🍁31🍁

185 20 11
                                    

5 Bulan Kemudian

Nafisa semakin dekat dengan Adi. Pria itu benar-benar membuat dirinya nyaman. Adi berkali-kali menyakinkan dirinya jika Pria itu akan menyayangi dirinya. Adi pun berjanji pada Nafisa jika pria itu tidak akan mengakiti dirinya meskipun hanya seujung kuku pun.

"Nafisa, mungkin ini terlalu cepat. Tapi perasaan ini sudah tidak bisa kutahan lagi. Selama ini aku menunggu kamu. Aku mencintaimu. Keinginanku hanya satu, hidup bersama kamu hingga kita tua nanti."

Seperti itulah yang diucapkan Adi 2 bulan lalu. Nafisa bersyukur bisa bertemu kembali dengan Adi. Sejak anak dalam kandungannya meninggal, maka dalam hatinya sudah tidak ada lagi nama Reyhan. Nama itu sudah hilang.

"Ini ada apa sih Neer? Kenapa aku harus make up?" Tanya Nafisa bingung. Pasalnya Neera tidak mengatakan akan pergi kemana.

"Ada deh. Ada kejutan buat kamu." Jawab Neera. "Finish! Cantik banget." Ucap Neera.

Nafisa mengenakan gamis warna peach dengan jilbab warna senada yang sangat pas pada Nafisa.

Setelah selesai make up, Neera dan Nafisa kini menuju salah satu tempat. Tempat dimana kejutan telah disiapkan untuk Nafisa.

***
Nafisa keluar dari mobil Neera, matanya terpaku pada keindahan taman di depannya. Taman itu telah disulap menjadi indah, sepanjang jalan yang Ia lewati tadi bertabur dengan ribuan kelopak mawar merah. Dan di depannya sekarang, kelopak mawar tersebut berbentuk hati.

"MaaSyaaAllah. Indah sekali." Ucapnya takjub.

Tidak lama dari itu, Adi datang mendekati Nafisa dengan senyuman yang mengembang. Neera tersenyum kemudian pergi dari sana.

"Kak Adi." Ucap Nafisa lirih.

"Kamu suka?"

Nafisa mengangguk cepat. "Aku suka kak. Terima kasih." Ucap Nafisa.

Tanpa banyak kata, Adi mengeluarkan benda kristal dari dalam saku jasnya dan berlutut sebelah kaki di depan wanita itu. "Nafisa, mari kita lewati tahun-tahun berikutnya dengan bahagia bersama aku dan anak-anak kita kelak. Ayo kita menikah, kita habiskan sisa hidup kita dengan cinta." Ucap Adi dengan serius.

Wanita itu menatap lekat Adi, pria baik di depannya ini sangat mencintai dirinya. "Mari menikah kak." Jawab Nafisa tersenyum lebar.

"Yes!!!" Pekik Adi bahagia.

Tidak ada pelukan, tapi mereka saling melempar senyum satu sama lain. Mungkin setelah sah nanti, Adi tidak akan melepaskan Nafisa.

Neera, Bagas dan kedua orang tua Andika bertepuk tangan dengan bahagia. Mereka menghampiri Nafisa dan Adi.

"Aaa selamat Nafisa." Neera memeluk Nafisa dengan erat, menyalurkan kebahagian pada sahabatnya itu.

"Mama senang Nak." Ucap mama Inka pada calon menantunya. Haris nampak memeluk putra kesayangannya dengan bangga.

"Ma, Andika minta tolong. Tolong mama pasangkan cincin ini pada Nafisa." Pinta Andika. Dengan senang hati Inka melakukannya.

Tidak lupa mereka mengabadikan momen bahagia ini.

***
Hari-hari yang Nafisa lewati kini menjadi lebih baik, calon suaminya sangat baik padanya. Bahkan mereka tengah menyiapkan acara pernikahan di Bali. Hanya akan ada keluarga dan kerabat saja yang akan menghadiri acaranya nanti.

Nafisa menatap foto lamarannya kemarin yang baru dikirim oleh Adi. Ia tidak lelah untuk tersenyum menatap gambar tersebut.

"Pa, doakan Nafisa ya. Doakan untuk kebahagiaan Nafisa, kak Adi akan menjadi menantu papa. Pria yang sangat baik." Gumam Nafisa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dendam Pernikahan (Part 14-End)Where stories live. Discover now