Demam

23.7K 732 0
                                    

Setelah selesai mengganti bajunya, Zaki langsung bergegas untuk memasak. Ia yakin gadis itu pasti merasa lapar. Sampai selesai memasak Zaki belum melihat batang hidung Yura. Ia melihat ke ruang tamu dan tidak ada. Dan Zaki langsung menuju kamar gadis itu. Mengetuknya dan hening. Mengetuk lebih keras dan tidak ada sahutan. Tanpa pikir panjang Zaki langsung membuka pintu dan ternyata tidak dikunci.

Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Yura yang membungkus dirinya dengan selimut sampai batas leher dan menutup mata dengan tubuh yang menggigil. Zaki langsung bejalan cepat dan memegang kening Yura. Dan dugaannya benar gadis itu demam.

"Bunda, kalau demam itu obatnya apa?" Tanya Zaki, ia menelpon bundanya karena ia memang tidak pernah mengurus orang sakit.

"Siapa yang sakit nak?" Tanya bunda khawatir.

"Yura Bun!" Jawab Zaki.

"Ya Allah, kok bisa. Pertama kamu kasih makan dulu baru kasih obat demam. Kalau belum turun kamu kompres ya." Ucap bunda panjang lebar merasa khawatir kepada menantunya.

"Oke Bun."

"Kabarin bunda terus ya." Pinta bunda.

"Iya, udah dulu Bun!"

Setelah mematikan teleponnya Zaki langsung ke dapur dan membuat bubur. Dan mencari obat demam lalu membawanya ke kamar Yura.

"Hei, bangun." Kata Zaki menggoyang sedikit lengan istrinya. Setelah beberapa kali baru Yura bangun dan menatap sayu Zaki. Ia langsung duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

"Makan dulu." Zaki duduk di samping ranjang berniat menyuapi gadis itu. Sedangkan Yura menatap Zaki dengan tatapan tak terbaca nya. Baru tiga Yura langsung menggelengkan kepalanya tanda tak mau.

"Satu sendok lagi." Bujuk Zaki.

"Gak!" Tolak Yura.

"Satu sendok lagi, baru udah." Bujuk Zaki lagi.

"Oke satu sendok!" Final Yura lalu membuka mulutnya menerima suapan dari Zaki. Setelah selesai Zaki meletakkan piring ke atas meja dan memberikan Yura obat.

"Gue mau tidur, sana pergi!" Usir Yura, sambil membaringkan tubuhnya. Tanpa menjawab, Zaki langsung pergi sambil membawa piring kotor bekas bubur Yura.

Setelah tiga puluh menit Zaki kembali ke kamar Yura untuk mengecek demam gadis itu.

"Panas." Gumam Zaki, setelah itu ia langsung bergegas ke dapur mengambil baskom dan sapu tangan untuk mengompres Yura sesuai perkataan bundanya

Sampai di kamar, Zaki langsung meletakkan baskom di meja dan memeras sapu tangan dan meletakkannya di kening gadis itu. Yura yang memang sedari tadi tidak bisa tidur, menyadari keberadaan Zaki dan langsung membuka matanya melihat Zaki yang duduk di ranjangnya.

"Tidur."

"Gak bisa!" Kesal Yura karena sedari tadi ia sudah berusaha tidur. Tapi matanya enggan untuk terpejam. Zaki terdiam tidak tahu harus berkata apa.

"Susu hangat." Ujar Zaki tidak jelas.

"Apa!" Sewot Yura tidak mengerti.

"Mau susu hangat, siapa tahu bisa tidur." Ucap Zaki jelas.

"Gak." Tolak Yura.

Yura mengerutkan keningnya melihat Zaki keluar dan masuk lagi dengan laptop di tangan lalu duduk di meja belajarnya.

"Ngapain Lo disitu!?" Tanya Yura.

"Jagain Lo." Jawab Zaki tanpa mengalikan pandangannya dari laptop.

"Gak perlu sana pergi!" Usir Yura.

"Gak usah protes! Tidur."

"Kalo bisa tidur gue udah tidur dari tadi!" Kesal Yura kemudian berbalik memunggungi Zaki.

Merasa tidak ada suara Zaki berbalik dan melihat Yura membelakanginya. Cowok itu kembali fokus pada laptopnya. Ia harus mengerjakan tugas dari dosen. Tanpa Zaki sadari waktu berlalu begitu saja. Sekarang jam menunjukkan pukul satu malam. Setelah menutup laptop Zaki beranjak dari kursi dan menghampiri Yura. Memegang kening gadis itu dan tetap panas.

Zaki kembali mengganti kompres dan membuat Yura membuka matanya.
"Belum tidur juga?" Tanya Zaki dan dibalas gelengan dari Yura.

"Gue akan tidur disini." Ucap Zaki sambil mengambil karpet di samping lemari. Ia akan tidur di lantai sebab tidak ada sofa panjang di kamar ini. Setelah di pikir-pikir, ia harus sering mengganti kompres Yura agar demamnya turun.

Entah kenapa dengan Yura, tiba-tiba tanpa disadari mulutnya berkata. Menyuruh Zaki tidur disampingnya. Ini pasti akibat sakit. Jika tidak mana mau ia tidur dengan si cowok datar.

"Yakin?" Tanya Zaki heran.

"Gue cuman gak mau hutang budi sama orang, karena Lo udah rawat gue jadi gue izinin Lo tidur di ranjang!" Ujar Yura.

"Awas kalo macam-macam gue slending kepala Lo! Ancam Yura lalu meletakkan guling ditengah-tengah sebagai batas antara mereka.

"Ini batasnya! Kalau lewat bayar satu juta!" Peringat Yura lalu membaringkan tubuhnya sambil menutup mata. Tanpa di suruh Zaki langsung menaiki ranjang dan menutup mata, menurutnya ini hari yang sangat melelahkan.

***

Untuk pertama kalinya Zaki bangun dan melihat ada seorang gadis disampingnya. Dan yang paling mengejutkan adalah tangan Yura yang melingkar manis di tubuhnya. Bagaimana jika gadis ini bangun dan melihat bahwa dia yang melewati batas yang dibuatnya sendiri. Pasti gadis cerewet ini akan marah-marah padanya. Karena Zaki sadar Yura tidak pernah salah walaupun salah tatap tidak akan salah. Itulah cewek.

Hari ini Zaki bangun kesiangan. Semalaman ia harus mengurus Yura, mengganti kompres gadis itu. Mengecek suhu nya. Dan semua kerja keras Zaki terbayar saat ia menyentuh kening Yura dan tidak merasakan panas lagi.



Y dan Z ( Tahap Revisi )Where stories live. Discover now