampir menjual Anna yang pada akhirnya membuat pamannya harus masuk ke dalam penjara.

Anna tidak akan mungkin memaafkan perbuatan pamannya kepadanya apalagi kepada adiknya yang masih kecil saat-saat itu. Tapi bibinya Anna memaksa Anna, selalu menuduh Anna lah yang membuat pamannya itu masuk ke dalam penjara hingga Anna mau tidak mau harus membayar tebusan kalau ingin membuat pamannya itu berhasil keluar dari penjara setelah orang yang merasa ditipu (orang yang sebelumnya dijanjikan untuk membeli Anna namun gagal hingga pada akhirnya mereka terlibat perkelahian karena Anna kabur saat itu) bisa mencabut tuntunannya pada pamannya Anna hingga pamanya bisa bebas. 

Bibinya Anna punya mulut yang sama tajamnya seperti mulutnya Jun. Sekali mengeluarkan kata, tajamnya bukan main. Makanya saat itu Anna yang masih tinggal bersama bibi juga adiknya itu merasa terdesak.

Lalu, Jun juga bukannya tidak tahu soal hutang Anna yang sangat banyak pada rentenir itu. Jun bahkan sudah pernah mengatakannya langsung pada Anna kalau Jun tahu soal itu bukan?

Bibinya Anna itu memang sama brengseknya dengan suaminya. Bibinya itu gemar membuang-buang uang, berfoya-foya hanya untuk pamer pada teman-temannya padahal uang yang selama ini bibinya habiskan untuk membeli kehidupan mewahnya adalah hasil dari uang pinjaman dan Park Anna adalah nama yang disebutkan sebagai penjamin hingga Anna lah yang harus bertanggung jawab atas segala hutang bibinya itu.

Ah, dan yang terakhir juga yang paling terpenting adalah soal adiknya Anna. Park Jisung adalah satu-satunya orang paling berharga yang sangat Anna sayangi makanya perempuan itu mati-matian bekerja sepanjang waktu untuk membiayai seluruh keperluan adiknya selain membayar hutang-hutang yang tidak ada habisnya itu.

Jun mengedipkan sepasang mata tajamnya. Tatapannya masih setia memerhatikan kamar Anna yang masih terang benderang diatas sana. "Jika saja dulu kau memintaku untuk membantumu dan jika saja dulu setidaknya kau bisa berpura-pura saja..." Jun tersenyum menahan sedikit pahit yang terasa didalam tenggorokannya itu kemudian dia menambahkan. "Setidaknya kau harus bisa berpura-pura tulus padaku! Apa berpura-pura tulus saja sudah tidak bisa kau lakukan dihadapanku dan lebih memilih untuk hidup menyedihkan seperti ini?"

Lagi, Jun tersenyum menahan sesuatu yang terasa menyesakan didalam dada kirinya itu. "Apa begitu sulit bagimu untuk berada didekatku hingga berpura-pura saja tidak bisa, Anna?"

Jun meletakan kedua tangannya lurus keatas setir mobilnya kemudian kepalanya dia dekatnya disetir mobilnya itu. Dagunya sengaja dia senderkan diatas sana lalu tatapannya masih awas mengawasi kamar Anna dilantai lima sana, terus begitu hingga kamar Anna menjadi gelap barulah Jun menghidupkan kembali mobilnya, mengendarai mobilnya dan melaju pulang.

The Worst ContractWhere stories live. Discover now